Hai. Jangan lupa untuk vote dan komen ya. Jangan jadi pembaca gelap. Happy Reading!!
•
•
•
"Katanya ntar ada lomba fashion show setiap perwakilan kelas. Kelas kita sapa yang ikut," ujar Aira.Kania menggedikkan bahunya. "Gak tau. Kira-kira siapa yang cocok ya." Kania mengetuk-ngetuk jarinya didagu.
"Gue lah yang cocok,"sambung Viona yang tiba-tiba datang.
Semuanya menatap tajam ke arah Viona .Tatapan aneh muncul diwajah Aira yang jelas sedikit tidak suka dengan Viona. Sontak mereka hanya menghiraukan perkataan Viona yang sedikit menjengkelkan.
"Gimana kalo Luna? Dia bagus deh keknya. Tapi pasangannya siapa."
"Bintang?"
Kania dengan spontan menepuk tangannya tanda setuju. " Nah ini, cocok mereka berdua. Mana mereka?" ucap Kania sembari melihat sekeliling kelas.
"Gak sekolah si Luna njir. Si Bintang juga gak sekolah, katanya sakit,"tutur Ghea.
"Halah. Si Bintang alasan aja."
"Besok bilangin ke mereka aja. Cocok banget itu."
***
Matahari tampak malu-malu untuk timbul. Suasana riuh dirumah Luna membuatnya sedikit pusing. Seperti biasa, ia pastinya akan bertengkar dengan sang ayah yang entah mendebatkan hal yang tak terlalu penting.
"Ayah, Luna mau sekolah, titik. Luna udah sembuh, ini juga udah siap-siap." Luna menggendong tasnya seraya cemberut menatap sang ayah.
Gibran menghela nafas panjang seraya menatap putrinya. "Baiklah, ayo ayah antar. Awas kalo nanti disekolah sakit."
"Yes, sekolah,"ucap Luna dengan senang.
Sesampainya disekolah. Luna tak lupa mencium tangan Gibran dan berpamitan. "Luna berangkat dulu ya, Ayah. Hati-hati dijalan. Sampai jumpa." Luna melambaikan tangannya pada Gibran yang mulai menjalankan mobilnya.
Luna pun mulai berjalan ke arah kelasnya. Melewati lorong-lorong kelas lainnya yang sudah sedikit ramai. Gadis itu tampak tersenyum ketika ada yang menyapa dirinya.
"LUNA!"
"Udah sehat lo?"tanya Ghea.
"Alhamdulillah, udah. Yaudah ayok Ke kelas. Gue pengen duduk. Capek,"ujar Luna seraya menggandeng tangan Ghea.
Sesampainya dikelas. Ia terduduk sembari melihat Bintang yang sedari tadi sudah berada dikelas bersama teman-temannya. Matanya tak dapat beralih dari Bintang, tetapi dengan spontan ia mengalihkan pandangannya karena Aira memanggil dirinya.
"Wih, udah sehat nih. Jangan sakit lagi ya,"tutur Aira sembari mengelus-elus punggung Luna.
"Iya, terima kasih, Ra."
Luna duduk dibangku miliknya. Bersamaan dengan teman-temannya yang berada tepat di bangku depan Luna.
"Lun, hari Sabtu ada fashion show disekolah kita. Lo mau ya ikutan buat perwakilan."
Luna lalu membulatkan matanya. "Hah, kagak! Gue gak mau. Males, malu gue. Yang lain aja dah." Tolak Luna.
"Yah, Lun. Cuma lu satu-satunya yang cocok. Ntar lu sama Bintang,"ujar Ghea.
"Gak. Gak mau gue. Tapi apa? Sama Bintang? Ya kali gue sama dia,"sinisnya seraya menatap Bintang yang kebetulan sedang mendengarkan perkataan Ghea.
"Apa lihat-lihat,"ucap Bintang di bangku sebelahnya.
Luna lalu mengalihkan wajahnya dan menatap Ghea yang sedari tadi membujuknya. "Gue gak mau. Gue gak bisa,"ucap Luna dengan lesu.
"Halah. Lu mau sebenarnya karna sama Bintang. Cuma lu gengsi aja,"timpal Kania dengan menatap jahil Aluna.
Luna pun seketika mengode Kania dengan matanya. "Awas aja lu ya."
***
"Hadirin yang berbahagia. Selamat datang dan selamat menyaksikan atas apa yang akan kami lombakan."
Suara ricuh penonton yang bersorak karena para peserta lombanya. Lomba fashion show antar kelas menjadikan ajang untuk lomba siapa yang lebih unggul untuk memenangkan karena tak hanya kecantikan saja yang dinilai namun keserasiannya pula.
Luna tengah duduk menunggu gilirannya yang didampingi oleh Bintang disampingnya. Mereka menggunakan pakaian adat Minangkabau.
"Anjir gue deg-degan. Gimana kalo ga sesuai ekspektasi mereka,"gumam Luna dengan wajah gelisah.
"Tenang aja. Dibawa santai aja,"tutur Bintang menenangkan Luna.
"Peserta selanjutnya adalah Aluna Adisty dan Bintang Adhyaksa dari kelas 11 IPA¹."
Luna serta Bintang datang dengan tangan yang bergandengan. Senyuman Luna terus memancar dan tak lupa pula beberapa gaya yang ia berikan membuat para penonton kagum. Ditambah pula dengan keserasian mereka dengan pakaian yang mereka kenakan.
"Dih, gak cocok anjir bang Bintang sama dia,"ujar seseorang.
"Cie, cemburu."
"Lo cari tau ya tuh cewek. Sebel gue liatnya,"ucapnya dengan sinis ke arah Aluna.
Setelah selesai penampilan Aluna dan Bintang. Mereka memutuskan untuk beristirahat di dalam kelas. Dimana banyak para siswa yang tidak ke lapangan untuk mengikuti lomba atau sekedar melihat dikarenakan lomb yang ada sangat membosankan.
"Sumpah sih, cocok kali kalian."
"Apaan dah, lagian ini kan tanggung jawab kita,"jawab Luna.
"Iya sih, cuma kalian memang benar-benar bagus deh. Cocok banget."
"Makasih,"ucap Bintang dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minutes Of Love Destiny [ON GOING]
أدب المراهقين⚠️WARNING⚠️ Follow akun author terlebih dahulu dan budayakan vote/komen setelah membaca "Gue gak tau kalo jatuh cinta itu menyakitkan." "Menyakitkan kalo bukan dengan orang yang benar-benar mencintaimu." Kisah asmaraloka yang terjadi antara Bintang...