22

18K 1.5K 240
                                    

Annyeong all (~ ̄³ ̄)~
Jangan lupa vote, comment and follow yappp

Happy reading ! !


"Lo pulang sama siapa?" Tanya clove kepada orang sebelahnya. Namanya Withana chantika kelas 11 star two. Saat diskusi akan dimulai. Withana atau biasa di sapa ana, tiba-tiba datang. Ternyata dia mewakili sekolah untuk ikut olimpiade fisika. Untungnya ada Withana. Jika tidak, mungkin clove tidak mempunyai teman mengobrol. Vietha? Cih GAMAOOOO!

Lagian Withana juga lumayan asik saat diajak bercanda, jadi mereka dapat cepat akrab selayak nya teman lama.

"Sama kakak." Jawab ana melihat sekeliling, saat ini mereka sedang diparkiran.

"Lo punya kakak?" Clove bertanya kepo. Jika diingat kembali, ana tidak pernah muncul ataupun disebutkan di dalam novel. Sepertinya dia figuran seperti dirinya.

"Iya."

"Anak ke berapa?"

"Siapa?" Tanya balik ana.

"Lo." Clove menjawab tanpa melihat ana, dia juga sedang membantu mencari kakaknya ana. Padahal gak tau mukanya. Terserah aing we!

Ana mengangguk mengerti "Ke tiga"

"Kakak lo cewe dua?"

"Cowo semua" mendengar itu dengan cepat clove langsung menatap ana. Lalu tersenyum lebar.

Kesempatan mendapat cogan, jangan dilewatkan hehe.

"Ehem boleh dong~" clove berucap genit, ana saja sampai ngeri melihatnya.

"Apaan?" Ana bertanya pura-pura tak mengerti.

Clove cemberut "Mas-" ucapannya terhenti saat tiba-tiba ada yang memanggil gadis sebelahnya.

"Ana."

"-Ganteng." Lanjutnya saat melihat orang yang memanggil ana. Meni kasep gusti!

Sedangkan orang yang disebut ganteng itu menatap lekat clove.

Dia?

"Kak Ronan?" Orang yang dipanggil Ronan itu memutuskan pandangannya dari clove, lalu menatap adiknya yang kebingungan.

"Hm?"

"Tumben. Biasanya kak hael yang jemput aku." Ana bingung. Tak ada angin tak ada hujan, kakak keduanya datang menjemputnya. Bagaimana tidak bingung. Dari kecil Ronan selalu membuat jarak dengannya, entah kenapa. Jika ada apa-apa dengan ana, hael lah yang selalu ada dan menuruti permintaan ana.

"Pas dia mau jemput lo, motornya mati. Dia telpon gue nyuruh buat ngejemput lo dan kebetulan gue ada disekitaran sini." Jelasnya, matanya sesekali melirik clove yang melamun. Entah memikirkan apa.

Clove dalam pikirannya 'mau pake adat apa ya? Pake sunda? Tapi pengen jawa. Adat lampung juga bagus. Palembang juga bagus. Eh btw si ana suku apa ya?"

Ana hanya mengangguk mengerti, matanya menatap malas dua orang berbeda jenis kelamin didepannya. Yang satunya sering curi-curi pandang, yang satunya melamun.

Dalam keadaan apapun, ana rasa clove akan tetap cantik. Walaupun sedang ileran sekalipun.

Tak munafik. Ana iri saat melihat clove disukai banyak orang, terutama laki-laki. Lihat saja, kakak nya yang cuek saja langsung tertarik pada pandangan pertama kepada clove. Entah pelet apa yang clove pakai.

The Novel's Antagonist TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang