NARA 44

112 8 3
                                    

SKENARIO HIDUP KIRA PART 2



"Heng? Dokter Richard?". Ucap kira dalam hati.

"Hallo Alkira. Akhirnya kita bertemu lagi. bagaimana? Apa kamu merasa bahagia sekarang?". Kata Dokter Richard tersenyum sinis.

"Dok-dokter anda...". Jawab kira gugup.

"Ada apa hah? Kamu bingung kenapa kita bisa berada disini?".

"Heng, lepas ikatannya". Perintah Dokter Richard pada heng.

Heng pun melepas ikatan ditangan dan kaki kira. belum sempat kira berdiri Dokter Richard menarik keras rambut hingga membuat kira terpaksa berdiri. Dokter Richard membenturkan kepala kira ke arah besi yang terpasang dipinggir kapal.

Bugh......

"Aghh... S-sakit!!". Adu kira saat merasakan darah keluar dari kepalanya.

Lalu tanpa memperdulikan keadaan kira, Dokter Richard menampar kira dengan sangat keras

PLAK!

Kira kembali meringis kesakitan saat Dokter Richard menamparnya. Kira menangis dihadapan Dokter Richard.

"SUDAH AKU KATAKAN MENJAUHLAH DARI KEHIDUPAN ANAKKU MON! TAPI APA HAH? KAMU TIDAK MENDENGARNYA!".

"Bahkan kamu membuat kehidupan anakku menjadi semakin sulit. Asal kamu tau saat di bar, aku yang menyuruh Heng mencampurkan obat yang sudah aku siapkan kedalam minuman Kamu dan Nada. sampai pada akhirnya di malam itu kalian tidur bersama dan Mon mengetahui semuanya. Aku Benar – benar marah saat anakku Mon yang begitu bodohnya dengan gampangnya memaafkan kesalahanmu itu!".

"Dan kamu tau, mobilmu itu blong karena ulah siapa? Itu karena aku. aku juga yang sudah menyuruh orang untuk mengikutimu sampai terjadi kecelakaan. Tapi, sayang sekali gadis gilamu itu merusak semua rencana yang sudah aku buat".

"Dan apakah aku harus memberi taumu bagaimana ayahmu bisa sampai tiada?".

Kira tidak pernah menyangkah ternyata Hidupnya selama ini bagai skenario yang sudah diatur dan direncakan oleh Ayah mertuanya sendiri yaitu Dokter Richard.

Bugh......

Dokter Richard menendang kepala Kira kuat. Membuat Kira jatuh kelantai dengan mengenaskan, darah langsung keluar dari hidungnya.Tidak sampai disitu ia juga menghantam kepala kira ke lantai dengan sangat keras.

Kira dengan sisa kesadarannya. Ia mencoba untuk bangun dan berdiri. Blank... Kosong. Dia tidak mampu memikirkan apapun lagi.

Seperti kesetanan, Dokter Richard menajamkan matanya mencoba menarik kuat kerah baju kira namun dengan cepat heng mencegahnya.

"Sudah cukup Dokter! Dia bisa mati!". Dorong heng kuat hingga membuat Dokter Richard mundur".

"Jangan ikut campur heng, ini lah yang aku mau. Melihatnya mati dihadapanku!!".

Heng yang sudah geram dengan apa yang terjadi saat ini. Dia diam – diam mengeluarkan pisau dari dalam saku celananya. Menusuk pisau itu kearah perut Dokter Richard. Dokter Richard yang mendapatkan serangan tusukan dadakan dari Heng refleks terkejut dan mencoba memegang tangan heng agar melepaskan pisau yang tertancap diperutnya.

"A-apa yang kamu lakukan heng? Kamu berhianat?".

"AKU MUAK DOKTER AKU MUAK TERUS DI ANCAM OLEH DOKTER GILA SEPERTIMU! JADI LEBIH BAIK KITA HENTIKAN SEMUA INI!". Teriak heng yang tidak bisa menahan amarahnya.

Heng menusuk berkali - kali pisau itu ke perut Dokter Richard hingga Dokter Richard meringkuk kesakitan. Melihat Dokter Richard kesakitan membuat Heng tertawa kecil. Dengan cepat heng mendorong tubuh Dokter Richard sampai diujung kapal, dengan keadaan tubuh yang oleng dan hampir terjatuh ke laut, heng mendekatkan dirinya kearah Dokter Richard dan Hendak mendorongnya sampai terjatuh ke laut. Namun disayangkan saat itu juga kira melihat Dokter Richard yang hampir terlempat jatuh kelaut menarik tangan Dokter Richard Hingga tanpa Heng sadari Kira lah yang di dorong. Terlempar jatuh ke laut.

BIYUUUUUR.........

"ALKIRA!!!". Teriak Heng panik melihat tubuh kira terlempar. Heng mecoba melihat ke dasar laut mencari keberadaan kira. tapi, tidak bisa ia temukan karena keadaan ombak yang besar, arus laut yang kuat dan penglihatan yang kurang jelas karena malam hari.

Angin menerpa tubuh heng dengan rasa cemas heng heng terduduk dilantai menyandarkan tubuhnya kedinding kapal. Heng menyesali apa yang terjadi karena ulahnya Kira menghilang.

Dan Dokter Richard yang melihat semua itu melompat turun dari kapal, ia berlari ketakutan dengan keringat dan darah yang terus mengalir sampai akhirnya Dokter Richard berlari menuju mobil yang terparkir namum saat iya ingin menyebrangin jalan menuju kearah mobil yang terparkir terdapat Truk Muatan barang melaju kencang kearahnya.

TIN! TIN!

BRAK!

Tubuh Dokter Richard terpental jauh, darah segar keluar dari seluruh tubuhnya. Wajah mulusnya itu bahkan tak terlihat lagi akibat darah yang menutupinya.

***

Sementara di sisi lain biyan yang mengetahui kabar itu langsung menghubungi mon. mereka semua dengan cepat pergi kerumah sakit. Sesampai dirumah sakit. Mon yang melihat keadaan ayahnya yang sudah tertutup oleh kain tidak bisa membendung air matanya. Mon menangis sangat kencang memeluk tubuh ayahnya yang sudah tak bernyawa itu.

Keesokkan harinya pemakaman Dokter Richard dilakukan. Banyak sekali Kolega bisnis dan Dokter dari kalangan rumah sakit yang datang. Bahkan ada banyak Papan Nama Ucapan Berduka Cita terpajang disekeliling jalan rumah.

Selama pemakaman berlangsung Biyan terus memantau dan menunggu kabar dari Tim Sar dan juga orang suruhannya karena sampai saat ini keberadaan kira belum juga ditemukan. Belum ada sama sekali titik terang.

Lima hari pencarian berlangsung. Akhirnya mereka berhasil menemukan keberadaan Kira. Terlihat Mon membawa Anya, Biyan, Manda, Tante Naya, dan Kenny berada dilokasi tempat ditemukannya Kira.

Mereka semua terperangah membeku melihat beberapa Tim Sar membawa Kantung berisiskan jasad Kira. Salah satu Tim Sar tersebut dengan berat hati membuka jasad yang ada didalam kantung itu, dan benar saja Jasad itu adalah ALKIRA DARMAWAN. Dengan keadaan terbujurr kaku, membengkak dan ada banyak bekas luka yang terlihat lebam membiru disekujur tubuh. Pakaian dan Aksesoris yang sama disaat terakhir terlihat Kira memakainya.

"TIDAAAAAAK! ALKIRA ISTRIKU HIKS...HIKS...HIKS...". Tangis Histeris mon sambil memeluk jasad kira.

Biyan, Manda, Tante Naya dan Kenny menangis sesegukkan. Mereka masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

"ALKIRA DARMAWAN" pergi meninggalkan mereka secepat ini.

"Bodoh bangun bodoh apa yang kamu lakukan. CANDAAN KAMU TIDAK LUCU ARA!!!". Teriak Biyan dengan tatapan kosongnya. Teman kecilnya yang selama ini berusaha dia lindungi ternyata harus berakhir dalam keadaan seperti ini.

Ayah. Bunda. Biyan GAGAL!". Biyan terduduk sambil meremas kepalanya dengan kedua tangan. Manda yang melihat itu langsung memeluk biyan menenangkan biyan.

"Sayang ibu, ibu baik – baik saja kamu tidak perlu khawatir anya. Ibu tidak akan meninggalkan kita berdua". Tangis mon memeluk erat anya yang masih tidak mengerti.

Tante Naya dan Kenny saling berpelukan menguatkan satu sama lain.

Bayang – bayang Kira kini semasa hidupnya berputar dikepala mereka masing – masing.


SELAMA JALAN ALKIRA DARMAWAN

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang