4.0

551 52 0
                                    


"Kamu ada masalah apa sama Ara?" 

"Hah? G-gak ada kak.." 

"Trus kenapa Ara sampe nangis dan ngomong gitu tadi?"  Radhea terdiam menatap kearah kolam ikan yang berada di samping rumah Ciara. Kini kakak beradik itu tengah menikmati angin malam sementara Ciara telah kembali tidur.

"Gapapa kak, salah paham aja kok.."

"Yakin? Kamu ragu cerita sama kakak?" Alea menatap intens kedua manik sang adik. Radhea menatapnya sekilas kemudian membuang pandangan.

Alea yakin bahwa adiknya menyembunyikan sesuatu namun ia tak ingin membuatnya rumit dan malah membuat adiknya tertekan. Ia menghela nafas dan bangkit dari duduknya.

"Kalo butuh temen cerita, panggil kakak aja.."

Grep!

Langkahnya terhenti kala Radhea menahan tangannya, ia berbalik dan menatap sang adik yang menundukkan kepala. Alea paham dan kembali duduk di tempatnya semula, terdiam dan berusaha memberikan Radhea waktu untuk mengumpulkan keberaniannya.

"Kak, apa Dhea sama Ara terlalu deket?"  Kini Radhea membuka mulutnya, Alea menoleh dengan sebelah alis terangkat.

"Maksud kamu?"

"Apa ke dekatan aku sama Ara wajar?"

"Kalian berteman dari kecil, wajar dong kalo deket banget" Radhea menggeleng lemah dan menatap sang kakak.

"T-tapi kak, temen-temen di sekolah ngira kalo kita p-pa-ca-ran"  Kedua mata Alea sedikit membelalak kemudian tubuhnya menghadap penuh kearah Radhea.

"Thea, Monic sama Vio selalu bilang kalo Ara itu pacar aku. Dan setiap kita jalan bareng, anak-anak selalu bisik-bisik gak jelas, kak.."

"Kamu, terganggu?"  Tanya Alea hati-hati, Radhea mengangguk.

"Kenapa harus merasa terganggu kalo kamu memang bukan seperti apa yang mereka pikirkan?!"

"Dhea, kamu tau kan kalo kakak deket banget sama kak Reka dari dulu?" Radhea mengangguk,

"T-tapi kak, kita sama-sama cewek.."

"Kakak cewek, Reka pun cewek. Kakak pun sama seperti kamu, seringkali orang-orang ngira kami berhubungan."

"Awalnya kakak dan Reka terganggu dengan itu. Tapi seiring berjalannya waktu, bisikan dan rumor itu hilang gitu aja.."

"Kakak paham apa yang kamu rasain tapi apa kamu gak mikirin perasaan Ciara??" Radhea menatap lekat wajah Alea.

"Di posisi sekarang kakak yakin Ciara pun merasa terganggu oleh hal itu. Tapi, apa Ara juga ngelakuin hal yang kamu lakuin??"

"Engga kak"  Balasnya lemah, 

"Ada 2 kemungkinan, mungkin Ciara enggan menanggapi hal yang menurutnya gak penting atau memang Ciara gak mau kamu ngerasa dia berubah, seperti kamu.." Radhea tersentak dengan ucapan sang kakak. Benar, apa yang Alea katakan mungkin saja benar.

"Hiduplah sebagaimana kamu ingin hidup, jangan biarkan bisikan oranglain mempengaruhi kehidupan ternyaman kamu."








Radhea membalikkan tubuh kearah Ciara yang masih tertidur pulas, menatap dalam wajah cantik teman kecilnya itu dengan perasaan bersalah.

Apa mungkin yang ia lakukan memang suatu kesalahan? 

Berusaha menjaga jarak dari Ciara karena tak ingin orang lain memandangnya 'Lain'.

HOMELESS (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang