Jaemin melangkah memasuki mansion, melepas jaket kulit dan masker hitamnya, langkahnya terhenti kala menemukan Jaehyun yang duduk di sofa ruang keluarga, Jaemin nyaris melanjutkan langkahnya jika saja ucapan Jaehyun tak terdengar.
"Jaem ayo makan malam dulu."
Jaemin melirik jam yang menunjukkan pukul 11 malam, orang bodoh mana yang makan malam jam segini?
"Jaem, ayo makan malam dulu, abang udah masakin kamu."
Jaemin memutar kedua bola matanya malas, "Gue udah makan."
Lantas ia segera berlalu pergi dari sana, lagi lagi meninggalkan Jaehyun yang hanya dapat terdiam dengan wajah getir.
____________________________
Ting!
Gak kenal
|Jangan minum obat tidur
|Balas pesan gue!
|Pokoknya jngn minum obat tidurJaemin berdecak kesal, Haechan itu kenapa berisik sekali sih? Minta di blokir ya?
Jaemin melangkah menuju balkon, merapatkan cardigan rajut yang ia kenakan untuk melapisi kaos hitamnya.
"Berisik, bisa diam gak sih?" Jaemin bergumam kesal, memukul kepalanya beberapa kali berharap kebisingan itu hilang.
Namun tidak, nyatanya semua malah makin jelas, teriakan, erangan, permohonan, dan sumpah serapah.
Mata Jaemin berkaca kaca, dengan cepat kembali berlari masuk, membuka laci nakas dan meraih botol bening yang penuh dengan obat, ia dengan tergesa mengambil 2 butir dan menelannya begitu saja tanpa bantuan air.
"Sial, gue juga bakal nyusul, gak usah ganggu gue," Desisnya, tangannya meraih segelas air di atas nakas dan meneguknya.
Nafas Jaemin menderu, merasa panas yang seolah membakar dadanya, ia dengan pasrah memilih membaringkan tubuhnya ke kasur, membiarkan keringat mulai membasahi tubuhnya.
Sakit..
Dan Jaemin--sama sekali tak tau harus menggumamkan nama siapa kala ia merasa nyawanya berada di ujung tanduk begini.
Perlahan mata Jaemin terpejam, bersamaan dengan ketukan pintu yang terdengar namun Jaemin sama sekali tak sadar, obat tidur yang di minumnya mulai bekerja, menelan habis kesadarannya dalam sekejap, menyisakan setetes air mata yang mengalir melewati pelipisnya dan membasahi bantal.
__________________________
"Jaemin belum bangun?" Tanya Jaehyun pada salah satu pelayan, melirik meja makan yang kosong tanpa seorang pun.
"Maaf, tuan muda Jaemin sudah berangkat ke sekolah sejak jam setengah 6."
Apa?
"Setengah enam?" Ulang Jaehyun memastikan, pelayan tersebut mengangguk sopan.
"Apa dia biasa berangkat sepagi itu?"
"Tidak, tuan muda Jaemin biasa berangkat jam 8."
Jaehyun menghela nafas, Jaemin pasti menghindarinya, kalau begitu lebih baik Jaehyun ke perusahaan sekarang juga.
"Ah, dimana ayah dan mama?" Tanya Jaehyun lagi, belum melihat kedua orang tuanya sekalipun.
"Meksiko, tuan dan nyonya akan kembali besok."
Jaehyun mengangguk, memilih segera melangkah pergi keluar dari mansion dan menuju garasi.Pikirannya penuh dengan Jaemin, bagaimana cara berbaikan dengan adiknya itu?
Sekarang Jaemin kelas 2 SMA ya?
Haah, Jaehyun pasti melewatkan banyak hal tentang Jaemin..
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Roman pour Adolescents"Lo yang ninggalin gue Jaehyun, jangan bersikap seolah lo abang yang baik disini" Desis Jaemin penuh amarah "Maaf maaf maaf, abang minta maaf" _____________________ Jaehyun tak tau, kepergiannya untuk kuliah ke luar negeri dan mengabaikan permohonan...