06 || IM IN LOVE WITH MAHEN ||

113 22 0
                                    

-Harapan yang pupus-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Harapan yang pupus-

Launa yang baru saja membuka laman pesannya ketika terbangun di pagi hari langsung disuguhi pesan dari Mahen, sebuah pesan singkat yang membuat gadis dengan muka bantal itu tercengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Launa yang baru saja membuka laman pesannya ketika terbangun di pagi hari langsung disuguhi pesan dari Mahen, sebuah pesan singkat yang membuat gadis dengan muka bantal itu tercengang.

Hidup memang tidak mudah ditebak, ya? Baru kemarin Launa merasakan sebuah kebahagiaan dari momen-momen indah bersama Mahen. Hari ini, dia malah dijatuhkan di dasar lautan paling dalam.

Saat itu Launa cuma tertawa sarkas membaca pesan dari Mahen, rasanya seperti baru besar menimpa dadanya. Kenapa? Seolah ia tak pantas merasakan sebuah kebahagiaan dari cintanya.

Launa tidak tau harus bersikap seperti apa sekarang, ia tak tau apakah dia sanggup menatap wajah Mahen saat di sekolah.

Gadis itu seakan memang sudah dipilih untuk menjalani akhir yang tak bahagia, dia bahkan hanya disambut sesaat oleh kebahagiaan.

Semua orang menginginkan happy ending untuk kisahnya, termasuk Launa.

"Kenapa, Mahen? Aku yang kurang memperjelas atau emang kamu yang nggak pernah coba untuk paham dengan perasaan aku ke kamu."

Launa berkata lirih, dia bahkan ingin sekali mengatakan hal itu pada Mahen. Terlalu berat untuk dilontarkan. Pada akhirnya, Launa hanya bisa berpura-pura biasa saja ketika berhadapan dengan Mahen.

Jatuh cinta memang akan seperti ini, siap tidak siap harus menerima rasa sakit yang tak disangka-sangka.

•••

"Lau..."

Sepasang mata menatap lekat satu sama lain, dan sempat ada jeda yang panjang sebelum akhirnya laki-laki bertubuh jangkung itu memberikan senyuman yang sempat menggoyahkan hati Launa.

Gimana bisa menghindar kalau indahnya begini saat senyum?

"Kamu kenapa nggak nunggu aku, Lau? Malah pergi sekolah duluan." Mahen menatap mata Launa yang berkaca-kaca, jari-jari panjangnya menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Launa dengan lembut.

I'm In Love With Mahen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang