Hari ini Jaemin sudah boleh pulang, harusnya ia lega, iya, jika saja tak melihat 5 bodyguard datang ke ruangannya.
"Apa kalian salah ruangan? Ini ruangan putra saya," Ucap Irene tegas.
Salah satu dari mereka menggeleng, "Kami menjemput tuan muda Jaemin, ini perintah dari tuan muda Haechan."
Jaemin menghela nafas kasar, bisa bisanya..
"Gue ikut mereka," Ucap Jaemin dingin, turun dari brankar dan melangkah mendekati para bodyguard tersebut.
Jaehyun tampak tak setuju, "Tapi Jaem--"
Jaemin abai, memilih segera pergi di kawal 5 bodyguard, wajahnya masih sedikit pucat, perutnya juga masih agak perih sih..
Tapi bodo amat, Jaemin lebih baik ke apart Haechan daripada melihat wajah Irene dan Jaehyun, itu membuatnya hilang kendali.
Setidaknya Jaemin tak bisa bersama mereka untuk saat ini, perasaannya masih kacau..
__________________________
Trakk
"Tau itu apa kan?"
Jaemin mengangguk, menghela nafas kasar kala tatapan tajam Haechan terasa menusuknya.
"Denger, berani lo minum obat tidur lagi, gue abisin lo," Desis Haechan kesal.
Jaemin dengan ragu menatap sahabatnya itu, "..yaudah, nih habisin aja."
....
Haechan mengacak rambutnya kasar, "Jaem--"
"Gue bakalan terus minum obat tidur, jadi daripada nunggu gue buat lo ngamuk, mending ngamuk aja sekarang, kalau perlu bunuh--"
PLAKK
Jaemin mengerjap, kembali menunduk menatap kedua tangannya yang gemetar, rasa perih menjalar di pipinya.
"Lo segitu pengennya mati hm?"
"Lo mau mati sekarang?"
BRAKK
"JAWAB, LO GAK BISU KAN?!"
Rahang Haechan mengeras, "Lo gak mau ke psikiater? Okey, gue iyain, gue gak maksa lo buat ke psikiater."
"Gue izinin lo minum obat tidur tapi dalam dosis wajar, gue biarin lo bawa obat penenang kemana mana, gue kurang baik hah?"
"Lo bolak balik masuk rumah sakit karena overdosis obat tidur, pernah gue bener bener marah sama lo?"
"Gak, gue berusaha buat maklum, tapi apa? LO GAK PERNAH JERA!"
"LO SENGAJA MINUM OBAT TIDUR SELALU SAMPE OVERDOSIS, LO SENGAJA GAK MAKAN SAMPE BERKALI KALI PINGSAN, LO SENGAJA BALAPAN DI JALAN DAN NABRAK PEMBATAS JALAN, PERNAH GUE BENER BENER MARAH SAMA LO JAEMIN?!"
Jaemin kian menunduk mendengar bentakan Haechan.
"JAWAB! TADI LO SOK BERANI MINTA MATI KAN?!"
"HAH? LO MINTA DI BUNUH? IYA?!"
"Chan stop.."
"APA SUSAHNYA SIH NURUT? PERLU BANGET GUE BENTAK GUE KASARIN GINI?!"
Mata Jaemin berkaca kaca, teriakan Haechan terdengar menggema di tengah keheningan itu.
"Lo harus di gimanain sebenarnya hah? Harus gue ikat? Gue kurung? Atau apa?"
"Gue cuma minta lo buat hidup, kalau lo mati karena bunuh diri lo juga gak bakal di terima!"
"Gue gak bunuh diri!" Seru Jaemin tak terima.
Haechan berdecih mengejek, "Oh ya? Jadi apa? Semua yang gue sebutin tadi bukan tindakan bunuh diri?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Ficção Adolescente"Lo yang ninggalin gue Jaehyun, jangan bersikap seolah lo abang yang baik disini" Desis Jaemin penuh amarah "Maaf maaf maaf, abang minta maaf" _____________________ Jaehyun tak tau, kepergiannya untuk kuliah ke luar negeri dan mengabaikan permohonan...