Setelah hujan deras, saat langit tidak lagi memperlihatkan rintikan air jatuh ke tanah, motor sport hitam kilat memasuki pelataran rumah bernuansa putih.
Buru-buru Mahen turun dari motornya, kemudian melangkah memasuki rumah. Rumah yang terasa damai untuknya, Mahen bersyukur atas hidup yang diberikan padanya.
"Udah diantar pulang Launanya?" tanya mama Mahen, menyadari keberadaan Mahen saat mendengar suara motor khas milik anak kesayangannya menggema di garansi depan rumah.
"Udah, Ma," jawab Mahen. "Mahen masuk ke dalam kamar dulu, Ma."
"Oke, Sayang, langsung tidur, kan?"
"Iya, Ma."
Mahen menaiki tangga satu persatu untuk menuju ke kamarnya, pria itu merasakan kerinduan yang mendalam terhadap kasur empuknya.
Ketika sampai di depan pintu, dengan tangan kanan Mahen meraih gagang pintu kamar dan membukanya, Mahen meletakkan handphonenya di kasur.
Pria itu berbaring menatap langit kamar, matanya dipejamkan dalam beberapa detik. Mahen merasa tenang setiap kali berada di dalam kamar, wangi khas kamar itu membuat Mahen merasa sangat nyaman.
Mahen mengambil handphone yang terletak di samping tubuhnya, ia mencari lagu milik Coldplay berjudul Sparks, lagu itu perlahan menggema di telinga Mahen.
Lagu itu seketika menghipnotis pikiran Mahen. Apa yang selanjutnya harus dilakukan? Apakah hari akan tetap menyenangkan seperti saat ini? Atau mungkin hal seperti ini tidak akan ada lagi di hari berikutnya?
Mahen berhenti dari pikirannya, ia kembali menatap handphonenya. "Apa dia udah tidur, ya?" monolognya.
Beberapa saat setelah itu, notifikasi pesan masuk di handphone Mahen, dahinya mengernyit seketika.
Posisi Mahen yang tadinya berbaring, langsung terduduk di kasur ketika melihat nama Sabrina yang terpampang jelas di layar handphone.
"Dia lagi?" monolog Mahen.
Mahen menghela nafas dalam, ia tampak terdiam sesaat. Kemudian, Mahen menambahkan Sabrina ke daftar kontaknya. Sabrina menjadi gadis kedua yang ada di kontak nomornya, selama ini Mahen tidak menyimpan nomor gadis lain selain Launa.
Mata Mahen menatap lagi room chatnya dengan Sabrina, namun Mahen tidak membalas pesan dari gadis itu. Ia meletakkan handphone di meja belajarnya, dan kemudian memejamkan matanya untuk tertidur.
Apakah harus membuka hati?
•••
Suasana siang hari yang cukup tenang, tidak ada langkah kaki, tidak terdengar suara ricuh, rasanya sangat bebas untuk menikmati waktu yang luang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With Mahen (Tamat)
Ficção AdolescenteJika ada satu pertanyaan, siapa yang mampu menahan perasaan cinta terhadap temannya selama 5 tahun, maka Launa Givanya adalah orang yang tepat untuk jawaban tersebut. Launa Givanya atau yang kerap di sapa Launa ini adalah seorang gadis biasa berusi...