Hallo guys 🔥
Kembali author ingatkan kalau nama tokoh, tempat, dan latar itu hanya karangan author ya 😊
Jadi kalo ada yang sama hanya sekedar kebetulan doang
Dan juga seluruh alurnya murni karangan author sendiri, gak ada plagiatisme disini
Bantu vote dan komennya ya 🍃
Note:
Part kali ini agak sedikit lebih panjang dari biasanya :)
Happy Reading!
.
.
.
.
_______________¤♡¤_______________
TPU FLAMBOYAN
Dua sepupu laki-laki sedang berjongkok di depan makam yang terlihat sudah lama tak dikunjungi. Mereka menaburkan bunga di atas makam tersebut lalu mengadahkan tangan seraya berdoa kepada sang pencipta. Berharap untuk jiwa yang telah lama pergi mendapatkan tempat yang terbaik dan tetap terjaga.
Setelah berdoa, tangan Rasya tergerak mengelus nisan keramik yang ada di depannya "Assalamualaikum Eyang, ini Juan. Juan dateng bareng Azka, cucu Eyang yang bandel"
"Boong itu Eyang, Azka gak bandel kok, eh dikit sih, haha"
Rasya terkekeh "Udah hampir 12 tahun ya Eyang? Juan gak bisa peluk Eyang lagi. Sekarang Juan nepatin janji kan?"
"Maafin Juan ya, Eyang. Mungkin abis ini Juan akan jarang kesini, bukannya Juan gak sayang sama Eyang, tapi Bali terlalu sakit. Juan janji akan kembali, tapi Juan cari Rara dulu ya Eyang? Kalo Juan udah ketemu Rara, Juan bakal langsung kasih tau Eyang"
"Janji apa sih?" Tanya Azka penasaran
"Kepo"
Azka berdecak sebal, "Udah, udah. Ganti topik aja, topik yang gue tau tau aja lah. Tapi, jangan berat berat. Hidup gue udah berat soalnya"
"Ngatur"
Mendengar jawaban Rasya, membuat Azka berdecak kesal "Keseringan main sama Rara lu, ketularan ngeselin juga kan jadinya"
"Dia gak ngeselin" jawab Rasya santai
"Bagi elo!"
"Emang"
Azka menjuihkan bibirnya, membalikan tubuhnya seolah sedang merajuk "Tante Safira, liat anak Tante. Makin gede makin keras kepala. Makin hari makin bandel, suka bolos, suka asal ceplos aja kalo ngomong" adu-nya pada nisan didepannya.
Rasya memutar bola matanya malas melihat tingkah laku sahabat sekaligus sepupunya itu "Lo ngadu tentang gue atau tentang diri lo sendiri?" sindirnya
Setelah beberapa lama mereka berdua berbagi cerita di peristirahatan terakhir sang Eyang dan Mama Rasya, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi darisana. Meninggalkan kesedihan yang mereka bawa, dan kembali dengan perasaan yang lebih lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini tentang NaRa
Novela JuvenilRumah kedua itu benar adanya. Bukan hanya dalam bentuk tempat untuk berteduh dari terik matahari ataupun hujan yang menerjang. Tetapi, juga tempat dimana kita dapat merasakan kehangatan, dimana kita tidak mendapatkannya di bangunan yang kita sebut...