NARA 18

122 7 1
                                    

POV KIRA

Hari ini peluncuran film nada. Aku ingin menghadirinya. Tubuhku masih terasa lemas, kepalaku masih terasa sakit. Dengan tenaga yang tersisa aku diam mengendap – endap keluar dari rumah.

Setelah berhasil keluar. Aku pergi ke Gedung tempat acara peluncuran film berlangsung. Sesampai di Gedung aku berjalan masuk kedalam ruangan yang disediakan untuk acara tersebut. Aku datang menggunakan setelan celana jeans dan hoodie. menutupi wajahku dengan masker dan kacamata. Agar tidak ada yang mengenaliku disana.

Acarapun dimulai. Aku bisa melihat Nada menggunakan gaun berwarna hitam sedikit terbuka, memperlihatkan lengkuk tubuhnya. "cantik". bisikku didalam hatiku. Tibalah di penghujung acara. Semua pemain berdiri di atas panggung menyanyika sebuah lagu secra bersamaan. Aku bisa melihat kekasihku itu dari jauh. Bernyanyi dan sedikit menari sambil tersenyum kearah penggemar.

Sampai tiba – tiba semua lampu diruangan dimatikan dan hanya tersisa lampu yang menyorot kearah Nada dan Rayyan. Keningku mulai mengkerut, aku berharap ini tidak seperti apa yang ada difikiranku. Dan benar saja, Rayyan berjalan kearah Nada membawa sebuket bunga.

"Aku tau mungkin pertemuan kita terlihat singkat. Tapi, aku bersyukur karena memilih untuk bermain di film ini adalah keputusan yang benar. Karena aku bisa mengenalmu. Aku tidak tau kapan rasa ini muncul. Yang aku tau semakin kita sering bertemu dilokasi syuting seiring itu juga aku mulai menyadarinya. Nada, didepan semua oaring yang ada disini aku berdiri untuk bilang padamu. Mau kah kamu menjadi kekasihku?".

Aku meremas tanganku dengan erat. Mataku memerah dan kepalaku seakan bergemuruh hebat. Ingin sekali aku berlari keatas panggung mendorong rayyan hingga dia terjatuh kelantai. Menarik paksa nada keluar meninggalkan ruangan ini.

"Aku mau". Jawab nada dan menerima buket bunga yang diberikan rayyan. Semua orang yang ada diruangan ini bertepuk tangan dan meneriaki nama mereka berdua untuk memberi ucapan selamat.

"Nada,kamu fikir perasaan aku sebercanda itu?".

***

Acara peluncuran film selesai. Semua orang sudah meninggalkan ruangan. Sekarang terlihat sepi. Aku memberanikan diri untuk mberjalan mendekat kearah nada.

"bisa kita bicara?". Kataku padanya.

Nada terkejut menoleh kearahku dan benar saja walaupun wajahku tertutup oleh masker dia masih bisa mengenaliku.

"Kira kamu. Ikut denganku sekarang". Nada menarik tanganku dan membawaku ke ruangan kosong.

"sayang kamu darimana hah? brengsek aaargh... apa kamu tau aku begitu hawatir hmm..? kamu menghilang begitu saja tanpa mengabariku. Kamu gilah hah?". Menarik kerah bajuku. Aku bisa melihat kehawatiran diwajahnya.

Aku membuka masker yang menempel diwajahku. Aku bisa melihat sorotan mata tajam dan air matanya tiba – tiba menetes. Mengusap lembut bekas lebam dan luka diwajahku. Nada hanya terdiam dia tau apa yang terjadi. Memeluk tubuhku erat. Suara isakan itupun terdengar. Aku hanya mematung membiarkannya menangis.

"Nada, lepaskan. Sudah cukup". Kataku lembut. Aku melepaskan pelukan itu.

"sayang bagian mana yang sakit? Kasih tau aku".

"semuanya nad". Jawabku datar.

"Ayo kita kerumah sakit sayang, kita obati lukamu".

"tidak perlu nad, luka ini masih bisa aku tahan. Tapi disini nad. Luka disini jauh lebih sakit". Kataku memegang dadaku.

"aku bisa jelaskan semuanya sayang".

"beberapa hari yang lalu aku dan rayyan bertemu. Rayyan bertanya tentang rumor itu benar atau tidak. Aku berusaha menutupinya sayang. Aku bersyukur karena aku berhasi meyakinkan rayyan. Tapi aku tidak tau kalau ini menambah masalah baru. Ternyata Kamu benar sayang. Rayyan mencintaiku. Dia menguratarakan perasaannya padauk saat itu juga".

"tiba – tiba terlintas diotakku. Mungkin ini solusi untuk menutupi rumor kita berdua sayang. Semua yang kamu lihat di acara itu. Itu semua rencanaku. Aku fikir setelah kejadian acara itu rumor Nada dan Alkira akan tergantikan dengan berita terbaru Nada dan Rayyan. Sayang, kamu lihat. Aku benar mereka melupakan semua rumor tentang kita".

"setelah rumor itu hilang. Apa rencana kamu selanjutnya nad? Menjadikanku simpananmu?".

"tidak. Bukan begitu sayang. Aku akan jujur ke rayyan tentang semua ini, dan aku tidak bisa bersamanya. Aku akan buat sepakatan dengan rayyan tentang hubungan kita. Rayyan orang yang baik aku yakin dia akan mengerti".

"bagaimana kalau kamu menambah parah keadaan nad. Rayyan tidak terima karena kamu telah membohonginya. Menceritakan semua didepan publik. Nada, disini bukan Cuma rayyan yang akan terluka. Tapi, aku juga".

"seandainya kita beritahu ke semua orang tentang hubungan kita. Apa kamu siap nad?".

"sayang aku...".

"tidak perlu menjawabnya nad kalau kamu ragu. Aku tau, kamu sedang berada di puncak karirmu nad. Dari caramu mencari solusi untuk menutupi rumor tentang hubungan kita itu sudah menjawab semuanya nad. Bahkan mungkin ketika aku memintamu memilih aku atau karirmu itu. Kamu pasti memilih melepaskanku.".

"Nada, tentang rumor yang beredar ini aku tau. Ini bukan sepenuhnya salahmu. Hanya saja rasa percaya dan keyakinan aku tentang kamu sangat besar sayang. Sampai – sampai yang terjadi di acara itu menghancurkan semuanya. Aku membenci diriku sendiri karena terlalu berharap pada hubungan kita nad. Maafkan aku nad, aku tidak bis melihat kamu dimiliki oleh orang lain. Dan aku juga tidak bisa mengorbankan orang lain dengan menyakitinya".

"kita akhiri yaa nad. Kita akhiri semuanya sampai disini. Nad, aku tidak masalah kalau kamu melanjutkan hubunganmu dengan rayyan. Aku ikhlas nad. Nada aku mau kita putus. Maafin aku ya nad. Aku mencintaimu nada". Aku memeluk nada dengan erat. Memberi ciuman keseluruh wajahnya. Mengusap air mata nada. Aku bisa melihat dengan jelas rasa kecewa nada akan keputusan yang telah aku ambil.

"sa..yang. aku...a...ku..aku...tidak...mauu. a..ku.. hiks..hiks..hiks...".

"maafin aku sa...yang. A..ku. sa..sa..sa..lah. hiks...hiks...hiks...".

Aku melepas pelukan itu dan berjalan membelakanginya tanpa menoleh sedikitpun. Aku bisa mendengar nada meneriaki namaku dan meminta maaf padaku.

Aku memutuskan untuk pulang kerumah. Setelah berada didalam kamarku. Aku melepaskan semua rasa sakitku yang telah menumpuk didadaku. Aku menangis sekencang – kencangnya. Kilas balik tentang kejadian Mamiku tertabrak karena kecelakaan, pertemuan awalku dengan nada, ayah yang menyiksaku tanpa henti, kejadian diacara peluncuran film itu, dan berakhirnya hubunganku dengan nada membuat aku semakin prustasi. Aku menangis sesegukan.

"Nada, kamu adalah bahagiaku nad. Aku mencintaimu sungguh nad". Aku memukuli dadaku dengan tanganku. Mengisyaratkan rasa sakit luar biasa. Meminta pertolongan agar semua orang memahami perasaan ini. Sakit. Aku mulai merasakan sakit kepala itu datang tiba – tiba, aku tidak bisa menahannya. Aku meremas rambutku dengan kuat. Pergelangan tangan kiriku menjadi kaku, mati rasa. kakiku melemah membuat seluruh badanku terjatuh kelantai. Semuanya mulai terasa gelap. Aku sedikit tersenyum melihat darah yang menetes dilantai.

Lima Tahun. Bagaimana jika orang yang kamu cintai melupakanmu dalam sekejab? 

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang