Hai, jangan lupa tinggalkan jejak ya, vote dan komen. Jangan jadi pembaca gelap. Tandai kalau ada yang typo. Happy reading!
Follow Instagram @wp_salvanitw untuk informasi cerita lebih lanjut.
•
•
•“Lo lagi, lo lagi! Bisa gak sih sehari lo gak buat masalah sama gue!” bentak Bintang kepada Bastian.
Amarah Bintang mendadak naik karena mengingat jika Bastian ternyata mengikuti Luna saat ke toko buku beberapa jam yang lalu. Bintang mengetahui itu karena ia kebetulan mengantar Luna saat itu.
Dilihatnya dengan tatapan tajam punggung Bastian yang tengah melihat-lihat koleksi buku terbaru. Pemuda itu berjalan mendekat ke arah Bastian sembari menutupi kepalanya dengan hoodie agar tidak ketahuan.
Setelah lumayan lama memantau Bastian, ia dibuat terkejut ketika melihat Bastian berada di samping Aluna bahkan tampak saling kenal. Tapi ia tidak berburuk sangka terlebih dahulu. Bintang pun mendengar percakapan mereka berdua, jika Bastian membelikan dua buah buku untuk Aluna.
Dengan emosi, Bintang pun menarik tangan Luna menuju kasir dan mulai membayar semua buku yang gadis itu pilih. Di tariknya Luna ke dalam mobil.
Bastian yang terpancing emosi pun kembali membentak adiknya itu. “ GUE ABANG LO, BINTANG! Kalo lo gak suka sama gue setidaknya lo harus ngehargai gue sebagai Abang lo, bukan adik lo.”
Bintang menatap tajam Bastian dengan tersenyum remeh. “Abang lo bilang? Abang mana yang ngorbanin adiknya sendiri, Luna, dia pacar gue!. Abang mana yang gak mentingin adiknya sendiri dan bahkan adiknya sendiri selalu di anak tirikan, itu karena siapa? Karna lo!” Bintang menunjuk Bastian tepat di depan matanya.
Bastian yang tidak bisa meredam emosinya langsung memukul Bintang dengan tangannya. Wajahnya memerah seketika. “Gue selalu sabar ngehadepin lo selama ini. Lo pikir jadi gue enak? Gue yang selalu di tuntut buat sempurna dan lo bilang kalo gue selalu di utamakan? Mikir anjir, gue juga manusia. Gue juga capek, kalo boleh aja gue mau bertukar tubuh sama lo walau sehari. Biar lo tau secape apa gue selama ini.”
Bastian menarik nafasnya dalam-dalam dan melanjutkan perkataannya. “Lo beruntung gak selalu di tuntut sama siapa pun. Gue gak pernah mau jadi kayak gini. Ngerasa asing sama saudara sendiri. Gue cape kalo lo tau.”
“Kita gak ada yang enak, Bastian.”
Bastian menatap Bintang seolah bertanya, “ Lo selalu di tuntut buat sempurna sementara gue di campakkan layaknya sampah. Makanya gue iri karena orang tua kita selalu ada buat lo tapi enggak buat gue.”Bastian terdiam dan menatap sayu kembarannya itu. Memang benar, tidak ada yang indah dalam kehidupan mereka. Bastian yang selalu di paksa bisa dan Bintang yang tidak di hiraukan sama sekali membuat kepribadian mereka yang bertolak belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minutes Of Love Destiny [ON GOING]
Novela Juvenil⚠️WARNING⚠️ Follow akun author terlebih dahulu dan budayakan vote/komen setelah membaca "Gue gak tau kalo jatuh cinta itu menyakitkan." "Menyakitkan kalo bukan dengan orang yang benar-benar mencintaimu." Kisah asmaraloka yang terjadi antara Bintang...