Alex mulai bangkit dan perlahan melepaskan asetnya serta segera memakai celananya membuat laras sekarang bisa ikut berdiri lalu dengan cepat mengambil potongan bajunya untuk menutupi badannya yang naked dan lengket.
"Apa maksudmu semua ini alex?". tanya bunda sambil menatap jijik ke arah laras
"Ternyata kamu bukanlah maid melainkan seorang jalang rendahan". Ucapnya sambil menunjuk ke arah laras
"Jangan seperti itu kepada laras,aku mencintainya". Alex mulai jujur dengan segala keresahannya
"Cinta?, Sudah jelas sekali kalo kalian beda kasta. bukannya bunda sudah menjodohkanmu kepada siska".
"Siska sudah tidak ada disini,kami berdua memutuskan untuk membatalkan pernikahan". Ucap alex sambil menatap wajah ibunya
"Hanya karena cewek jalang ini kamu membatalkan pernikahan yang akan membuat keturunanmu semakin jaya". Ucap bunda dengan tatapan penuh amarah kepada laras
Laras terus saja menunduk malu seakan harga dirinya semakin hancur mendengar ucapan ibunda alex sedangkan dirinya sedang mengandung cucunya,Laras langsung masuk ke dalam kamarnya setelah mendapatkan kode oleh alex. Air matanya semakin tumpah dan sesekali ia mengusap perutnya yang telah sedikit membuncit.
"Bunda akan pulang dan ingat untuk tidak melakukan hal gila apapun dengan jalang murahan itu". Ucapnya sambil melangkah menjauh
Suara ketukan pintu membuat laras terkejut dan membukanya perlahan lalu mendapati alex yang tengah terdiam itu langsung masuk kedalam kamar laras.
"Maafkan bunda yang telah berkata kasar kepadamu tapi wajar sekali kalo ia marah". Ucap alex sambil memeluk tubuh perempuan yang terlihat ketakutan itu
"Untuk lima bulan kedepan aku harus keluar kota untuk bisnis jadi aku harap kamu bisa jaga diri selagi aku pergi". Tutur alex menambahkan
"Aku akan menunggumu". Ucap laras sambil memeluk alex dengan kencang
Alex mulai menuntun laras menuju ranjangnya untuk tidur dan akhirnya mereka tertidur dengan keadaan nipple merah jambu laras kembali di hisap oleh alex sambil tidur.
Matahari mulai menunjukkan pesonanya sedangkan laras dan alex masih saja bergerumul di atas kasur namun sebuah kecupan pelan membuat laras akhirnya membuka matanya lalu mendapati alex yang tengah mengukung tubuh laras dari atas.
"Setidaknya kita harus main sebelum aku berangkat dinas". ucap alex pelan membuat laras tersenyum malu
Alex mulai mencium bibir laras dengan pelan dan menyentuh tubuhnya perlahan membuat laras berusaha menahan desahannya akhirnya terdengar juga, tangan kekar alex mulai turun bergerak turun ke arah gunung kembarnya dan menyentuhnya perlahan.
"Aku akan merindukan nipplemu ini". Ucap alex yang mulai melanjutkan aksinya dengan menghisap nipple merah itu membuat pancuran asi keluar begitu banyak
Dengan perlahan tapi pasti alex mulai menghisap nipple itu dan sesekali mengurutnya membuat laras langsung melengkungkan tubuhnya membuatnya semakin seksi dimata alex.
Alex mulai melepaskan tautan bibirnya dan mulai menepatkan asetnya yang besar itu ke dalam gua hangat menjepit laras dengan satu hentakan membuat laras berteriak kuat namun dengan cepat alex mencium bibir laras hingga perempuan itu berangsur tenang.
Mata yang bergetar itu mulai menatap alex dengan tenang dan dengan perlahan ia melepaskan tautan bibirnya serta mengusap air mata yang menetes dari sudut matanya.
"Liat wajahku laras". Ucap alex sambil mengusap pipi merona itu perlahan
"Mari kita buat kenangan indah sebelum aku pergi dinas ya". Ucapnya lagi dan laras hanya mengangguk setuju
Aset kekar itu mulai bergerak perlahan meskipun sesekali mengenai gspot laras membuat perempuan itu mendesah kenikmatan dan alex mempercepat menggenjot laras hingga kasur terdengar berdecit akibat ulahnya.
Meskipun waktu terus berjalan hingga tengah hari alex masih saja melanjutkan aksinya hingga sesekali ia istirahat dengan menghisap nipple laras.
"Menungginglah laras". Ucap alex yang langsung di turuti oleh laras
Alex mulai mendorong asetnya perlahan hingga masuk kedalam dubur laras yang masih saja terasa ketat meskipun sudah sering ia jebol.
"Tahan sebentar". Ucap alex yang mulai menggerakkan asetnya hingga tubuh laras ikut bergerak dibuatnya
"Ouhh sakit sekali".
"Ishh ketat dan nikmat ouhh". Racau alex yang semakin mempercepat genjotnya
Alex kembali menyemburkan cairan hangat itu kedalam dubur laras hingga banyak sekali yang ikut tumpah saat ia melepaskan asetnya.
"Aku akan bersiap pergi bandara tapi aku ingin kamu pumping asimu sebanyak mungkin untuk stock aku disana". Ucap alex yang mulai beranjak dari kasur
"Iya sayang". jawab laras pelan dan langsung membenarkan posisinya serta mengambil alat pumping yang selalu ada di kamarnya itu
Sebuah ketukan membuat laras mencari sumber suara ternyata ia mendapati alex yang sudah terlihat begitu rapih dengan balutan jas hitam dan sebuah koper besar di tangan kirinya.
"Aku sudah menyiapkan 25 pouch apakah cukup?". tanya laras yang langsung diberikan sebuah kecupan hangat di pucuk kepalanya
"Makasih ya sayang, setelah dinas aku janji akan menikahi kamu dan meminta restu kepada bunda". Ucap alex sambil memasukan semua pouch pada kopernya
"Aku punya kejutan untuk kamu tapi lebih baik kamu tidak mengetahuinya hingga hari pernikahan kita". kata laras dengan senyumannya yang khas
Alex mulai memberikan pelukan yang begitu hangat dan menyakinkan laras bahwa dirinya akan kembali lalu bersiap dengan hadiah yang sebelumnya laras sebutkan.
"Aku pergi dulu dan jaga dirimu disini,aku pergi hanya sebentar". Ucap alex sambil berusaha menenangkan laras yang terlihat akan segera menangis itu"Aku akan menunggumu". Jawabnya sambil tersenyum
Alex mulai melangkah meninggalkan laras yang masih berada di atas kasur itu dan pergi menuju bandara meskipun sebenarnya laras bisa saja ikut mengantar tapi alex enggan membuat laras kesulitan dan memilih berangkat seorang diri meskipun bundanya sudah tau tentang keberangkatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubuhku Milik Bosku [TAMAT]
RomancePernahkah kalian merasa tersakiti? Dicaci-maki? Dikhianati? Bahkan dibuang oleh keluarga sendiri? Seorang gadis remaja yang dibuang oleh keluarganya mencoba berjuang untuk hidupnya, bergantung dengan usahanya dan kehidupannya berubah drastis saat ia...