Hai, jangan lupa vote dan komen ya. Jangan jadi pembaca gelap. Happy reading!!
•
•
•"Lun, sebagai permintaan maaf gue. Gimana kalo gue ngajak lo main basket?"
Gadis itu mengernyitkan dahinya. Lalu ia berfikir sejenak dengan jari telunjuknya mengetuk-ngetuk dagu. "Boleh, kapan? Gue juga mau belajar main basket ," ujar Luna dengan antusias.
"Sekarang pun jadi, Lun."
"Sekarang? ayok."
Selepas wacana yang Bintang pikirkan untuk berduaan dengan Luna akhirnya tercapai juga. Saat ini Bintang menunggu Luna yang sedang mengikat rambutnya agar tidak gerah saat bermain basket nantinya. Mereka pun bersiap-siap untuk bermain basket yang kebetulan di dekat rumah Bintang terdapat lapangan basket yang cukup luas.
"Lun, bisa gak mainnya?" tanya Bintang.
Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Gak bisa lah, gue bisanya ngelempar bolanya doang," ujar Luna.
Bintang pun mendekati Luna dan mulai mengajari Luna untuk dribbling. Ia tak lupa memperlihatkan bagaimana cara untuk shooting yang benar.
"Gue paham sekarang tapi gue gak bisa lah kalo masukin bolanya dari jarak jauh."
"Dari deket aja gapapa, Lun."
Luna mulai memantul-mantulkan bola basketnya. Ia berjalan perlahan ke arah ring basket dan mulai memperhatikan posisinya. Ia pun langsung memasukkan bola basketnya ke dalam ring. Sorakan bahagia Luna ketika bolanya masuk pun terdengar.
"Yeah! Masuk, akhirnya."
Bintang hanya menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum ketika melihat Luna bahagia. Tak lupa pula sejak tadi ia memvideokan kegiatan mereka untuk mengabadikan moment tersebut.
"Lun, sini dulu. Gue mau ngomong," ucap Bintang.
Luna menghampiri Bintang dan berkata," ngomong apaan?"
Bintang memegang tangan Luna sembari menatap dalam mata gadis di depannya. "Lun, gue tau kalo ini memang ga seromantis cowok lain. Tapi gue tulus mengatakan ini, gue suka sama lo. Gue sayang sama lo, gue gak tau kapan rasa ini muncul."
"Hah?"
"Mau gak lo jadi pacar gue? Gue bakal jagain lo, gue bakal prioritasin lo. Gue mohon terima gue, Luna." Bintang memandang Luna dengan penuh harap.
Luna menarik nafas dalam-dalam dan lalu membuang nafas perlahan. Ia tersenyum dan lalu membalas perkataan Bintang. "Gue gak masalah mau seromantis apa laki-laki lain sama pasangannya. Gue juga udah lama suka sama lo. Gue pikir Lo bakal risih karna gue suka perhatiin dan deketin lo."
"Jadi artinya Lun?"
Luna tersenyum dan lalu menganggukkan kepalanya. "Gue terima."
Bintang membulatkan matanya. Lantas dengan spontan ia pun memeluk Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minutes Of Love Destiny [ON GOING]
Genç Kurgu⚠️WARNING⚠️ Follow akun author terlebih dahulu dan budayakan vote/komen setelah membaca "Gue gak tau kalo jatuh cinta itu menyakitkan." "Menyakitkan kalo bukan dengan orang yang benar-benar mencintaimu." Kisah asmaraloka yang terjadi antara Bintang...