Ciara baru saja keluar dari kelas saat sebagian besar murid telah meninggalkan area sekolah. Gadis itu berjalan seorang diri, dengan santai melewati beberapa kelas yang telah kosong.
Tiga orang gadis berjalan di belakangnya, mengendap-endap layaknya seorang pencuri. Kemudian berlari dari bersamaan menubruk tubuh Ciara hingga gadis itu hampir tersungkur.
"CIARAAA.."
"Ehh.. astaga.."
"Ara gapapa?"
Ciara menatap kaget kearah mereka dan menggelengkan kepalanya.
"Bisa gak sih kalo nyapa Ara tuh gak pake ngagetin?"
"Ehehe.. maafin kakak.." Alea menyatukan kedua tangannya sebagai tanda permintaan maaf.
"Abisnya seru. Cuma lo yang kalo di kagetin gak pernah latah haha.."
"Bener tuh kata si Syafi.. Ciara kalo di kagetin cuma nutup mata, minimal tuh pargoy kek haha.." Timpal Reka membenarkan.
"Lo manggil gue Sapi lagi, gue belah anuan lo ya!!"
"Hey sahabat! anuan gue udah belah, ngadi-ngadi!"
"Gue bikin tambah belah mau? dari sini.." Syifa menunjuk perut Reka kemudian membalikkan tubuhnya dan menekan bagian punggung.
"Sampe sini.. " Reka, Alea dan Ciara membelalak menatap Syifa yang kini menunjukkan seringainya.
"Kak Syifa gila hihhh.." Ciara berjalan cepat meninggalkan gadis lainnya diikuti Alea.
"Dasar sikopet!"
"W-woy tunggu.." Reka menatap ngeri kearah Syifa kemudian berlari menyusul kedua gadis lainnya. Syifa tertawa kencang dan ikut menyusul mereka.
"Jalan lo cepet banget anjirr hah.. hah.."
"Ssstttt.. " Alea dan Reka menaruh telunjuknya di depan bibir, bermaksud menyuruh Syifa diam.
"Kenap- hmm.." Reka membekap mulut Syifa dan memperingatkannya. Syifa mengangguk kemudian menatap kearah Ciara yang terlihat kesal di sana.
Ia menajamkan pendengaran dan baru menyadari bahwa terdengar suara orang yang berbincang dari kelas kosong di dekat mereka. Yang membuat mereka kaget adalah karena nama Ciara ada dalam topik obrolan tersebut.
Alea, Reka dan Syifa nampak kaget mendengar obrolan para gadis di dalam sana namun Alea menyadari bahwa salah satu dari gadis tersebut adalah Radhea, adik kandungnya.
Ia melirik Ciara yang kini terlihat sendu dengan wajah memerah, Alea yakin bahwa Ciara pun menyadari bahwa itu adalah suara Radhea.
Tangannya terangkat hendak menyentuh pundak Ciara namun gadis itu terlebih dahulu pergi dari sana.
Reka dan Syifa tak tahan lagi, keduanya menghampiri kelas tersebut.
BRAKK!
"WOY ANJING!!"
Teriak Reka menantang setelah mendobrak dengan kencang pintu kelas tersebut. Ia dan Syifa terdiam melihat Radhea pun ada di sana, kemudian mengalihkan pandangan pada ketiga gadis lainnya dan menatap mereka dengan tajam.
Alea dilanda kebimbangan antara mengejar Ciara atau melerai Reka dan Syifa yang ia tahu pasti apa yang akan mereka lakukan. Gadis itu menimang-nimang kemudian memutuskan pergi kearah kelas.
PLAK!
"Lo pikir gue gak denger apa yang lo omongin tadi hah!" Ujar Reka sengit setelah menampar pipi putih Monic.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOMELESS (GxG) (COMPLETED)
Novela Juvenil"Aku kehilangan arah, ceria dan tawa. Yang lebih parah dari semua, aku kehilangan Rumah!"