NARA 15

102 7 1
                                    

"babe... bangun".

Kira mengelus lembut pipi nada. kira melirik kearah jam dinding yang terpasang dikamar nada, sudah menunjuukan pukul sepuluh pagi.

"babe...".

"Hmm...". jawab nada yang masih terlihat mengantuk dan mendekatkan wajaknya kearah wajah nada.

"babe. aku lapar".

"kamu lapar? mau langsung pesan atau aku yang masak?".

"pesan saja babe, sudah tidak bisa ditahan".

Nada beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi.

Drrrt...Drrrt...Drrrt...

Suara handphone kira berbunyi dan tertera tulisan biyan disana. Dengan cepat kira mengangkat panggilan itu.

"ada apa?". Tanya kira dengan ketus.

"nanti siang aku kesana yaa ra. Mau ngomongin tentang bisnis kamu. Kita tidak harus secepatnya nentuin tanggal peluncuran produk kamu".

"oke. Aku tunggu kamu datang kesini. Mau jasmine tea".

"baiklah. Gimana semalam tidurnya nyenyak? Jangan bilang kamu sama nada ke blablasan?".

"Bi!".

Biyan tertawa puas mendengar teriakkan nada. lalu mematikan panggilan itu.

"Dari siapa sayang?".

"biyaan babe. katanya mau kesini babe".

"kenapa? Ada yang penting sayang?".

"minta keponakan katanya". 

***

"babe. kamu hari ini kerja?".

Mendengar pertanyaan kira. Nada dengan refleks menyentil keningnya.

"aaw...sakit babe". mengelus keningnya yang memerah karena sentilan nada.

"kamu fikir aku bakalan ninggalin kamu sendirian. Aku mau kamu pulih dulu. baru aku kembali kerja lagi sayang".

kira menekukkan wajahnya pura – pura merajuk. Kemudian menarik tangan nada mendekat padanya. Kira menggelitik perut nada tanpa ampun.

"sayang geli sayaaang". tawa nada dan membuatnya sedikit kesal.

"melihat kamu tertawa geli membuat aku jadi mikir enak babe".

Kira pun menarik tengkuk leher nada. menyatukan bibir mereka. Kira melumat habis bibir nada. sesekali menggigit bibir itu dengan lembut. ciuman mereka pun berlangsung lama.

"Hah...Hah..Hah... sayang kamu mau bunuh aku?".

"maaf babe". kira menempelkan kembali bibirnya ke bibir nada. menciumnya dengan lembut. Dan ciuman itupun turun dibagian leher nada. mengecup, menyesap dan menggigit leher nada, meniggalkan jejak kepemilikkan disana.

"BODOH!".

Kira dan Nada pun terpelonjak terkejut melihat ke arah biyan. Yang melangkahkan kakinya kearah mereka.

"hay..bi. kamu sudah datang". Kira memasang wajah polosnya dihadapan biyan.

"apa semalam kalian belum puas sampai harus melanjutkannya disiang hari?".

"stop it! Keluar bi. Aku sedang tidak mood bahas kerjaan sekarang". ucap kira sambil melemparkan bantal yang ada di sofa ke arah wajah biyan.

Nada pun berlari begitu saja meninggalkan kiran dan biyan karena malu atas perbuatan yang telah mereka lakukan tadi.

***

POV KIRA

Sore harinya. Aku dan nada memutuskan untuk pergi ke pemakaman ibuku.

"Mami apa kabar? Maaf sudah lama kira tidak kesini. Apa mami kangen sama kira? Kira berharap mami bahagia disana. Kira sudah tau semuanya mi. maafin kira yang terlambat mengetahui semuanya mi".

Kira menarik nafasnya menahan air matanya agar tidak keluar. Namun suara isakan itu keluar begitu saja.

"mami kenalin ini nada. mami masih ingat nada kan? Gadis kecil yang kira ceritain waktu itu. Yang ketemu kira pas di pasar malam. Jamnya kira kasih ke nada. ini yang namanya nada mi". kira tersenyum sambil melihat ke arah nada.

"hallo tante. Aku nada. tante aku mencintai anak tante. Aku ingin membahagiakan anak tante dengan segala kasih sayang dan cinta yang aku punya tante. Aku tidak ingin kehilangannya kedua kalinya". Kira mengelus pundak nada dengan lembut. Mereka pun perlahan berjalan menjauh ke arah mobil.

"doakan kehidupan kira dan nada dipenuhi kebahagiaan yaa mami". Mohon kira didalam hati ditujukan kepada ibunya.

"Hujan". Bisik nada.

Aku dan nada pun berlari menuju keara mobil yang terparkir.

"dingin babe". ucapku sambil menahar bibirku yang sedikit bergetar.

"pake ini sayang". Nada menyerahkan selimut yang ada didalam mobil dan menutup seluruh bagian tubuh nada dengan selimut.

"tangan kamu dingin banget sayang". Nada menggenggam erat tangan kira sesekali mengusapnya dengan pelan.

"inihangat babe". merasakan genggaman tangan nada. dan menarik tangan nada ke arahbibirnya. Mencium tangan itu. Menandakan kalau kira merasa lebih baik sekarang.

 Menandakan kalau kira merasa lebih baik sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang