NARA 40

107 7 0
                                    

NADA UNTUK KIRA



"Anya lindu ibu"

"Ibu juga merindukan sigembul kesayangan ibu ini".

Cup!

Cup!

Cup!

Kira mencium pipi gembul anaknya berkali – kali.

"sini anya, ibu gendong. Cintanya ibu sudah makan?".

"cudah anya dicuapin mommy".

"anya, makannya habis?"

"abyis ibu".

"pinternya, kesayangan ibu".

Cup!

Anya tersenyum duduk dipangkuan ibunya.

"Honey, kami hanya....". mon pun pindah posisi duduk didekat istrinya.

"Aku paham sayang. Rasa terima kasih pun tidak cukup untuk semua yang telah dia lakukan padaku. dia benar – benar telah memberi kesempatan untuk aku hidup".

Kira memegang tangan mon, menariknya. Meletakkan tangan mon di dada kira.

"Kamu bisa merasakannya sayang. Jantung ini berdetak dengan cepat setiap kali kita membicarakannya sepertinya dia tau kalau kita sedang bicara tentang dia". Kira memejamkan matanya menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan.

"ra, semua salahku karena aku datang terlambat. Aku harusnya aku bisa mencegah kecelakaan itu terjadi".

"Tidak! Jangan menyalahkan dirimu sendiri biyan. Kecelakaan ini terjadi karena penguntit itu. Apa kamu sudah mengetahui siapa dalang dari semua ini bi?". Kata kira geram ketika mengingat kembali orang yang menguntitnya dengan menggunakan sepeda motor itu.

"Aku sudah mendapatkan sedikit informasi dari orang suruhanku. Hanya saja aku harus memastikannya kembali. Aku takut salan menuduh orang itu ra".

"terus kabari aku jika ada perkembangan tentang siapa orang itu bi".

"itu pasti ra".


FLASHBACK

POV NADA

Saat itu ketika aku bangun dari tidurku. Kepalaku benar – benar terasa sangat pusing. Aku mencoba untuk membuka mataku perlahan. dengan penglihatan yang samar aku bisa mendengar dengan jelas pertengkaran antara kira dan mon. mon terdengar marah pada kira lalu meninggalkan kira begitu saja.

Dengan sedikit tenaga aku mencoba untuk duduk, mengusap – usap mataku. Melihat apa yang terjadi.

"Kira...". Aku mencoba menarik tangan kira dan bertanya padanya, apa yang dia dan mon lakukan dikamarku. Belum sempat aku bertanya, kira memarahiku dan pergi meninggalkanku begitu saja.

Aku mencoba untuk bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Saat aku ingin berdiri dan membuka selimut. Aku terkejut melihat tubuhku yang tidak menggunakan sehelai pakaian, aku juga bisa melihat jelas bercak kemerahan di bagian leher dan dadaku.

"Apa yang terjadi? SIAL! Aku tidak bisa MENGINGATNYA!".

Keesokkan harinya Kira mengirim pesan padaku.

Alkira

Kenapa bisa jadi seperti ini nad?

Nada

Memangnya apa yang terjadi?

Alkira

Kamu serius bertanya seperti itu padaku nada?!

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang