The Best Mom

00.Prolog

Hujan malam ini tidak bisa disebut sebagai hujan biasa, guntur menyahut beserta kilat yang membuat siapa pun enggan untuk keluar dari rumah. Namun, ada empat anak gadis yang tidak sungkan untuk bermain hujan, bahkan mereka sampai tertawa lepas di sana.

"Nadin!"

"Gempita!"

"Terra!"

"Nila!"

Seruan itu memecah derasnya suara hujan. Empat anak gadis itu menoleh, mereka kontan saling berpegangan tangan dengan erat. Tubuh mereka menjadi sangat dingin begitu melihat mendekatnya wanita itu.

Wanita yang berstatus sebagai Ibunda dari keempat anak gadis itu menghempas payung hitam pekat yang ia gunakan. Keempatnya menunduk takut, dan mulai mundur begitu Sang Bunda melangkah maju. Hingga tanpa sadar kelimanya kini sudah berada di tengah jalan yang sangat gelap, kilat disertai guntur terdengar memecah keheningan di sana.

TIN!

TIN!

Lampu itu menyorot sempurna pada mereka yang berdiri di tengah jalan, sebab derasnya suara hujan membuat mereka tidak menyadari akan bahaya. Belum sempat menyelamatkan diri, mobil yang melaju kencang itu sudah lebih awal menghantam tubuh kelimanya.

Tubuh mereka terguling ke arah yang berbeda-beda. Pengendara mobil itu lantas turun, ia menghampiri seseorang yang tak begitu jauh dari mobilnya. Begitu dihampiri, wanita itu menggapai lengannya dan mengatakan:

"To-longh, se-la-mat-kanh, a-nak-a-a-nakh!"

Malam itu juga, sirine mobil ambulans beserta mobil polisi terdengar. Para petugas langsung melakukan tindakan agar lima korban di sana terselamatkan.

Starring:

"Aku tidak takut mati, aku takut anak-anak mati sebelum aku."

Embun Selina

"Bunda maaf, nilai Nadin turun lagi."

- Nadin -

"Bunda tidak seperti ini, kamu bukan Bunda."

- Gempita -

"Bunda... Jangan pukul Terra."

- Terra -

"Bunda tidak pernah peluk Nila."

- Nila -

Selamat datang di cerita mereka lagi, kali ini Sinb naik pangkat jadi Bundanya mereka...