Chapter 12

303 35 154
                                    




Seoul Medical Center
Ruang Perawat Lt. 5
Pukul 15.20

A dan C masih belum menyadari bahwa anggota kelompok mereka yang lain telah dijatuhkan satu per satu. Apalagi balasan yang masuk tidak ada yang aneh, sama seperti cara mereka membalas selama ini.

"Lima triliun won akan ditransfer ke rekening bank Swiss malam ini," kata C sambil tersenyum lega.

A yang tengah berkeliling ruangan untuk menghilangkan kebosanan, mendekat dan melihat apa yang terpampang di layar. "Bagus sekali," puji A sambil menepuk bahu C.

"Kita lebih baik dari para pejabat pemerintah, bukan?" C tertawa senang. "Semua orang yang mengabdikan hidup mereka pada proyek ini akan merasa bahagia. Tidak seperti dulu, di mana kita hanya diharuskan menelan semua yang pahit sementara para pejabat korup itu menikmati setiap hasil keringat dan darah kita."

"Itu benar." A duduk sambil mengenang masa lalu.

"Haruskah aku meminta helikopter sekarang?"

"Kita bisa menunggu sampai operasi Tuan Lee selesai," jawab A. "Tidak perlu terburu-buru. Lebih mudah untuk pergi di malam hari."

"Itu benar." C mengangguk setuju. Tiba-tiba sebuah pesan muncul di layar laptopnya. C langsung membuka pesan tersebut.

"Kita mendapat pesan dari B." C memberitahu. "Dia menemukan seorang pria yang terlihat seperti agen SP... Dia ingin Anda datang memeriksanya."

A bangkit berdiri dan membetulkan letak kacamata hitamnya. Diperiksanya pistolnya sebelum berjalan keluar.

"C, jika kamu tidak mendengar kabar dariku dalam 5 menit, musnahkan laptop itu dan bersiaplah untuk menduduki Ruang Operasi."

"Baik!"

"Tetaplah waspada," ujar A sebelum menghilang di balik pintu.

.

.

Ryeowook yang bersembunyi di salah satu koridor yang tidak akan dilalui oleh orang yang hendak menuju lift maupun yang ingin menuruni tangga, mendengar suara pintu terbuka dan tertutup. Ia menunggu langkah kaki itu berbelok sebelum mengintip. Ternyata A memilih turun dengan lift. Begitu A menghilang ke dalam lift, Ryeowook mulai mengendap-endap mendekati Ruangan Perawat di mana C berada.

.

.

Ketika pintu lift terbuka di lantai 1, tampak kepala perawat Ahn dan para sandera lainnya masih berlutut dalam kerumunan besar. B tidak terlihat di mana pun. Tiba-tiba sesosok tubuh tampak berlari di dalam koridor yang menuju ke kamar mandi.

Tanpa tergesa-gesa, A berjalan ke sana, melewati tumpukan kursi yang menghalangi setengah dari lebar koridor itu.

.

.

Di lantai 5, Ryeowook berhasil mencapai pintu. Salah satu keuntungannya pernah disandera di ruangan itu adalah, ia tahu pasti C tidak bisa melihat ke arah pintu dari posisinya duduk. Meski begitu Ryeowook tetap mengintip ke dalam terlebih dahulu. C masih berada di posisinya semula.

Ryeowook membuka pintu dengan sangat hati-hati sehingga tidak menimbulkan suara. Ia melirik, C tampaknya masih melihat laptop dengan konsentrasi penuh sehingga tidak menyadari perubahan yang ada.

Dengan daun pintu terbuka, Ryeowook mulai melumuri lantai di area pintu dengan vaseline.

"Jangan bertarung tangan kosong dalam waktu lama. Pergelangan tanganmu masih terluka," kata Kyuhyun ketika mereka berdua mengikat D ke salah satu ranjang di lantai 4. "Buat dia jatuh terpeleset dengan vaseline ini, lalu kau bisa melucuti senjatanya dengan mudah. Aku yakin, tangan yang berlatih hand grip setiap hari itu mampu membuatnya pingsan dalam sekali pukulan."

D-DAY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang