NARA 22

92 8 1
                                    

Hari Terakhir.

POV NADA

Sekarang aku sedang melakukan proses pengambilan foto dengan berbagai macam gaya sesuai dengan arahan team. Menampilkan beberapa produk perusahaan seperti Hoodie, Topi, T – Shirt, dan Sock. Sesi pemotretan hari ini sebagai penutup tandanya pekerjaan kami selesai.

Malam ini kami semua berencana mengadakan makan malam bersama. Aku mendengar Kira menyewa tempat makan malam di restoran yang berada dekat dengan tepi pantai. Saat makan malam nanti aku berencana memberi kejutan kepada Kira.

Makan Malam.

Kami sudah berada dilokasi tempat makan malam yang sudah disediakan oleh Kira. Tempat yang indah. Dihiasi Bunga, beberapa lampu yang tergantung, lilin yang diletakkan diatas meja, dan terlihat stage kecil yang sengaja disediakan untuk siapun yang ingin bernyanyi disana. Suara deburan ombak dan pemandangan pantai dengan malam yang gemerlap menambah suasana terlihat semakin romantis.

"Gimana kamu suka tempatnya nad?". Tanya kira yang duduk disebelahku.

"Suka ra. Selera kamu dari dulu memang tidak perlu diragukan lagi". jawabku sambil tersenyum.

Makan malam pun selesai. Nam dan yang lainnya kini sedang bernyanyi sambil menari di stage. Aku dan Kira masih duduk dikursi, kami juga sesekali bernyanyi, menggoyangkan badan kami mengikuti irama musik. Sebelum acara berakhir aku berdiri dari tempat duduk. Berjalan keatas stage, aku bersiap untuk bernyanyi.

Aku bisa melihat raut wajah kira yang sedikit kebingungan. Dia terlihat menggemaskan. Melihat aku bernyanyi Nam dan lainnya bersorak Heboh sambil bertepuk tangan. "At My Worst" lagu yang biasa aku dan kira nyanyikan. Aku berharap kira bisa mengingat moment di masa lalu kami. Aku ingin kira tau, aku disini dengan perasaan yang sama. Mencintainya.

At My Worst

Can I call you baby?
Can you be my friend?
Can you be my lover up until the very end?
Let me show you love, oh, I don't pretend
Stick by my side even when the world is givin' in, yeah

Oh, oh, oh, don't
Don't you worry
I'll be there, whenever you want me

I need somebody who can love me at my worst
No, I'm not perfect, but I hope you see my worth
'Cause it's only you, nobody new, I put you first
And for you, girl, I swear I'll do the worst

If you stay forever, let me hold your hand
I can fill those places in your heart no else can
Let me show you love, oh, I don't pretend, yeah
I'll be right here, baby, you know I'll sink or swim

Oh, oh, oh, don't
Don't you worry
I'll be there, whenever you want me

I need somebody who can love me at my worst
No, I'm not perfect, but I hope you see my worth, yeah
'Cause it's only you, nobody new, I put you first (put you first)
And for you, girl, I swear I'll do the worst

I need somebody who can love me at my worst
No, I'm not perfect, but I hope you see my worth
'Cause it's only you, nobody new, I put you first
And for you, girl, I swear I'll do the worst

POV KIRA

Aku terkejut melihat Nada berdiri dan tiba – tiba berjalan ke arah stage. Aku bisa melihat Nada ingin bernyanyi. "At My Worst" aku tau lagu ini.

Kenapa suara nada terdengar tidak asing ditelingaku? Aku merasa sering mendengar suara itu. Tapi entah dimana, aku tidak ingat.

"Nada. Jika dulu kita pernah dekat, kenapa aku tidak bisa mengingatnya? Kenapa kita bisa menjadi seasing ini?" ada banyak sekali pertanyaan diotakku.

"Satu hal yang tidak bisa aku pungkuri. Mendengar suara nyanyianmu membuat jantungku berdetak dengan cepat. Seperti saat aku berada didekat mon kekasihku". Aku mengelus dadaku. Menarik nafas dan membuangnya pelan.

Giliran nyanyi nada sudah habis. Sekarang aku melihat Nada, Nam dan lainnya sedang menari. "Aaaish...Tarian Esotis" membuat aku menggeleng – gelengkan kepalaku melihatnya.

Hampir tengah malam tiba. Mereka masih saja menari sambil meminum minuman berakohol. Aku juga melihat mereka bermain kembang api dan menerbangi lampion.

"Kira. Kamu kenapa tidak ikur bergabung dengan mereka?". Tanya nada yang tiba – tiba duduk disebelahku.

"mereka terlalu berisik untuk aku yang hening ini nad".

"Kamu mau?".

"tidak nad, terima kasih. Aku tidak biasa dengan minuman berakohol".

"boleh aku bertanya ra?". Aku bisa melihat raut wajah nada berubah menjadi serius.

"Hmm...katakan". Ucapku sambil menatap wajah Nada.

"Kamu masih tinggal bersama ayahmu?".

"Tidak. Sudah lama aku tidak tinggal dirumah itu. Biyan bilang katanya rumah itu sudah dijual. Jujur mendengar rumah itu dijual aku merasa sedih, karena ada banyak kenangan aku dan mami disana".

Alis nada sedikit terangkat saat mendengarkan perkataanku.

"jadi sekarang kamu tinggal sendiri?".

"Hmm...di apartemen. Awalnya aku tinggal dirumah biyan. setelah aku bisa menghasilkan uang sendiri. Aku memutuskan untuk menyewa apartemen. Walaupun ayah, bunda dan biyan kurang setuju dengan keputusanku. Tapi mereka sampai sekarang sering berkunjung ketempatku. Mereka benar – benar menjagaku nad. Aku merasa beruntung".

"Jadi selama ini kamu bersama biyan?".

"biyan sahabat aku dari aku masih kecil nad. Kami sudah seperti saudara".

"aku tau, biyan masih Bersama manda?".

"kamu kenal manda? Mereka berencana bertunangan tahun ini nad. Nanti aku bilang ke biyan dan manda untuk mengundangmu diacara mereka. Kamu harus datang, oke?".

"aku mau datang kalau kita pergi bersama, gimana?".

"kita bisa pergi bersama nad. Tapi, kamu harus tau. mon bisa itu galak. Dia bisa saja memakan kita hidu – hidup". Aku terkekeh. membayangkan betapa seramnya mon kalau dia marah. Bukan Cuma sepatu yang aka dia lempar kewajahku tapi seisi rumah.

"Mon?".

"iyaa mon. kekasihku". Ucapku sambil menganggukkan kepalaku.

"DUAAAAAAAR!!!".

Nada melempar gelas berisi alkohol itu dengan kuat. Jantungku hampir saja terlepas. Aku melotot melihat pecahan gelas berhamburan. Aku menoleh ke arah nada. Aku ingin bertanya kepadanya. Apa yang dia lakukan? Sayangnya belum sempat aku bertanya nada berlari meninggalkan aku sendirian. Melihat nada seperti itu entah kenapa aku merasasesak dan ingin menangis.

"sayang. Aku mau peluk". Aku mengirim pesan ke mon.

POV NADA

Mendengar cerita dari kira bahwa selama ini biyan ada bersamanya. Membuat aku kesal. Ternyata biyan membohongiku selama ini. Dia menutupi keberadaan kira kepadaku. Airmataku hampir saja keluar karena sangking kesalnya. Pengaruh minuman alkohol ini membuat emosiku semakin bertambah.

Dan hal yang paling menyakitkan saat mendengar Kira mengatakan kalau dia sudah mempunyai kekasih. Mon? mendengar nama itu keluar dari mulut kira semakin membuat darahku mendidih. Aku refleks melempar gelas yang aku pegang sedari tadi. Karena tidak tahan lagi aku berlari meninggalkan kira sendiri. Air mataku tidak bisa aku bending. Aku menangis terisak kembali ke kamarku. 

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang