6.0

387 39 2
                                    


Radhea terlihat gusar, berjalan mondar mandir di sisi ranjangnya. Berulang kali menatap ponsel di atas ranjang berharap Ciara akan membalas pesan permintaan maafnya. Bahunya melemas, Ciara hanya membaca pesan tanpa membalasnya.

Ia terduduk di tepi ranjang, terdiam dengan banyak pertanyaan yang hinggap di benaknya. Tentang kejadian sore tadi yang membuatnya hilang kendali namun nampak menikmati. 

Gadis itu menyentuh bibirnya dan tersenyum mengingat rasa dari peraduan saliva mereka. Namun dengan cepat ia menggelengkan kepala dan merebahkan tubuh dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya hingga kepala.

"Perasaan apa ini? begitu nyaman dan mendebarkan? apa ini yang dinamakan cinta?
Tapi, kita berdua perempuan dan apakah boleh menjalin hubungan lebih dari sekedar teman?!"










Pagi harinya, seperti biasa kedua gadis itu telah bertemu di pertigaan jalan komplek dengan sepeda mereka masing-masing. Radhea berulangkali memalingkan wajah kala bertemu tatap dengan pandangan Ciara.

"Pagi Radhea.."

"P-pagi Ciara.." 

Balasnya gugup, Ciara hanya menatapnya datar. Ia sama gugupnya mengingat kejadian kemarin namun seperti biasa, Ciara mampu mengontrol ekspresi wajahnya setenang mungkin.

"Ayo berangkat.." 

"Hmm.."  Radhea mengangguk dan mulai mengayuh sepedanya tepat di belakang sepeda Ciara. Tak berusaha menyusul ataupun mensejajarkan seperti biasanya, gadis itu dilanda canggung tingkat tinggi.

Keduanya sampai di sekolah, memarkirkan sepeda dan berjalan menyusuri koridor menuju kelas. Radhea tetap bungkam, juga Ciara yang enggan menanyakan.

Hingga keduanya sampai di ruang kelas dan duduk di bangkunya.

Vio, Monica dan Thea telah berada disana. Ketiga gadis itu lantas menghampiri bangku Ciara dan Radhea bermaksud mengajak kedua gadis itu mengobrol.

"Morning Ara, Dhea.."

"Morning.." Balas Ciara ramah, Radhea hanya melirik mereka.

"Lo kenapa Dhe? sakit?"  Heran Monic, Ciara pun segera menoleh pada Radhea dan reflek menyentuh keningnya.

"Gak panas kok"

"Uwuuuu.. Ciara.."

"Masih pagi udah bucin aja nih " Radhea yang mendengar itu kemudian menepis tangan Ciara dari keningnya membuat Ciara tersentak.

"Eh Ra, katanya lo join klub musik, emang iya?" 

"Heem "

"Wahhh keren, lo maen apa?"

"Jangan bilang lo ikut les biola ya hahaha.." Seketika tawa ketiga gadis itu pecah. Ciara yang tak paham hanya menatap mereka dengan kedua alis yang menyatu.

"Ara main piano" Ujar Radhea membantu menjawab.

"Oh piano.."

"Apal banget si Dhea ini"

"Jelas dong, mereka kan 'Temen' dari kecil" Timpal Monic menekankan kata 'Teman'. Radhea mulai jengah, ia bangkit dari kursinya dan mendorong ketiga gadis itu perlahan bermaksud mengusir mereka.

"Sana pergi, kalian ganggu!."

"Ishh Dhea.."

"Bilang aja lo mau berduaan aja sama Ara kan?" 

"Iya deh kalo gitu haha" 

Radhea menggelengkan kepala dan kembali duduk. Ciara menatapnya seakan meminta penjelasan namun gadis itu nampak enggan menjawab dan memilih merebahkan kepalanya pada lipatan tangan diatas meja membelakangi Ciara.




HOMELESS (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang