16

25.7K 1.8K 106
                                    

Annyeong all (~ ̄³ ̄)~
Jangan lupa vote, coment and follow yapp

Happy reading ! !


"Kenapa telat?" Tanya Aurora saat melihat clove baru masuk kelas disaat bel sudah berbunyi. Untungnya jamkos. Jadi clove aman.

"Di omelin pak lenang dulu." Clove menjawab lesu. Lalu dia duduk di kursinya. Mengabaikan tatapan panas dua orang disekitarnya.

"Pak Jarwo clo bukan pak lenang." Ini kesekian kalinya Aurora memberitahu. Dia takut pak len—jarwo mendengar lalu mereka diberi ulangan matematika dadakan, kan bisa berabe.

"Bodo. Liat aja tuh kepalanya." Aurora hanya bisa mengelus dada sabar. Terserah clove saja lah.

"Eh, clo. Gue mau kenalin seseorang!" Tiba-tiba Aurora berujar semangat.

"Siapa?" Tanya clove penasaran.

"Bentar!" Langsung saja Aurora berdiri dari duduknya lalu menghampiri meja paling depan. Kemudian menarik seorang gadis manis.

"Kenalin clo. Dia temen gue, namanya ananda. Dan nan ini temen baru gue namanya clove." Aurora memperkenalkan clove dan juga gadis yang tariknya.

"Salam kenal. Gue Ananda helminda." Ucap gadis yang bernama ananda itu tidak lupa dengan senyuman manisnya.

"Clove lessie griesa." Jawab clove balas tersenyum manis.

"Lo satu keluarga sama clova?" Tanyanya saat mendengar marga clove.

"Iya. Gue adiknya. Lebih tepatnya, kembaran nya."

"Tapi kok gak mirip?" Tanya ananda penasaran.

"Gak tau. Dari sananya gini." Jelas clove. Ananda hanya mengangguk mengerti.

"Ternyata clova terkenal juga ya?" Tanya clove.

"Lumayan. Keluarga kalian kan donatur disekolah ini. Clova juga cantik. Tapi pas liat lo, lo jauh lebih cantik." Ananda menjawab diakhiri dengan pujian.

Clove salting. Dipuji cowo dan dipuji cewe itu beda rasanya. Jika dipuji cewe tuh rasanya kssnbshskakaj salting bangettttttttt!!

"Apaan sih. Biasa aja kok." Clove menjawab malu malu meong sambil memukul lengan Aurora yang ada disampingnya.  Yang bikin salting siapa yang kena tabok siapa(─.─||)

Aurora yang kena pukulan maut clove. Cemberut. "Aduh. Tangan lo bisa diem gak? Sakit anjir!"

"Sorry" maafnya sambil nyengir

"Btw nan, kemaren lo gak masuk ya?" Clove bertanya, penasaran dia tuh. Soalnya kemarin dia tidak melihat ananda dibarisan bangku depan.

"Iya, kakak gue sakit. Mama papa lagi diluar negeri. Jadi gue yang jaga." Jelas ananda.

"Ohh."

Ananda mendekat, tepat disamping clove. Dia mencondongkan tubuh nya, lalu berbisik.

"Clo. Lo ditandain sama mereka..." Bisik ananda lirih

"Hah? Sama siapa?" Tanya clove heran.

"Deviles. Denzel." bisikannya hampir tak terdengar. Untung clove masih bisa mendengar karna ananda berbisik dekat sekali dengan telinganya.

Clove terdiam. Denzel? Fokus utamanya sekarang adalah nama Denzel. Langsung saja dia meneliti sekeliling. Dimana Denzel? Bukannya naksir atau apa. Menurut clove, Denzel itu misterius. Dinovel saja Denzel muncul langsung menculik Vietha. Kemudian saat Leonard tahu Vietha diculik, dia marah besar. Tanpa waktu yang lama, Leonard menemukan Vietha yang hampir diperkosa oleh Denzel. Setelah itu Denzel dikurung dipenjara bawah tanah Thereon. Tanpa makan, tanpa minum. Setiap hari satu persatu bagian tubuh Denzel dipotong menggunakan gergaji dalam keadaan Denzel yang sadar. Menyisakan bagian perut dan kepala. Leonard membuang tubuh itu masuk kedalam kandang buaya miliknya. Ingat, saat itu Denzel masih hidup!!!

The Novel's Antagonist TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang