NARA 38

137 8 0
                                    

FEELING



Waktu berjalan begitu cepat, hingga tak terasa sudah dua bulan berlalu.

"Sayang. Kamu disini?".

"Honey masuklah. Coba lihat ini. Lucu yaa?". Mon yang sedang merapikan pakaian bayi yang baru dia beli.

"Hmm... ini bagus sayang. Kamu beli pakaian sebanyak ini?". Kira memeluk mon dari belakang, Mengangkat sedikit perut mon.

"Sayang apa perutnya masih sering keram?".

"Masih honey. Ini hal yang wajar. Apalagi mengingat kurang lebih satu minggu lagi aku akan melahirkan".

"Nanti untuk selanjutnya biar aku yang hamil sayang. Aku tidak tega melihat kamu merasakan sakit dan kelelahan seperti ini lagi. aku khawatir".

"Aku tidak keberatan untuk itu honey. Yang terpenting kita menjaga mereka bersama".

"Sayang. Ayo duduk sini". Kira yang duduk duluan dan mengarahkan mon untuk duduk dipangkuannya. dan mon duduk dipangkuan kira.

"Kamu tau kan apa yang terjadi saat aku masih kecil dulu? aku tidak mau anak kita merasakan semua itu sayang. Aku ingin menjaga dan merawat anak kita hingga tumbuh dewasa. Sayang, berjanjilah kita akan memberikan kasih sayang penuh untuk anak kita nanti. Aku ingin kamu menjadi mommy dan aku ibu yang dia banggakan kelak. Aku ingin kamu mendidik anak kita dengan baik sayang". Ucap kira sambil mengecup – kecup punggung mon.

"Aku tau ini pengalaman pertama kita punya anak. Aku dan kamu honey, aku harap kita bisa belajar untuk mendidik anak kita". Mon menautkan jari tangannya ke tangan kira. menghujani tangan itu dengan kecupan.

"berjanjilah sayang, kamu dan anak kita sehat paska lahiran nanti".

"Aku berjanji honey dan kamu harus mendampingiku saat lahiran nanti".

"Siaap bos". Ucap kira mengangkat tangannya memberi hormat.

Sementara mon terkekeh melihat tingkah istrinya itu.

****

Keesokkan harinya. Kira yang sedang sibuk dengan berkas yang ada diatas mejanya dikejutkan dengan kedatangan tiba - tiba Heng dikantornya.

"Heng? Ada apalagi kamu kesini? Bukankah urusanmu dikantorku sudah selesai. Pergilah heng!". Bentak kira kesal.

"Aku hanya ingin melihat, bagaimana keadaan perusahaan ini setelah aku tinggalkan". Kata heng sambil berjalan kearah kira.

"Cukup! Berhenti menggangguku heng. Jika kamu hanya ingin mengejekku, pergilah. Menjauhlah dari hadapanku sekarang juga!".

"Oh Wow.... Alkira kamu berani membentakku?". Heng yang geram karena dibentak oleh kira, kini heng mencekik kuat leher kira.

"Jangan berani – beraninya kamu meninggikan suaramu itu alkira, kamu harus tau semua yang terjadi karena ulahmu sendiri. Semua karena kamu ALKIRA!". heng memperkuat cekikan tangannya hingga kira terbatuk – batuk dan memberontak agar heng melepaskan tangannya yang berada dileher kira.

"U-huk..U-huk... Le-le-pas-kan ka-mu gi-gi-la U-huk...U-huk...". Ucap kira terbata – bata sambil memukul – pukul tangan heng agar melepaskan cekikan itu.

Raut wajah heng kini berubah menjadi merah padam, sorotan matanya menajam dan terlihat bola matanya mulai berubah merah. Heng terlihat masih tidak ingin melepaskan tangannya, ia terlihat tidak bisa menahan emosinya. Matanya melotot tajam mengarah ke arah wajah kira seperti kerasukan heng kini benar- benar telihat menyeramkan.

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang