NARA 17

92 6 0
                                    

Waktu begitu cepat berlalu. Aku dan nada disibukkan dengan urusan pekerjaan masing – masing.

Nada sibuk dengan persiapan untuk peluncuran perdana filmnya dan aku disibukkan dengan persiapan untuk peluncuran produk baruku. Aku dan nada terkadang kami hanya menghabiskan waktu kami dimalam hari.

Hari ini aku dikantor baru ku. dengan sedikit bantuan biyan akhirnya aku bisa menemukan tempat yang cocok untuk dijadikan kantorku. Walaupun tidak begitu besar. Tapi aku rasa ini sudah cukup. Aku tertawa geli saat memasuki ruangan tempatku bekerja. Melihat namaku tertera dengan jelas dimeja miliku itu. "NINETYTWO". Nama perusahaan yang aku buat.

"alkira darmawan angkat teleponku sekarang". Aku membaca pesan dari ayahku. Tidak lama aku membuka pesan itu. Dering handphoneku berbunyi dan iya. Itu dari ayahku.

"Hmm...". Jawabku.

"pulang kerumah kira. Aku menunggumu dirumah. Pulang kira sekarang juga".

"tidak mau. Dan tolong jangan ganggu aku lagi".

"tidak mau kamu bilang? Memangnya aku tidak tau kamu tinggal dimana sekarang kira. Pulang atau kamu mau aku sedikit bermain dengan gadismu itu?".

"hentikan! Jangan mengancamku lagi. Aku sudah tidak peduli padamu lagi". Ucapku dengan lantang. Dan mematikan panggilan itu.

Tinggal satu minggu lagi acara peluncuran perdan film nada akan dilaksanakan. Aku dan nada tidak sabar menunggu hari itu tiba. Hari ini nada tidak pulang kerumah karena ada kegiatan lain diluar kota yang mengharuskan nada menginap disana.

Aku bangun dari tidurku dengan wajah yang sedikit berantakan. Aku bangun kesiangan hari ini. Semalaman aku tidak bisa tidur. Aku terlalu merindukan kekasihku itu sampai membuat aku tidak bisa tidur. Dengan perasaan setengah sadar, aku melihat handphoneku. Ada banyak sekali notif dan panggilan telepon.

Aku membaca satu persatu. Notif masuk dari media sosial punyaku. Aku terkejut namaku dan nada menjadi trending satu disana. Foto yang memperlihatkan aku dan nada dengan pose seakan sedang berciuman. Foto itu tersebar dengan cepat dan ada banyak komentar buruk disana. Melihat itu dengan cepat aku melakukan panggilan telepon ke kekasihku.

"babe? kamu baik – baik saja? Babe maafkan aku". Sungguh aku merasa bersalah sekarang.

"kenapa minta maaf sayang? Ada yang berusaha merusak semuanya sayang. Dia mungkin tau tentang peluncuran film ku. kamu jangan khawatir, oke? Aku dan agensiku akan mencoba mencari solusi untuk masalah ini".

"babe, kalau kamu membutuhkanku aku siap membantumu babe. kamu tau aku menghawatirkan kamu".

"sayang untuk sekarang aku mohon kamu jangan membuka sosial media dulu. Aku tidak mau kamu berfikir macam – macam tentang komentar mereka. Mengerti?".

"baik babe. kamu juga. Aku mohon jaga dirimu babe". akupun mematikan panggilan telepon.

Dan tepat didetik itu juga muncul notif pesan dari ayahku.

"bagaimana kejutannya kamu suka?".

Aku menekan tombol panggilan itu dengan cepat. Dadaku terasa sesak dengan emosi yang tertumpuk.

"jadi semua ini karena ulah papi? Papi benar – benar kelewatan".

"pulang sekarang alkira atau kamu mau ayahmu ini melakukan yang lebih lagi. Kamu mau karir gadismu itu hancur dalam sekejap?".

"papi aku mohon berhenti membuat nada jadi incaran papi. Aku akan pulang pi".

"itu pilihan yang bagus".

"sial". Umpatku.

"bi. Kamu sudah melihat berita yang beredar? Fotoku dan nada tersebar bi. Dan semua ini adalah ulah ayahku. Sekarang aku akan pulang kerumah ayahku. Tolong jangan katakan kepada nada masalah ini. Aku ingin menyelesaikannya dengan ayahku. Dan kalu nada menanyakan aku dimana. Jawab saja kita sedang membeli bahan untuk produkku diluar kota". Aku mengirim pesan ini ke biyan dan mematikan teleponku.

Sesampai dirumah ayahku. Aku mengelilingi rumah mencari keberadaan ayahku. Dan akhirnya aku melihatnya diruang kerja miliknya.

"Harusnya kamu berfikir dulu sebelum keluar dari rumah ini kira".

"Meninggalkan orang jahat seperti papi tidak perlu membutuhkan waktu untuk berfikir pi".

"Waah...sudah berani kamu yaa? kamu fikir aku tidak tau apa yang kamu lakukan diluar sana hah? kira kamu sudah gila hah? memilih berhubungan dengan gadis itu". Tangannya mencengkeram wajahku dengan kasar.

"Pi, aku mencintainya. Dan itu bukanlah urusan papi. Jadi berhenti mengincar hidupnya".

"Hhaha...Hhhaha...". Menampar berulang - ulang kedua pipiku dengan sangat keras.

"Apa dia bisa menjagamu? Memberiku keturunan? Hubungan sesama jenis itu salah kira. Aku tidak akan membiarkan darah dagingku sendiri memilih jalan yang salah. Mengerti?".

"Tidak ada yang salah dalam mencintai pi. Ini hidupku biarkan aku yang memilih".

"Sekarang bereskan semua barangmu. Ikut denganku ke bandung. Tinggal lah bersama Naya dan Kenny disana atau aku gagalkan acara peluncuran film gadis itu".

"tidak mau. Aku tidak akan pernah tinggal bersama wanita itu. Berhenti memaksaku".

"baiklah kalau itu pilihanmu. Ikut denganku sekarang". ayahku menyeretku kedalam kolam renang. Menenggelamkan kepalaku disana secara berulang – ulang. Nafasku mulai terengah – engah. Tanganku gematar hebat, mataku memerah. Enxiety ku kambuh. Menggerogoti perlahan seluruh bagian tubuhku.

"Nada". kata yang tiba – tiba keluar dari mulutku.

Belum puas menyiksaku dikolam berenang. Ayahku membawaku masuk kedalam kamarku, menarikku kekamar mandi. Memukulku dengan menggunakan ikatan pinggangnya, Menendangku dan bahkan menyemprotkan air panas menggunakan shower keseluruh tubuhku. Seluruh tubuhku melemas seketika, bahkan rasa sakit tidak aku rasakan lagi, mungkin sudah mati rasa.

"aku harap kamu bisa berfikir jernih setelah ini kira". Ayahku meninggalkanku begitu saja. Mengunci pintu kamar mandi, membiarkan aku terkurung dengan pakaian yang basah.

Hampir tujuh jam aku terkurung di kamar mandi. Bibirku membiru, tangan dan kakiku mengkerut, menggigil kedinginan. Aku juga merasakan darah yang keluar dari hidungku mengalir jatuh kelantai. Aku mencoba menahannya menggunakan tanganku.

"Tok...Tok...Tok".

"non kira... non kira ada didalam? Non tunggu sebentar bapak bukain pintunya". Teriak pak rudi yang berusaha menolongku.

"pak...kira...to...to...long pak". Ucapku lirih Aku menangis sesegukan.

Pintu kamar mandi pun terbuka. Betapa terkejutnya pak rudi melihat keadaanku didalam sana. Wajah yang dipenuhi dan sekujur tubuh yang di penuhi lebam dan luka bahkan ada bekas darah yang menempel dihidungku.

Pak rudi membawaku kekamar memanggil bibi menyuruhnya mengganti pakaianku. Pak rudi juga menelepon dokter untuk memeriksa keadaanku.

POV NADA

Aku berada diluar kota. Disaat itu aku diberitahu oleh phi beer tentang rumor hubunganku dengan Kira. Namaku dan kira menjadi topik hangat di sosial media. Ada banyak ujaran kebencian disana. Banyak penggemar yang kecewa padaku. Bahkan tak menyangka tak menyangka aku bisa menjalin hubungan dengan kira karena mereka fikir aku tampak serasi dengan Rayyan.

Karena khawatir dengan keadaan kekasihku itu. Dengan cepat aku ingin menhubunginya, tetapi ternyata kekasihku itu terlebih dahulu menelepon. Aku berusaha untuk menenangkannya.

Sudah lima hari dari terakhir kali kami komunikasi melalui telepon. Kekasihku sampai saat ini tidak bisa aku hubungi, aku mencoba meminta bantuan biyan. Jawaban yang terus menerus sama "Kira pergi keluar kota urusan pekerjaan" aku tau biyan menutupi sesuatu dariku.

Hari ini adalah acara peluncuran filmku. Aku berusaha berkali – kali menghubungi kekasiku itu. Tapi tetap sama tidak aktif. "sial...aku tidak perduli dengan acara ini". aku terlalu focus memikirkan keadaan kekasihku itu. Aku berharap dia baik – baik saja. Dan iya aku sudah menemukan solusi untuk rumor yang beredar itu.

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang