Bab 10| Penyebab kematian Ibu Aluna?

172 123 49
                                    

Hai, jangan lupa untuk vote dan komen ya. Jangan jadi pembaca gelap. Happy Reading!!


Andai Bunda masih ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Andai Bunda masih ada...

Luna menatap langit malam yang berhiaskan bintang. Walaupun terlihat gelap namun cahaya dari bulan maupun bintang dapat memberikan sedikit penerangan dari gelapnya malam.

Gadis itu memejamkan matanya. Setetes air mata mengenai pipi tembam miliknya. Ia menghembuskan nafas panjang, mata sembabnya tak dapat berbohong jika ia habis menangis. "Ketakutan gue selama ini bakal terjadi. Cepat atau lambat ayah pasti bakal nyari pengganti Bunda. Gue bingung, di satu sisi gue gak mau Bunda Cyntia tergantikan di rumah ini tapi di sisi lain gue juga gak boleh egois sama Ayah." Luna menunduk sembari memegangi kepalanya yang sedikit pusing.

"Andai kamu tau, Aluna. Kalo ini semua juga demi kamu. Cyntia, maafkan aku. Tapi ini demi kebaikan bersama. "

Drttt... drttt...

Suara panggilan telfon dari handphone milik Gibran terdengar. "Halo, ada apa?"

"Maaf, bos. Pelaku yang telah membunuh Nyonya Cyntia ternyata ada didekat kita selama ini. Data-datanya akan saya kirim,"ucap seseorang yang sedang menelpon Gibran.

"Kerja bagus. Segera kirim ke saya."

"Baik Bos."

Panggilan pun di tutup secara sepihak. Gibran meremat handphone yang ia genggam. Sorot matanya tiba-tiba menjadi tajam. Ia masih mengingat jelas akan kejadian itu. Bahkan ia berjanji akan membuat sengsara si pembunuh istri tercintanya.

"Selamat bermain-main."

***

Kericuhan di ruang latihan band Golden Star mulai terdengar. Tak sedikit anak-anak band yang berada disana. Seperti saat ini, Arsen yang terlihat sangat bahagia ketika mendapatkan stik drum yang baru. Walaupun terdengar biasa aja namun bagi remaja itu adalah hal yang menggembirakan.

Bintang sedari tadi terdiam. Ia hanya mengamati teman-temannya yang sedang beradu argument. Ia juga memperhatikan Luna yang sedang asik berselfie. Bintang tersenyum tipis ketika melihat Luna yang tampak bahagia melihat hasil dari foto selfi nya.

Luna tampak melihat ke arah Bintang yang tengah memperhatikan dirinya. Lantas gadis itu menatapnya dengan tajam. " Ngapain lo liat-liat gue?"

"Dih, siapa yang ngeliatin lo. Gue ngeliat karna punya mata,"ujar Bintang tak mau kalah.

"Bener juga,"monolog Luna dengan suara pelan.

"Hai kids, this is your Dad. Dan ini Paman-Paman mu yang agak gila dikit. Ini namanya Paman Bulan terus ini Mama mu ya nak,"ucap Haikal sembari merekam video yang mengarahkan ke mereka semua terutama Bintang dan Luna.

Minutes Of Love Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang