Bab 15| Ada apa dengan Bastian?

143 77 25
                                    

Hai. Jangan lupa untuk vote dan komen ya. Jangan jadi pembaca gelap. Happy reading


 Happy reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Orang terdekat bisa saja membawa luka, layaknya hujan gerimis yang hanya rintik-rintik kecil itu dapat membuat kamu sakit. Dan ada pula yang membuat seseorang bahagia karena hujan mempunyai definisi  kesenangan maupun kesedihan.”


“Bang Bintang! Ini Viona, kiw kiw!” teriakan dari beberapa siswa yang tengah memanggil-manggil Bintang di pertandingan basket.

“Viona, lo beneran suka sama Bang Bintang?”

“Iya, Bang Bintang itu dia kek bijaksana terus wibawa banget bawaannya. Suka banget sih sama orang yang kek gitu,” ujar Viona.

Tak hanya mereka saja yang tengah memperhatikan Bintang di pertandingan tersebut melainkan sang kekasih yang senantiasa melihat dan mendukung Bintang di arena pertandingan. Hingga waktu istirahat pun tiba, banyak siswi yang berebut ingin memberikan minum kepada Bintang namun pria tersebut malah menghampiri Luna yang sedari duduk memakan cimol.

“Apa!”

Bintang mengerutkan dahinya. Ia tidak tahu apa yang salah padanya hingga Luna seperti itu padanya.

“Kenapa, sayang?”

“Kenipi siying. Tuh urusin semua cewek-cewek lo yang pada berisik,” tutur Luna yang menunjuk ke arah siswi-siswi yang masih meneriaki nama Bintang.

Bintang menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung harus bagaimana toh itu bukan yang dia mau. “Yaudah maaf ya , sayang. Itukan bukan Aku yang mau.”

“Bang Bintang! Eh kak, jangan deket-deket kali lah sama Bang Bintang nanti di Viona cemburu,” ucap salah satu siswi di sana.

“Iya, nanti dia cemburu. Emang kakak gak bisa ya gak terlalu deket sama Bang Bintang. Itu deket banget loh.”

“What?”

Luna langsung menatap tajam ke arah Bintang. Tamgannya pun ia genggam bersiap untuk menghajar pria di depannya ini. “Bintang! Kamu uruslah itu pacar kamu,” ucap Luna yang menekankan sebutan pacar kepada Bintang.

Gadis itu pun langsung pergi dari tempat tersebut. Bintang yang kalang kabut pun tidak bisa mengejarnya, ia masih ada babak selanjutnya. Ia meremas rambutnya dengan kesal. Bintang pun langsung pergi lapangan dengan wajah yang memerah menahan kesal.

“Eh, kalian gak punya etika banget ya. Itu tadi pacarnya bang Bintang loh.”

“Iya, kalian gak sopan banget. Mereka jadi marahan kayak gitu karna kalian.”

“Tau tuh, gatel banget jadi cewek. Cantik-cantik tapi gatel kek ulat bulu.”

Luna berjalan dengan perasaan yang cukup cemburu kepada perempuan-perempuan tadi. Ia duduk di kursi taman sekolah yang di depannya terdapat air mancur yang di dalamnya terdapat ikan hias bermacam-macam.

“Kenapa sih Bintang bisa di sukai banyak cewek kan ntar gue banyak saingannya. Eh tapi itu cewek aja yang genit,” monolog Luna.

Luna lalu menampar pipinya pelan sembari berkata,” gue ngapain mikirin dia. Gue kenapa bisa secemburu ini.”

“Ehem.” Deheman seseorang membuat Luna menolehkan kepalanya ke belakang. Ia melihat seseorang tengah bersandar di bawah pohon tepat dibelakangnya. Apakah dia mendengar perkataannya barusan, jika benar ia mendengarnya Luna sudah pasti ingin menghilang dari bumi.

“Ngapain sih marah-marah. Gue denger tadi kayaknya ada yang cemburu,” ucap Bastian yang berjalan ke arah Luna dan duduk di sampingnya.

“Lagi cemburu ya sama orang yang naksir Bintang?” tanya Bastian sembari memberikan minum kepada Luna.

Luna enggan menjawab namun ia tak bisa untuk tidak mengambil minuman jeruk yang Bastian berikan.

“Tau apa sih lo.”

Bastian tertawa pelan. “ Gue kenal sama Bintang dari lahir, gue kembarannya dan gue pasti tau apa aja yang tentang lo karna dia udah nyeritain semuanya sama gue.”

“Cemburu boleh tapi jangan berlebihan. Ingat, kalian deket tapi belum tentu bisa selamanya dekat. Jadi nasihat gue pokoknya jangan terlalu cinta sama orang itu. Sesungguhnya jodoh ada ditangan Allah.”

Bastian menepuk pundak Luna dan ia pun berdiri. “Gue pergi dulu. Oh ya, jangan terlalu di pikirin yang tadi gue bilang. Gue ngomong gitu Cuma buat jaga-jaga karna takutnya lo sakit hati sama Bintang.” Lelaki itu pun berjalan meninggalkan Luna di taman itu.

Sementara Luna, ia masih terdiam mencerna perkataan Bastian yang berputar-putar di kepalanya. Apa yang maksud perkataan Bastian tadi? Sakit hati dengan Bintang, mengapa?

 Apa yang maksud perkataan Bastian tadi? Sakit hati dengan Bintang, mengapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minutes Of Love Destiny [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang