⚠️WARNING⚠️ Follow akun author terlebih dahulu dan budayakan vote/komen setelah membaca
"Gue gak tau kalo jatuh cinta itu menyakitkan."
"Menyakitkan kalo bukan dengan orang yang benar-benar mencintaimu."
Kisah asmaraloka yang terjadi antara Bintang...
Hai. Jangan lupa untuk vote dan komen ya. Jangan jadi pembaca gelap. Happy Reading!! • • •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Katakan tidak untuk sekali saja, maka kau tidak akan menyesal kemudian harinya. Dan ingatlah jangan pernah terlalu percaya kepada seseorang. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.”
Bintang duduk di samping Luna. Mereka kini sedang bermain ke pasar malam. Demi menyenangkan hati kekasihnya ini, Bintang rela tidak ikut latihan malam ini.
“Udah dong jangan marah kan udah main-main terus juga udah beli makanan banyak ini,” tunjuk Bintang yang menenteng beberapa makanan milik Luna.
Gadis itu terkekeh pelan sembari berkata,” Lagian kamu juga kok yang salah. Genit sama cewek lain.”
“Bukan aku loh sayang, kan mereka yang genit bukan aku. Aku mah diem aja.”
“Ish tetap aja pokoknya.”
Bintang memijit pelipisnya pelan. Ia pusing bagaimana caranya agar wanita di sebelahnya ini diam. Memang benar ya wanita susah untuk di mengerti.
Setelah beberapa lama mereka berdua beradu mulut akhirnya mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Bintang mengantarkan Luna sampai di depan gerbang rumah gadis itu. Setelah melihat Luna masuk ke dalam rumahnya, ia pun memutuskan untuk pergi ke tempat latihan band miliknya yang sempat ia tinggalkan tadi.
***
Luna mulai memasuki kamarnya dengan keadaan lelah karna perjalanan. Ia letih karna seharian ini harus kelilingi berjalan-jalan dengan Bintang, ingin rasanya ia terlentang di kasur empuk kesayangannya itu.
Namun, saat ia berjalan ke arah kasur miliknya terdapat beberapa pakaian yang berserakan. Ia mengingat-ingat bahwa dirinya tidak mengeluarkan pakaian-pakaian itu dan lagi ia tidak memiliki pakaian yang sedikit terbuka seperti ini.
Gadis itu pun membereskannya namun suara teriakan dari luar kamar membuat ia menghentikan kegiatannya.
“BERANI SEKALI LO NYENTUH PAKAIAN GUE!” teriak Zahra dengan tiba-tiba.
Luna berdecak sebal dan lalu melempar baju yang berada di tangannya itu. “Tau gini bakal gue buang dari tadi.”
“Siapa yang nyuruh lo ngambil pakaian mahal gue, hah!” seru Zahra dengan nada tinggi.