25

17.2K 1.3K 227
                                    

Annyeong all (~ ̄³ ̄)~
Jangan lupa vote, comment, and follow yappp


Happy reading ! !


Clove cemberut, harusnya sekarang dia sudah bermanjaan dengan kasur kesayangannya. Tapi apalah daya, bu juleha sepertinya tak membiarkan itu terjadi.

Clove di seret sampai berhenti di depan perpustakaan. Tidak lupa kan jika clove mengikuti olimpiade? Nah, sekarang adalah jadwalnya. Harusnya sih setiap hari jumat tapi di tambah dengan hari selasa, tepatnya sekarang.

'Biar kalian lebih menguasai materi' kata bu juleha

Padahal saat di beritahukan ada jadwal tambahan, clove sudah menyiapkan strategi untuk bisa bolos.

Beberapa menit yang lalu. Ketika bell pulang berbunyi, clove dengan dengan cepat membereskan peralatan tulisnya. Aurora saja sampai heran melihatnya.

Tapi sayangnya saat akan meninggalkan kelas, Leonard lebih dulu menghentikannya.

"Belajar." Ucapnya datar. Clove berhenti melangkah,  kemudian berbalik.

Clove tau ucapan itu untuk siapa. Untuk dirinya.

Bagaimana tidak? Di saat dia membereskan alat tulis, clove merasa Leonard terus mengawasinya. Tidak, bahkan tatapan matanya seperti ingin membolonginya. Sebenernya clove sudah terbiasa dengan itu karena setiap hari clove selalu merasa di awasi dari belakang. Tapi hari ini lebih intens dari yang biasanya. Sepertinya Leonard tau gerak gerik clove yang ingin melarikan diri. Menyebalkan sekali.

"Belajar." Suara itu lagi.

"Iya Leon, ayo kita ke perpus." Ajak vietha berdiri di samping Leonard.

Clove terkikik pelan. Percaya diri sekali vietha ini, dia kira Leonard berbicara padanya?

"Leonard. Ayo!" Ajak vietha lagi, menatap Leonard.

"Clove." Panggil Leonard. Mengabaikan ajakan vietha yang sekarang terlihat kesal. Vietha menatap benci kearah clove. Clove yang melihatnya hanya balas tersenyum mengejek.

"Clo—"

"Apa?" Jawab clove jengah. Menatap Leonard.

Sekian detik tak mendengar jawaban Leonard. Clove mendengus lalu berbalik, meninggalkan kelas.

"Jangan kabur."

Clove tau maksud dari ucapan itu. Leonard menyuruhnya untuk tak bolos belajar.

Apakah clove akan menurut? Tentu saja tidak! Apalagi partner lombanya adalah Leonard. Oh, no!

Asal kalian tau. Saat pembagian jadwal saat itu, clove dengan wajah tertekannya harus menerima fakta bahwa Leonard adalah partnernya dalam olimpiade matematika. Leonard kan sangat pintar, kenapa tidak di perlombakan di pelajaran yang lebih sulit? Kimia misalnya, atau fisika, astronomy. Kenapa harus matematika!

Clove terus berjalan, saat sampai di pintu kelas ternyata bu juleha sudah menunggu di depan kelasnya. Bu juleha sepertinya tau jika clove akan membolos makanya dia menjemputnya. AISH SYIBALL SEKIYAA.

Clove berhenti lalu menyapa bu juleha yang tersenyum mengancam di depannya.

"Eh, ibu. Ngapain bu?" Sapa clove sok asik.

"Saya cuma jemput anak monyet, takutnya kabur." Jawab bu juleha masih dengan senyumannya.

"Oh. itu, ada di dalem bu, masuk aja." Jawab clove santai. Bu juleha bingung, anak monyet yang di maksudnya kan clove. Tapi sayangnya clove tak merasa tuh.

"Siapa?" Akhirnya bu juleha bertanya, siapa anak monyet yang di maksud clove?

"Vietha kan? Tuh di dalem."

Bu juleha menghela nafas lelah. Biarin aja biarin.

"Ibu ngapain di sini? Kita kan bisa ke perpustakaan sendiri." Tanya vietha tiba tiba. Dengan Leonard yang sudah ada di samping clove.

Loh, sejak kapan?

"Gapapa, takutnya ada yang kabur."

"Iya sih bu, tadi clov—"

"Ayo bu. Leonard udah cape berdiri terus. Iyakan Leo?" Ucap clove menatap Leonard lekat. Seakan mengatakan 'iyain gak?!'

Leonard menatap penuh arti kearah clove, tapi tetap menjawab "iya."

"Tuh kan bu."

"Ya sudah, ayo. Segera ke perpustakaan!" Ucap bu juleha dengan menarik lengan clove agar ikut bersamanya.

"Saya bisa sendiri bu, gak perlu di pegangin!" Seru clove tak terima. Tau aja kalo clove mau kabur.

"Alah, nanti kamu ilang." Ucap bu juleha masih menyeret clove di ikuti Leonard dan vietha di belakang.

Clove mengerucutkan bibirnya "Gak bakal bu! Gak percayaan banget!"

Bu juleha tak menjawab dan terus menyeret clove sampai perpustakaan.

Jika Kalian penasaran dimana para penguasa yang lainnya. Kenapa cuma ada clove, vietha dan Leonard saja? Kemana deviles, daniel, george dan albrata? Maka jawabannya adalah george dan albrata mengikuti lomba non-academik sedangkan deviles dan daniel sudah ada di perpus lebih dulu.

Untuk pasangan olimpiade :

Leonard dan Clove [ mathematics ]
Deviles dan Merina [ kimia ]
Daniel dan Withana [ fisika ]
Feredico dan Vietha [ astronomy ]
Zevin dan Aleza [ geography ]
Jevan dan Viona [ kebumian ]
DLL

°°°

"Duduknya bisa geseran dikit gak?!" Kesal clove.

Ini si Leonard ngapain dempet dempet sih! Mana gue udah mentok tembok lagi.

Jadi posisi clove berada di antara Leonard dan tembok perpustakaan.

"Leonard!" Panggil clove lagi. Sang punya nama hanya diam menatap clove datar.

Saking dekatnya posisi mereka, lengan Leonard bahkan menempel dengan bahu clove. Modus banget bang (◕ᴥ◕)

"Lo—"

"Leo."

"Apa?" Tanya clove tak mengerti.

"Panggil gue leo. Lovi." Ucap Leonard menekan kata-katanya. Tatapan matanya tak lepas dari mata indah di depannya.

"Kok?" Clove melotot. Bagaimana Leonard tau nama itu?

"Lo beneran, lupain gue?" Tatapan Leonard menyendu.

"Lo bikin gue hilang akal, lovi...."

_______________________________________
Afakahh ada yang merindukan ku??
🥺🥺🥺
Maaf banget ya, aku ingkar janji. Aku bilangnya mau update kamaren kemaren. Tapi baru kesampean sekarang......
Aku lagi sibuk di rl jadi jarang buka wp. Sebagai permintaan maaf, aku bakal up lagi nanti malem ya, aku janjiiiii. Ini aja lagi nyempetin update padahal lagi kerja hehe.
JANGAN BOSEN-BOSEN BACA CERITA AKU YA!
I LOVE YOU SO MUCH💋💋💋💋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Novel's Antagonist TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang