NARA 32

119 10 0
                                    

MENGIKHLASKAN


"Aku dengar mon dan billy sudah bertunangan ra". Tanya biyan.

"Iya bi, aku tau dari manda".

"kamu baik – baik aja ra? Jangan dipendam ra. Kalau sakit bilang".

"Aku hanya mencoba untuk mengikhlaskannya bi. Aku mencintai mon tapi aku tidak ingin memaksakannya. Aku ingin menunggu tanpa mengganggu".

"bi aku tidak ingin kembali seperti dulu. kali ini aku ingin berdamai dengan semuanya bi. Tentang mon. kalau kami berjodoh takdir akan menyatukan kami dengan cara apapun. Tapi, kalau tidak. Kamu mau jadi jodohku bi?".

"Aku butuh pendamping yang waras ra".

"kamu fikir aku gila?"

"Hampir". Biyan tertawa. kira yang mendengar itu refleks melemparkan bantal kecil berbentuk segiempat yang ada di sofa ke wajah biyan. Tidak terima biyan membalas melempar bantal itu kembali ke arah kira. mereka berdua akhirnya tertawa bersama.

"Tentang operasi itu. Apa kamu yakin ra? Kamu bisa memikirkannya kembali ra".

"Aku tidak bisa membenci orang selama itu bi. Kamu tau itu kan? Semua harta yang dimilikinya sudah habis untuk pengobatan, dia juga sakit bi. Aku fikir itu sudah cukup. Aku tidak ingin memper parah keadaan bi. Seperti yang aku katakan aku akan mencoba berdamai".

***

"Dokter manda".

"Ra, kamu disini?"

"Iya. Maaf, apa aku menggangu?". Kira sedan berada didalam ruangan manda yang ternyata ada mon dan heidi disana. Sepertinya mereka sedang asyik berbincang - bincang.

"Ayo duduk disini bergabung dengan kami". manda mempersilahkan kira duduk dikursi yang berada di sebelahnya. Kira pun berjalan dan duduk didekat manda.

"Dokter mon selamat untuk pertunanganmu". Ucap kira tersenyum kearah mon.

"Terima kasih". Balas mon.

"Alkira".

"Heidi".

"Dokter cantik".

"Hah?".

"Tidak, hanya bercanda". Kira terkekeh.

"Kamu beneran udah yakin ra?".

"iya sudah. Aku kesini untuk membicarakan soal itu. Kapan operasi itu bisa dilakukan manda?".

"Kita lakukan pengecekan kesehatan terlebih dahulu. Nanti kita jadwalkan kapan kita bisa melakukannya. kalau kamu ragu kamu bisa membatalkannya ra".

"Tidak. Aku sudah yakin manda".

Sore harinya setelah pulang dari rumah sakit. Mobil yang dikendarai oleh kira mogok. Mobilnya kini sudah dibawa ke bengkel terdekat. Sekarang kira sedang berdiri di pinggi jalan sembari memesan taksi online. Namun sampai sekarang kira belum mendapatkannya.

"Sial. apa aku harus mengganti mobil baru? Kenapa mobil ini serig sekali bermasalah". Gerutu kira yang melirik ke kanan dan ke kiri berharap ada taksi yang lewat.

Tiba – tiba ada sebuah mobil berwarna putih yang berhenti dihadapannya. Melihat plat mobil itu, kira sudah bisa mengenal siapa si pemilik mobil putih itu. Si pemilik mobil putih itu pun keluar dari mobil.

"Kamu lagi apa disini ra? Kamu butuh bantuan?".

"Mobil aku mogok. Aku minta tolong nam buat jemput aku disini tetapi nam tidak bisa. Aku juga sudah memesan taksi online,tapi belum ada ang mau nerima".

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang