cekrek!
Laki-laki itu diam-diam memotret sang kekasihnya yang sedang fokus bermain game memasak di layar ponselnya. Senyuman Mahen mengembang melihat Launa yang masih tetap indah meski hanya diam.
"Lau, kenapa nggak dari dulu aja ya kita jadiannya?" tanya Mahen.
Launa mengakhiri gamenya. Kini netranya terpatri pada laki-laki yang sedang menunggu jawaban darinya.
"Kenapa kamu tanya gitu?" tanya Launa. Ia penasaran karena belakangan ini Mahen menjadi bawel, kekasihnya itu sering sekali melemparkan beberapa pertanyaan tak biasa padanya.
Mahen menggeleng pelan. "Nggak apa-apa sih," jawabnya. "Cuma–" Mahen menggenggam tangan Launa. "Kalau dari dulu kita pacaran pasti seru banget."
Launa tertawa kecil. Ia bisa mengingat bagaiamana dulunya Mahen dan dirinya selalu menghabiskan waktu dengan bertengkar satu sama lain, sebelumnya mereka seperti seekor kucing dan tikus.
"Kamu kenapa ketawa sih? Ah malas ngomong sama kamu, orang serius juga."
"Hahaha, sebelumnya kita itu ribut mulu kayak gitu kamu sok-sok an bilang seru kalau pacaran dari dulu. Pret," ucap Launa.
Mereka tertawa bersama setelahnya.
"Ngomong-ngomong... Kamu kenapa bisa suka sama aku?" tanya Launa tiba-tiba.
Mahen tersenyum kecil. "Kamu itu unik, Lau, cewek yang nggak ribet ya cuma kamu. Kalau pun kamu ribet ya nggak masalah karena itu kamu, jadi... Intinya karena itu kamu, Lau, makanya aku suka."
Jawaban dari Mahen membuat perut Launa menggelitik, ia jadi salah tingkah di depan Mahen. Cepat-cepat Launa menenggelamkan wajahnya di dada laki-laki itu.
Mahen hanya bisa menggeleng kepala melihat Launa yang salah tingkah, Launa menjadi sangat manis di matanya. Hatinya terasa hangat setiap kali di dekat Launa. Perempuan itu benar-benar menjadi satu-satunya di hati Mahen.
"Mahen, Gimana kalau tiba-tiba kita berpisah?"
Mata Launa menatap lelaki di sampingnya dengan lekat. Caranya memandang Mahen tidak pernah berubah, namun entah mengapa kali ini Mahen merasa ada yang berbeda dari cara Launa memandangnya.
"Pertanyaan macam apa ini, Lau?" ujar Mahen. Lelaki itu enggan menjawab, perasaannya tak enak. Jujur saja, Mahen takut jika hal itu suatu saat benar-benar terjadi.
"Hanya pertanyaan random."
Mahen berdiri dan mengulurkan tangan pada Launa. "Aku antar kamu pulang sekarang," ucap Mahen.
Launa menurut saja, kini mereka berada di jalanan yang dipenuhi oleh banyak kendaraan lalu lintas. Launa hanya diam menikmati lagu dari band-band ternama yang disukai oleh Mahen. Ia jelas sangat tahu tentang apa yang Mahen suka, band seperti oasis, reality club, cigarette adalah band yang disukai oleh Mahen.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With Mahen (Tamat)
Teen FictionJika ada satu pertanyaan, siapa yang mampu menahan perasaan cinta terhadap temannya selama 5 tahun, maka Launa Givanya adalah orang yang tepat untuk jawaban tersebut. Launa Givanya atau yang kerap di sapa Launa ini adalah seorang gadis biasa berusi...