Hallo guys 🔥
Jangan lupa vote dan komen
ya 🍃Happy reading!
.
.
.
.
_______________¤♡¤_______________
Pukul 07.00 WIB
Suasana di meja makan keluarga Nugroho lumayan tenang. Hanya ada suara sendok yang saling beradu dengan piring, sebelum Daffa_cucu tertua keluarga Nugroho membuka suara "Wah! Nasi goreng bibi, memang best pokoknya!" puji Daffa seraya mengacungkan kedua jari jempolnya kepada bi Surti yang sedang membersihkan kompor.
Bi Surti tak menjawab, dia hanya tersenyum. Senyuman yang bahkan tak dapat dilihat Daffa.
"Jadi, kalo masakan Om Sat gak enak?" tanya Denis, sok sewot.
"-Is, is, is. Padahal Om Sat suka bikinin Abang makanan banyak, tapi gak pernah dipuji" lanjutnya mendramatis, sambil menggeleng gelengkan kepalanya
"Apaan sih!" balas Daffa
"Lah, kok ngamok" ucap Denis, masih dengan wajah yang menjengkelkan di mata Daffa saat ini. Bukan hanya Daffa, mungkin Oma dan Mas-nya pun sama jengkelnya.
"Udah, jangan berantem mulu dong. Denis juga, suka banget cari gara gara" itu suara Oma, sudah bosan dengan kelakuan cucu cucu nya.
Suasana menjadi sunyi, Daffa menunjukkan wajah kemenangan, sedangkan Denis sebaliknya. Padahal, niat awalnya hanya ingin membuat Daffa kesal, malah dia yang di marahi dan dianggap salah. Tapi, memang dia yang salah.
Baru beberapa detik ditelan kesunyian, Daffa kembali memecah keheningan "Dek" panggilnya, fokusnya masih pada santapannya
"Hmm?" jawab Radit dan Denis bersamaan.
Daffa sedikit tersedak, Oma yang melihat itu sontak tertawa renyah sambil memberi minum pada cucunya "Kamu tuh, ya, hati hati mangkanya"
Daffa meneguk air putih pemberian Oma, lalu kembali bersuara "Abisnya, mereka kompak banget"
"Yaelah, lagian bang Daffa ada ada aja. Udah tau adeknya disini ada dua, malah cuman ngomong 'dek' doang" Balas Radit, kakak kandung Denis.
Denis dan Radit ditinggal oleh mamanya sejak usia Denis baru lima tahun, setelah kepergian sang papa ke Tiongkok, kampung halamannya karena bercerai dengan sang mama.
Berbeda dengan Denis dan Radit, Daffa tinggal di sana hanya untuk mengurusi salah satu cabang perusahaan papanya yang ada di Jakarta. Daffa itu seumuran dengan Satria, hanya berbeda beberapa bulan saja.
Oh ya, ngomong ngomong tentang Satria, dia adalah anak bungsu dari opa Nugroho dan oma Lusi.
"Iya in deh"
Denis menahan tawa mendengar jawaban Daffa. Abang sepupunya satu itu memang suka mengalah (Kecuali untuk Denis, si pembuat naik darah alami), berbeda dengan mas-nya yang keras kepala dan tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini tentang NaRa
Ficção AdolescenteRumah kedua itu benar adanya. Bukan hanya dalam bentuk tempat untuk berteduh dari terik matahari ataupun hujan yang menerjang. Tetapi, juga tempat dimana kita dapat merasakan kehangatan, dimana kita tidak mendapatkannya di bangunan yang kita sebut...