Kota***berada di sudut ibukota membuat daerah itu bisa dibilang cukup sepi dan kurang terkenal meskipun begitu laras begitu hafal seluruh tempat itu karna ia kecil hingga dewasa tumbuh disana,Laras tidak memiliki orang tua karena sedari kecil ia hanya tinggal seorang diri di rumahnya yang telah usang meskipun beberapa kali bibinya datang berkunjung sebelum mereka memutuskan untuk pindah keluar kota. Laras bahkan tidak berpendidikan karena ia tidak memiliki penyalur dana tetap karena ibunya meninggalkannya saat berusia lima tahun sedangkan ayahnya entah yang mana karena ibunya bekerja di dunia malam sebagai penghibur itulah mengapa ia sering kali dicemooh dan di jauhkan lantaran dicap sebagai anak haram.
Laras mulai turun dari bis dan berjalan ke arah rumahnya dulu yang mungkin butuh perawatan lebih untuk saat ini namun hari yang masih begitu terang tentunya masih banyak kegiatan di daerah tersebut dari anak kecil yang tengah bermain hingga sekumpulan ibu ibu yang sedang sibuk mengobrol,Ia tidak menghiraukan pandangan aneh kepadanya dan langsung membuka pintu rumah lalu masuk ke dalam sana membuat beberapa orang itu langsung heboh hingga berbisik sambil menunjuk kearah rumahnya membuat laras hanya bisa terdiam di balik pintu sambil mengusap airmata karena perih dan kesedihan ia semasa kecil kembali terbuka.
Ia memilih untuk berkeliling di sekitaran rumah tua itu sambil mencari tempat yang pas baginya untuk beristirahat dan dengan perlahan dirinya mulai membuka isi kopernya lalu mengeluarkan sebuah kain untuk alasannya tidur di kasur yang sudah sangat rusak itu.
"Sesungguhnya aku sangat merindukanmu alex". Ucap laras sambil berusaha memejamkan matanya
Kicauan burung yang terdengar begitu langka akhirnya ia kembali dengar dengan begitu jelas,hari ini sangatlah sibuk baginya karena harus merenovasi rumah ini secara keseluruhan dan ia akan tinggal di apartemen untuk beberapa waktu agar lebih meminimalisir pengeluaran.
"Permisi". Ucap laras sambil mengetuk rumah yang berada di sampingnya
"Iya,cari siapa?". Perempuan paru baya itu menatap ke arah laras dengan aneh
"Aku mau cari tukang renovasi rumah,apakah ibu tau?".
"Suami saya bisa merenovasi rumah mba tapi mba ini siapa ya?". tanyanya lagi
"Aku laras bu".
"Laras? Laras anak kecil yang dulu hidup sebatang kara itu?". Mendengar itu ia hanya bisa tersenyum sambil mengangguk pelan
"Astaga nak,kamu selama ini kemana aja? Biasanya suka datang kesini terus kita makan bersama". Ucap perempuan itu sambil memeluk laras dengan tangannya yang terlihat sudah tidak muda lagi bahkan air matanya kini telah menetes deras
"Laras kerja nek dan sekarang akan tinggal disini lagi". Jawabannya sambil mengusap punggung perempuan itu
Riani dan Werdha itulah nama orang yang telah menyelamatkan laras dari kelaparan hingga bertahun tahun meskipun tidak memiliki hubungan darah,ia telah meninggalkan kota tersebut saat mengalami masa kelam dimasa lalu.
"Maafkan laras ya nek sudah pergi tanpa pamit". Laras mulai melepaskan pelukannya dan mengusap mata nek riani
"Nenek gapapa,daripada kamu tinggal di sana lebih baik tinggal disini saja ya". Ucapnya sambil memegang tangan Laras dengan kuat seakan tidak ingin kehilangan lagi
"Tapi nek".
"Disini ada kamar kosong nanti biar kakek benarkan dulu". Laras tidak ingin membuat nek riani kecewa akhirnya mengangguk setuju lagipula ia harus berfikir agar keuangannya tetap stabil
Laras mulai mengambil semua barangnya dan kembali kerumah nenek bahkan sambutan hangat dari kedua orangtua itu membuat laras meneteskan airmatanya.
Sebulan telah berlalu dan kehidupan laras mulai berjalan normal bahkan nenek menerima dirinya yang sedang hamil tua tanpa adanya suami tapi laras sudah memantapkan hatinya untuk pergi kembali ke kotanya bersama alex karena ia begitu mencintai alex meskipun faktanya mereka tidak bisa bersama.
"Bulan depan kemungkinan aku lahiran tapi aku berharap bisa bertemu dengan alex meskipun sekali". Ucap laras pelan
"Nanti jaga diri dan calon anakmu". Ucap nenek dan kakek sambil mengantarkan laras ke terminal
"Terimakasih atas segalanya ya nek,,kakek". laras langsung memeluk kedua orangtua itu dan memberikan senyuman terbaiknya sebelum menaiki bis
Laura sudah menetapkan pilihannya dan ia memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen lalu mencari pekerjaan.
Dilain sisi
Alex mulai memasuki rumahnya yang terlihat begitu kosong dan kotor bahkan tanaman di halaman rumah sangat rusak serta tidak terurus.
"Laras sayang!". Teriak alex sambil berjalan ke arah kamarnya tapi tidak mendapati siapapun bahkan di kamar pribadi laras
"Kamu kemana laras". Tutur alex sambil mencari informasi melalui bodyguardnya dan ia mendapatkan kabar yang mencengangkan dari supir pribadi laras yang akhirnya menjelaskan semuanya
"Baik pak silahkan keluar". Ucap alex yang kini kembali seorang diri di kamar laras
"Laras hamil? Anak saya?".
"Kenapa laras tidak berbicara kepada saya malah bunda yang mengambil tindakan tanpa izin kepadaku". Ucap alex perlahan namun tatapan matanya kini jatuh ke arah nakas yang terdapat handphone milik laras
Alex membuka laci nakas dan mendapati sebuah testpack lalu foto hasil usg yang terlihat jelas adanya bayi disana.
"Tenang sayang, aku akan mencari kamu kemanapun dirimu sekarang". Ucap alex sambil memegang hasil usg itu dengan erat
Sebuah nada dering memecahkan lamunan alex dan dengan cepat ia mengangkat telpon yang tertulis nama bunda disana.
"bunda akan kesini dan sepertinya aku harus pergi dari keluarga besar ini dan memperjuangkan kebahagiaanku". tutur alex dengan matang
Alex mulai merapihkan barang dan pakaiannya ke dalam koper serta tidak lupa memasukan surat surat pribadi miliknya hingga terdengar suara ketukan pintu membuat
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubuhku Milik Bosku [TAMAT]
RomancePernahkah kalian merasa tersakiti? Dicaci-maki? Dikhianati? Bahkan dibuang oleh keluarga sendiri? Seorang gadis remaja yang dibuang oleh keluarganya mencoba berjuang untuk hidupnya, bergantung dengan usahanya dan kehidupannya berubah drastis saat ia...