NARA 19

116 9 1
                                    

Sinar matahari yang masuk melalui jendela kamarku tepat mengenai wajahku membuat aku mengernyit, membuka mataku secara perlahan. merenggangkan otot – otot di badanku. Suara handphone ku pun berbunyi. tanda panggilan masuk. Dengan cepat cepat aku mengangkatnya.

"Hallo".

"sayang kenapa baru diangkat? Jangan bilang kamu baru bangun tidur?". Ucap gadis itu.

"iya. Aku baru bangun".

"astaga sayang... cepat mandi bersiaplah, kamu harus kerja. Sayang, sekarang aku sudah dijalan. Pagi ini aku ada meeting. Kamu pergi sendiri tidak apa – apa?".

"tidak masalah. aku bisa pergi sendiri. sekarang aku harus mandi kalau tidak aku bisa terlambat nanti".

"iyaa bersiaplah. Sayang morning kiss?".

"tidak mau. itu hukuman karena kamu tidak mengantarku"

"sayaang. Huh..menyebalkan". gadis itu pun mematikan panggilan dengan kesal.

***

Selesai bersiap dan sarapan pagi. Aku langsung menuju tempat kerjaku.

"Pagi dok".

"pagi dokter manda".

"aku sedikit kesiangan hari ini. Aku harus segera keruanganku. Menanyakan ke suster selly ada berapa banyak pasien hari ini".

"kamu tadi pergi sendiri?".

"iya, dia bilang ada meeting pagi ini".

"baiklah kalau begitu sampai ketemu makan siang nanti dok".

"oke dokter manda". Aku berjalan meninggalkan dokter manda menuju ruanganku.

Hari ini ada banyak pasien yang harus aku temui. Langit hampir saja menjadi gelap. Sebelum itu terjadi aku harus segera pulang.

"Maaf dok. Apa dokter sudah mau pulang? Karena kekasihmu itu sedang menunggumu disana. Lihatlah wajah cemberut itu. Apa kalian bertengkar?"".

"tidak dokter manda. Kami tidak bertangkar. Aku hanya memberi sedikit hukuman padanya Hhehe..". jawabku sambil menggaruk leherku yang tidak gatal.

"kalau begitu temuilah kekasihmu itu dok, sebelum dia berubah menjadi monster yang menakutkan".

"baiklah aku pulang duluan dok, bye". Aku melangkahkan kakiku berjalan ke arah kekasihku itu.

"kenapa pesanku tidak dibalas? Telponku juga tidak kamu angkat sayang?".

"sudah aku bilang itu hukuman".

"hukuman macam apa itu? Kamu tau aku merindukan kamu. Aku sampai tidak bisa fokus berkerja tadi karena memikirkanmu. Sayang jangan seperti itu lagi". Menghentikan langkahnya. Menatap wajah kekasihnya dengan raut wajah cemberut.

"sayang peluk". Merentangkan kedua tangannya. Dihadapan kekasihnya.

"Aku juga rindu kamu honey". Membalas pelukan gadis itu. Dan sedikit mengusap punggungnya.

Mereka pun masuk kedalam mobil yang terparkir dihalaman rumah sakit.

"sebelum pulang kita makan malam diluar dulu sayang? Aku lapar".

"honey kita pesan saja yaa. Makan malamnya di rumah aku. hari ini kamu maukan menginap dirumah?".

"siap cinta. Apapun yang kamu mau aku turutin. Tapi cium?". Mendekatkan bibirku kearah bibir kekasihku itu.

"Muaaach...". Memberikan ciuman berkali – kali.

"ayoo pulang honey".

Setelah membersihkan diri dan makan malam. Aku berjalan menuju kamarku. Aku mencari keberadaan kekasihku. Aku melihat pintu balkon yang terbuka dan aku menemukan kekasihku itu sedang berdiri menatap langit yang menggelap.

"honey". Aku memeluk kekasihku itu seketika sontak kekasihku itu terkejut. Dia tidak menyangka mendapatkan serangan tiba – tiba dariku. Aku memeluknya erat tak ingin melepaskannya. Aku ingin tetap terus bersamanya.

"sayang". Dia membalas dengan suara serak dan berbalik menghadap kearahku.

"alkira darmawan. Aku ingin selalu bersamamu. Aku ingin melindungimu, percayalah padaku". Aku mempererat pelukan kami. jantungku berdetak dengan kencang. Aku rasa derap jantungku terdengar sampai ketelinganya.

"mon. ada apa hmm? Kamu nangis sayang?". Aku mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Terlukis jelas rasa cemas diwajahnya.

"jangan pergi...jangan pergi...jangan tinggalkan aku lagi Hiks...hiks...hiks...". Aku menutup wajah dengan kedua telapak tanganku, terisak dan tangisan pun pecah. Kira menahan tanganku memaksa aku untu melepaskan dan membalas tatapan matanya yang penuh teka teki.

"aku mohon...aku mohon...". Kira memelukku lagi dan aku balas dengan erat. Kira memegang bahuku berusaha melepaskannya. Aku menggelang dengan cepat. Aku tidak mau. Aku takut saat aku lepas pelukan ini kekasihku itu pergi meninggalkanku.

"sayaang...sayaang. Mon lihat aku". mon masih tidak mau menoleh kearah wajahku. Rasa takut masih menyelimuti perasaannya.

"mon". suaraku sedikit meninggi. Aku bisa melihat bayangan kesedihan melalui sorot matanya.

bayangan kala itu kembali menghantuiku. Jangan pernah hilang lagi, Aku tidak ingin Kira hilang dalam hidupku.

POV MON

Kira mungkin keheranan mengapa aku jadi se liar ini.

"aku takut kehilanganmu". Dengan cepat aku mencium bibirnya. Menghabisi tanpa jeda. Tetapi, kekasihku itu tidak membalas ciuman itu sama sekali. Didalam batinku bertanya "kenapa?".

Kira menghapus airmataku. Tangannya mengelus lembut pipiku. Aku memegang tangannya. Yang jarinya menyentuh ujung telingaku. Kira menciumku dengan lembut. Aku menikmatinya...menikmatinya. Aku sudah tidak sanggup lagi menahan diri. Pijatan kecil jarinya membelai lembut di bagian belakang leherku, sungguh aku tidak bisa memendamnya.

Air mataku berhenti. Aku jauh lebih tenang dan ciuman kami pun terlepas. Aku melihat wajahnya dan tersenyum malu. Aku juga tidak berhenti mencium setiap bagian inti di wajahnya. Aku tersenyum lepas seolah memberi isyarat utnuk melanjutkannya dikasur.

Entahlah yang aku mau. Aku ingin memilikinya malam ini.

Tangan kira menyentuh bagian leherku, turun membelai lembut dikedua milikku yang kenyal. Kira menghela nafas Panjang yang mengenai kulit bagian dadaku. Tangannya mulai turun dan bermain menyentuh bagian sensitive ku dibawah sana.

"Aaaaaakh....". aku menyukai setiap sentuhannya.

Kira menatap wajahku. Dia tersenyum dan tertawa dengan memamerkan giginya. Aku sedikit kesal dan melempar wajahnya dengan bantal.

"sayaang kenapa kamu jadi se liar ini?". Pertanyaannya semakin membuatku bertambah kesal.

"Honeey!!!". Teriakku padanya.

Kira terkekeh. Dan aku cemberut karena merasa kesal dan malu sekaligus.

"Tapi aku suka kamu yang seperti ini sayang. Kamu terlihat menggairahkan eh salah apa aku bisa menggantinya dengan kata mesum? Hehehe...".

"Hari ini aku bisa sedikit menahannya sayang. Tapi lain kali aku akan mambuatmu sampai tidak bisa berjalan". Ucap kira lembut.

Aku malu. Aku menutup wajahku dengan selimut. Apa yang aku lakukan tadi? Mon kamu benar – benar sudah gila. Sambil mengangkat sedikit selimut dan melihat bagian bawah tubuhku.

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang