Launa terkekeh. "Emang tuh anak kadang ada aja tingkahnya."
Launa menghembuskan napas, menaruh ponselnya di atas kasur. Dia benar-benar menatap aneh pada boneka sapi pemberian dari Mahen, bahunya bergedik hebat melihat boneka itu.
Launa membayangkan saat sedang tidur boneka sapi itu tiba-tiba bergerak memeluknya, baru membayangkannya saja sudah membuat Launa enggan untuk menatap boneka itu lebih lama.
Mahen is calling...
"Launa?"
Launa menggigit bibir dan melihat ke arah boneka itu.
"Launa?" suara itu menyapanya lagi.
"Iya?"
"Gimana bonekanya? Udah dipeluk belum?"
"Dih, seriusan harus dipeluk?"
"Kamu nggak kasihan sama dia?"
Ucapan Mahen membuat Launa kebingungan.
"Dia siapa?"
"Boneka sapi itu, dia pengen dipeluk, Lau, kesepian dia itu."
Launa menghembuskan napas panjang. "Nanti aku peluk," ucapnya.
"Yaudah, aku mau cuci motor dulu di halaman, soalnya motor aku udah kotor banget."
"Iya, daaaa."
Sore itu sambungan telepon mereka terputus.
•••
Gadis yang mengenakan sweater oversize dengan memakai celana jeans kini duduk di teras rumahnya menunggu Mahen yang berjanji menjemputnya untuk makan pecel lele.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With Mahen (Tamat)
JugendliteraturJika ada satu pertanyaan, siapa yang mampu menahan perasaan cinta terhadap temannya selama 5 tahun, maka Launa Givanya adalah orang yang tepat untuk jawaban tersebut. Launa Givanya atau yang kerap di sapa Launa ini adalah seorang gadis biasa berusi...