Bab 24| Siapa dalang semua ini?

69 9 26
                                    

Hai, jangan lupa tinggalkan jejak ya. Support author dengan vote dan komen. Tandai jika typo. Happy reading!

Kalian tau cerita ini dari mana? Instagram, tiktok, telegram atau FB?

Follow Instagram @wp_salvanitw untuk informasi cerita lebih lanjut.

Bintang, Luna dan Bastian sekarang udah punya akun Instagram loh. Ayo follow akun Rp mereka

@aluna_adisty @fernanda_bstian @bin_Adkyasa

Hargai penulis ya dengan komen/vote. Ramaikan komentar kalian agar MENYALA ABANGKUH 🔥🔥🔥

Perbanyak komentar kalian biar cepet updatenya



"Terkadang sang kakaklah yang rela mengorbankan dirinya hanya untuk sosok adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang sang kakaklah yang rela mengorbankan dirinya hanya untuk sosok adiknya. Walaupun nyatanya terhalang gengsi."


Bintang merenung di roof top sekolah dengan sendirian. Meratapi nasib kekasihnya entah apa yang akan di lakukan Gibran kepada Luna semalam. Tak biasanya Bintang menangis karena hal ini. Pemuda itu akan menitikkan air matanya ketika mengingat jelas kejadian semalam dimana Luna yang menangis meminta ampun kepada sang Ayah.

"Bintang!" seru beberapa temannya yang mendatangi dirinya.

"Bintang, lo dah denger rumornya? Luna...."

"Iya gue tau."

"Lo tau?" tanya Mario melihat ke arah Bintang yang habis menangis itu.

"Gue bahkan orang pertama yang tau itu karena gue ada dirumah Luna," ujar Bintang sembari menahan tangisannya.

"Jadi gimana keadaan Luna?" tanya Aira yang menatap iba Bintang.

"Gue gak tau, semalam dia di seret mau dikurung di gudang tapi gue gak tau juga."

"Itu beneran, Bin? Lo sama Luna?"

"Gue gak ada ngapa-ngapain sama dia, Kal. Jangankan kayak gitu, gue aja jarang ketemu sama dia. Kalo ketemu cuma pas manggung, latihan, di sekolah atau ketemu di jalan. Gue gak pernah sebajingan itu," ucap Bintang dengan jelas.

Semua terdiam mendengar perkataan Bintang. Memang benar walaupun Bintang dan Luna pacaran namun mereka jarang sekali berpacaran di luar rumah. Walau ada sesekali kencan namun itu bisa dihitung dengan jari dan sisanya mereka akan bertemu di latihan maupun di sekolah.

"Bintang, itu ada Bastian." Arsen menunjuk Bastian yang berjalan ke arah mereka.

Bastian berjalan dengan tergesa-gesa. Matanya yang tajam membuat mereka takut apa yang akan dilakukan Bastian kepada adiknya itu.

Minutes Of Love Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang