2.0

616 47 0
                                    


Keesokan harinya, Radhea telah berada di pertigaan komplek rumah mereka, menunggu Ciara yang tak biasanya terlambat.

Ia menatap jam di pergelangan tangannya kemudian mengeluarkan ponsel, berniat menghubungi Ciara.

Kring~ Kring~

Jemarinya yang masih mengetik seketika terhenti mendengar bunyi lonceng sepeda yang ia yakini milik sahabatnya. Radhea mendongak dan tersenyum lebar.

"Pagi Ciaraaa cantik, tumben telat?" 

"Pagi Radhea.. Ceritanya nanti aja, ayo berangkat.."  Radhea mengangguk dan mengayuh sepedanya, mensejajarkannya dengan Ciara.

"Jadi, kenapa Ara bisa kesiangan?"  Tanya Radhea yang baru saja memarkirkan sepedanya, Ciara meliriknya dan mulai melangkahkan kaki memasuki koridor sekolah.

"Semalem, Ara tiba-tiba demam.."

"HAH? DEMAM??"  Radhea dengan cemas menyentuh kening Ciara.

"Ara masih demam, kenapa sekolah?" 

"Ara gapapa kok, udah mendingan. Lagian ini kan hari pertama sekolah, masa Ara bolos.."

"Tapi badan Ara masih anget" Radhea semakin menunjukkan rasa cemasnya membuat Ciara tersenyum. Gadis itu menyentuh pipi Radhea dan mengusapnya.

"Ara baik aja kok, jangan cemas.."  Radhea menatap kedua manik coklat muda Ciara dan mengangguk pelan.

Tanpa sadar kini mereka menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi yang berlalu lalang disana.

Ciara dan Radhea berjalan menyusuri koridor menuju kelas mereka, beberapa kali melirik kekanan dan kiri kala terdengar samar murid-murid yang mereka lewati berbisik dan mencibir mereka. Berbeda dengan Ciara yang tak merasa terganggu, Radhea justru menundukkan kepalanya dan merasa terintimidasi oleh bisikan-bisikan iblis itu.

Keduanya sampai di ruang kelas, memilih tempat duduk di bangku kedua dari depan. Ciara duduk di sebelah jendela dan Radhea di sisi lainnya. Beberapa gadis dari barisan lain terlihat mendekati meja mereka dan mengajak mereka berkenalan.

"Hai, gue Thea.."

"Gue Monica.."

"Gue Vio.."  Radhea dan Ciara menerima uluran tangan mereka dan membalas dengan menyebutkan nama masing-masing.

"Btw, kalian deket banget ya?"  Tanya Monica, Ciara melirik Radhea.

"Kita temenan dari kecil.."

"Oh, gue kira kalian-.."

"Pacaran hehe.." Sela Vio kala Thea menjeda kalimatnya. Keduanya hanya tersenyum tipis.

"Tapi gak mungkin sih, kalian sama-sama cantik, masa doyan gesek-gesek haha.."

"Gesek-gesek??" Beo Ciara bingung, Radhea menundukan wajah dan tersenyum kecut.

Ketiga gadis itu kembali ke bangku mereka, bel tanda masuk sekolah telah berkumandang dan kegiatan belajar mengajar pun dimulai. Ciara mengerutkan dahi menyadari ekspresi wajah berbeda dari sahabatnya namun kemudian mengedikkan bahu dan fokus dengan pelajaran.








"Dhea, kenapa?"  Tanya Ciara pada Radhea yang sedari tadi bungkam, kini mereka dalam perjalanan menuju kantin.

"Emm.. gapapa.." Timpal Radhea pelan dengan senyuman dipaksakan.

Sampai diambang pintu kantin, Radhea melihat Thea, Vio dan Monica yang melambaikan tangan padanya. Ia menarik tangan Ciara dan bergabung di meja mereka.

HOMELESS (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang