09》Dinda cs

117 101 16
                                    

Hallo guys 🔥

Jangan lupa vote dan komen
ya🍃

Happy Reading!

.

.

.

.

_______________¤♡¤_______________

"Thanks, Sya" ucap Naura sambil membuka helm lalu menyerahkannya pada Rasya.

Mereka baru beranjak pulang dari taman jam empat sore. Setelah membeli es krim, Naura mengajak Rasya ikut berkunjung ke panti asuhan kasih ibu untuk menemui Aya. Tak disangka, Rasya ternyata sudah lebih dulu akrab dengan anak-anak disana. Mereka bilang, Rasya juga sering mengunjungi mereka bersama member BlueSky yang lain selama empat tahun terakhir, katakanlah sejak mereka masih kelas satu SMP.

"Besok, gue jemput?" Tanya Rasya sambil menerima helm dari Naura.

"Gak usah, Sya" jawab Naura

Rasya mengangguk sekilas, lalu kembali menoleh Naura "Masuk gih"

"Lo balik dulu, baru gue masuk"

"Gak"

Tin! Tin!

Itu klakson mobil Denis, ralat, maksudnya mobil Oma yang dipakai Denis "Woi! Kalo mau pacaran, jangan di tengah jalan!" Seru Denis sambil mengeluarkan kepalanya di jendela mobil.

"Gak usah nyari perkara, jalan masih luas!" Balas Naura sinis. Sedangkan Denis hanya terkekeh lalu memasuki pekarangan rumah saat gerbang dibuka oleh pak Bejo.

Setelah dirasa memarkirkan mobil dengan benar, ia pun keluar "Hadeuh, capek juga ya. Masih mending motor, kalo mobil mah pas macet pengap pisan euy" keluhnya, sambil memegang pundak Naura.

Secepat kilat, Naura menghempaskan tangan Denis yang bertengger di pundaknya tanpa izin "Lebay!"

"Eh, yang lebay tuh kalian berdua tau gak, masalah pulang aja debat" balas Denis, lalu menoleh Rasya yang sudah menggunakan helm nya "Ini lagi. Ditungguin juga, gak nyusul nyusul. Abis darimana? Pacaran?" Protesnya


Bukannya menjawab, Rasya malah menyalakan motornya "Duluan Nau!"

"Hati hati Sya!" Balas Naura sambil melambaikan tangan yang dapat dilihat oleh Rasya melalui kaca spionnya. Dari matanya, dapat dipastikan bahwa Rasya sedang tersenyum saat ini.

"RASYA! GUE TADI NANYA, MALAH DIKACANGIN!" teriak Denis yang sia sia, justru dia mendapat pukulan di bahunya.

"Diem, Denis! Gue malu, kayak lagi bareng orang gila tau gak" desis Naura. Melihat sekeliling, kalau kalau ada orang lewat. Akhirnya, dia menghela nafas lega karena jalan komplek saat itu sedang sepi.

"What?! Lo, bilang gue orang gila? Lo liat muka gue baik baik ya. Orang seganteng ini, lo bilang orang gila?"

Memutar bola matanya malas, Naura meninggalkan Denis.

Ini tentang NaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang