18.0

506 45 4
                                    


Radhea tengah terduduk di bangku taman rumah sakit. Wajahnya nampak kusam, kantung matanya menghitam dan nampak kelelahan.

Ini hari ke 12 Ciara berada di rumah sakit dan tepat 7 hari ia berada disana menemani Ciara namun belum ada tanda-tanda bahwa Ciara akan segera sadar. 

Gadis itu terdiam, menatap lurus pada sebuah pohon di depannya, tatapannya kosong namun pikirannya dipenuhi oleh kenangan tentang Ciara.

Dokter Hanna yang hendak kembali ke ruangannya tanpa sengaja melihat Radhea, ia mengernyit kemudian menghampirinya.

"Boleh saya duduk?" Radhea menoleh dan mengangguk kecil kemudian kembali menatap lurus ke depan.

"Kamu sudah makan?"  Tanyanya, Radhea bungkam.

"Kamu terlihat lelah.." 

"Lebih baik kamu pulang dan istirahat" Kini Radhea menggelengkan kepala dan menatap sang dokter.

"Saya mau menjaga Ciara"

"Ciara aman disini, ada saya, suster dan kakak kamu pun selalu datang sepulang sekolah" 

"Saya tau, tapi saya harus disini!" Kekeuhnya seraya kembali mengalihkan pandangan. Dokter Hanna menghela nafas karena keras kepalanya Radhea.

"Baik, jika memang kamu mau disini tapi perhatikan kesehatan kamu.."

"Saya sehat.."

"Bagaimana bisa kamu menjaga Ciara jika kamu sendiri pun sakit?" Radhea terdiam, perkataan dokter Hanna benar. Ia menyentuh perutnya yang beberapa hari ini tak terisi makanan juga kedua matanya yang lelah karena kurangnya waktu istirahat.

"Bukan hanya Ciara yang berarti buat kamu, tapi kamu juga berarti buat Ciara. Saya yakin, Ciara tidak akan membiarkan kamu sakit.." 

"Ciara selalu seperti itu, dia selalu marah kalo saya sakit hehe.." Radhea tertawa kecil mengingat bagaimana Ciara akan memarahinya kala ia sakit namun tetap merawatnya dengan penuh kasih sayang.

"Saya traktir kamu makan siang, yuk.."  Ia menoleh dan mengangguk menerima ajakan sang dokter kemudian keduanya berjalan beriringan menuju kantin rumah sakit.


Dokter Hanna menaruh ponselnya di atas dan memfokuskan diri pada makanan yang telah tersaji. Radhea telah terlebih dahulu menyantap makanannya.

Keduanya duduk di satu meja yang tak jauh dari pintu utama kantin, agar lebih mudah untuk sang dokter jika tiba-tiba ada panggilan darurat.

"Makan yang banyak, Ciara akan marah jika melihat tubuh kamu yang tinggal tulang berbalut kulit itu..!" Canda sang dokter, Radhea tersenyum dan mengangguk.

"Permisi dok, ini yang dokter minta.." Seorang perawat tiba-tiba datang dan menyerahkan sesuatu pada sang dokter.

"Oh terimakasih sus.."

"I-itu.." 

"Polisi berhasil menemukan barang-barang Ciara, saya mengambil ini dari ruang penyidik sssttt.." Ujarnya pelan seraya menaruh telunjuknya di depan bibir bermaksud rahasia.

Ia menyerahkan sebuah buku diary milik Ciara pada Radhea, bermaksud agar Radhea membacanya.

"Habiskan makanan kamu dulu!" Titah sang dokter, Radhea mengangguk dan melahap makanannya dengan semangat.


Setelah makan siang, keduanya berpisah di pintu kantin dan kembali ke tempat masing-masing. Dokter Hanna melanjutkan pekerjaannya sedangkan Radhea kembali ke ruangan Ciara yang kini telah di pindahkan ke ruang rawat Vip.

HOMELESS (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang