NARA 24

96 8 0
                                    


Kira membuka matanya.

Kira terkejut melihat punggung tangannya yang terpasang jarum infus.

"Honey. Kamu udah bangun?"

"Hmm". Jawab kira singkat.

"honey dengarkan aku. aku minta maaf karena menolak makan siang Bersama. Saat kamu pingsan nam menghubungiku, nam bilang kamu diare terus kamu pingsan. Aku dan nam yang bawa kamu ke rumah sakit honey".

"bilang pada nam, terima kasih sudah bawa aku kesini".

"kamu makan apa sampai diare? Aku tadi sudah periksa, lambung kamu bermasalah honey".

"telat makan siang dan aku tadi makan bakso super pedas".

"ini nih yang aku tidak suka dari kamu honey. kamu tidak bisa menjaga pola makan kamu dengan benar".

"aku minta maaf soal itu. Tapi tolong ngomelnya nanti saja kepalaku masih pusing".

"Aww...". Kira meringis kesakitan saat menggerakkan kaki kanannya.

"kaki kamu diperban sepertinya terkilir. Kamu bisa liat kaki kamu membengkak".

Tiga hari Kira dirawat dirumah sakit dan akhirnya kira bisa pulang.

"hey...bodoh. Kamu kenapa lagi? aku dengar dari mon kamu sakit?".

"iya bi. aku diare".

"sekarang gimana udah mendingan?".

"udah bi. Kamu tidak mau besuk bi? Aku kangen kumpul bareng kamu sama manda".

"hari ini aku ada janji sama manda. Lain kali yaa ra. Aku janji".

"baiklah" kira menutup panggilan telepon dari biyan.

POV NADA

Semenjak kejadian dipantai Bersama kira waktu itu. Aku sama sekali belum menghubungi kira. Bahkan aku juga belum sempat datang kekantornya.

Mendengar cerita kira tentang biyan. Aku mencoba menghubungi biyan. Tapi biyan selalu saja menolak bertemu. Jalan satu – satunya aku meminta tolong ke manda. Manda sempat beberapa kali menolak untung saja aku berhasil membujukknya.

Hari ini aku dan manda merencanakan pertemuan yang dibuat seakan tidak sengaja diantara aku, manda dan biyan. Kami berencana bertemu di café yang sedikit private.

"biyan, manda kalian disini?".

"Nada? Ka..kamu nada?". Biyan bertanya gugup padaku.

"iya aku nada, biyan".

"nada kamu sendirian?"

"tadinya aku bersama phi beer. Tapi phi beer pulang duluan". Ucap aku berbohong.

"mau gabung bersama disini?". Tawar manda kepadaku.

"emang boleh?"

"Boleh kan sayang". Tanya manda ke biyan.

"iya boleh".

Kami menikmati makan malam dengan tenang. Aku mencoba membuka pembicaraan dengan biyan.

"Biyan. Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan kira. Kamu tau biyan. Aku sedih kira sama sekali tidak mengenalku".

"kamu ketemu kira?".

"iya biyan. Bi aku mohon. Tolong kasih tau aku, kenapa kira jadi seperti ini? Melihatku seperti orang asing".

"Nad, aku minta maaf tapi mungkin ini yang terbaik buat hubungan kalian".

"maksud kamu apa biyan? Sampai saat ini aku masih mencintai kira".

"anggap saja kalian tidak berjodoh".

"biyan!!!". Bentakku menggebrakkan meja. Mataku menatap bkearah biyan dengan tajam. Meremas telapak tanganku seakan tidak terima dengan ucapan biyan padaku.

FLASHBACK ON

Pak rudi menghubungi biyan. Meminta bantuan untuk menjaga Kira.

Sesampai dirumah sakit. Pak rudi menceritakan semua yang dialami kira. Dari mulai ayah kira meminta kira untuk kembali kerumah, ayah kira yang mengancam kira akan membuat karir nada hancur, sampai akhirnya kira kembali kerumah kira dipukuli habis – habisan. Kira juga sempat dikurung di kamar mandi. Ayah kira yang menyebabkan gossip antara Kira dan Nada itu beredar.

Pak rudi juga bercerita dia menemukan kira tergeletak di dalam kamar kira. Ada begitu banyak darah yang menetes ke lantai. Melihat luka di bagian tangan kiri kira menambah rasa panik pak rudi. Pak rudi membawa kira ke rumah sakit. Bersyukur pak rudi cepat membawa kira. Kalau tidak kira bisa saja tidak selamat.

Setelah diperiksa dokter mengatakan kira hampir saja kehabisan darah. Dokter memprediksi kira ingin mengakhiri dirinya sendiri dengan menggores tangan kirinya menggunakan benda tajam. Mendengar penjelasan dokter membuat biyan dan pak rudi merasa sedih dan geram.

Aku dan pak rudi akhirnya kami berusaha menyembunyikan keberadaan kira. Dengan mengatakan kepada ayahnya kalau kira kabur entah kemana.

Kira dirawat di rumah sakit selama dua minggu.

Saat kira sadar. Kira tiba – tiba menangis histeris seperti orang ketakutan. Dokter menyarankan kira di rehabilitasi untuk kesembuhan mentalnya.

Satu tahun lebih. Keadaan kira masih sama. Dan dalam satu tahun itu kira juga masih ingin mengakhiri hidupnya. Sampai hari itu. Hari dimana kira terbangun dari tidur panjangnya. Untuk pertama kalinya kira tersenyum kearah biyan seperti tidak terjadi apa – apa.

Rasa trauma terhadap seseorang membuat kira melupakan beberapa ingatan dimasa lalunya. Termasuk Nada. Biyan berfikir ini terjadi karena foto yang tersebar luas sehingga menimbulkan rasa trauma kira. Jadi biyan memutuskan menghindari kira untuk bertemu dengan nada.

Satu tahun lima bulan.

Kira mengikuti proses therapy. Sampai pada akhirnya kira dinyatakan sembuh. Sembuh dalam artian kira bisa menjalani hidupnya jauh lebih baik dari kemarin. Untuk traumanya biarkan kira melupakan rasa itu untuk sementara.

Setelah kira sembuh. Biya membawa kira untuk tinggal bersamanya dirumah. Agar biyan, Ayah dan bunda nya bisa menjaga kira dengan baik. Sampai kira menjaga dirinya sendiri. Melanjutkan membangun perusahaannya sendiri, dan memilih untuk tinggal sendiri.

Biyan dan keluarganya percaya dengan kira apalagi mon yang selalu berada disamping kira.

FLASHBACK OFF

Mendengar cerita itu dari biyan membuat nada merasakan sakit dan kecewa kepada dirinya sendiri. Nada merasa seharusnya ide berpura – pura menerima cinta Rayyan tidak nada lakukan. Sehingga hubungannya dengan kira tidak pernah putus begitu saja. Dan nada saat itu sampai sekarang bisa menjaga dan menemani kira. Mendengarkan semua keluhan kira.

"Mon. kamu sangat beruntung". Ucap nada dalam hati.

NADA UNTUK KIRA ( FREENBECKY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang