NARA 13

107 6 0
                                    

Saat diperjalanan pulang. Fikiranku berkecamuk. Membayangkan satu hari tanpa kabar darinya pun aku sesak, apalagi dengan sengaja menghilangkan kehadirannya dirinya dihidupku. Tanpa rasa ragu aku memutar balik arahku menuju rumah sakit tempat kekasihku itu dirawat. Sesampai dirumah sakit. Dengan langkah sedikit berlari aku berjalan keruangannya.

Sebelum pintu itu aku buka, aku memejamkan mataku dan mengatur nafasku secara perlahan. Dirasa siap aku mendorong pintu itu perlahan. Aku melihat tidak ada kekasihku disana. Keningku sedikit mengkerut melihat botol infus dan selangnya masih menggantung didekat brangkar.

"sayaang...sayaaang... kamu dikamar mandi?". Panggilku sedikit khawatir. Karena tidak ada jawaban, akhirnya aku mencoba masuk. Aku terkejut melihat kekasihku dalam keadaan basah kuyup.

"babe...kamu kembali".

"sayaang kamu". Sebelum tubuhnya terjatuh ke lantau dengan cepat aku menopangnya. Aku mencoba membawa kekasihku itu berbaring di brankar. Aku juga tidak lupa meneka tombol panggilan yang terletak diatas brankar.

Tanpa menunggu waktu lama, dokter dan suster datang. Mereka terkejut melihat keadaan kekasihku. Dan aku bisa melihat sorot mata seakan meminta jawaban atas apa yang terjadi.

Seusai kekasihku diperiksa. Dokter menyarankan untuk mengganti pakaian yang dipakai kekasihku itu. Dan memberi suntikan obat penenang karena melihat ada bekas benturan di kening kekasihku. dokter menduga kekasihku itu mencoba menyakiti dirinya sendiri.

"sayang kenapa harus seperti ini hmm...? Kamu mau membalasku? Hiks..hiks..hiks... maafkan aku". Air mataku mengalir deras ketika melihat wajah kekasihku itu tertidur dengan luka dan lebam diwajahnya. Aku menggenggam erat dan sesekali mengelus tangan kekasihku itu.

Empat jam kekasihku itu tertidur lelap sekarang dia mulai membuka matanya perlahan.

"kamu sudah bangun?". Ucapku dengan tersenyum meninggalkan rasa khawatir disana.

"Babe...aku haus". Kira mencoba untuk duduk dan bersandar.

Aku menyerahkan air minum yang ada dimeja. Dengan cepat kekasihku menghabiskan air itu tanpa tersisa setetes pun. Aku melihat senyuman mengembang di bibirnya.

"mau peluk". Pinta kekasihku sambil menyuruhku bergabung di brankar duduk disampingnya.

"babe, aku suka bau parfurm ini". Kira mengatakannya sambil mencium pundakku. Menciumi setiap inti diwajahku dengan lembut lalu dia berkata "aku mencintaimu....sangat mencintaimu". Kata mencintaimu itu terdengar tulus. Mataku mulai berkaca. Tanpa meminta izin kekasihku mencium bibirku. Aku pun membalasnya. Dia melumat dengan lembut dan sesekali menggigit bibir bagian bawahku. Lidahnya bermain didalam mulutku. Ciuman itu berlangsung lama, tanpa sadar suara desahan keluar dari mulutku.

Kekasihku melepaskan ciuman itu. Dia tersenyum dan menyatukan keningnya ke keningku. Aku bisa merasakan airmata hangat itu jatuh dipipinya.

"sayang kenapa kamu menangis?".

"babe... apa kita menikah saja biar kita bisa terus seperti ini?". Sungguh kira merasa ingin terus Bersama kekasihnya dan meninggalkan semua yang berhubungan dengan ayahnya itu.   

   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang