Jaemin mengerjap, membuka matanya perlahan.
"Hm? Udah pagi?" Gumamnya bingung, beranjak duduk seraya memijit pelipisnya yang terasa pusing.
Cklekk
"Siang nyet."
"Ha? siang?" Beo Jaemin menatap Mark yang masuk ke kamar.
"Iya, ini kan jam 12 siang."
Jaemin melotot, "APA? LHO KITA GAK SEKOLAH DONG?!"
Mark terkekeh, "Yaudah sih, libur aja, udah kayak murid teladan aja lo gak sekolah teriak teriak."
"Aduh bukan gitu, ini kita bolos? Gue udah gak sekolah gegara di rumah sakit--"
"Berisik, Haechan noh di luar."
Mark menahan tawa melihat raut kaget Jaemin.
"Haechan? Kok bisa--"
"Lama banget, bisa bisa makanannya dingin semua, keluar cepet kalian berdua," Ucap Haechan yang kini berdiri di pintu kamar.
Mark mengangguk, Jaemin dengan cepat bangun dan berlari ke kamar mandi, aduuh malam tenang paginya di samperin Haechan, nangis ajalah..
Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Jaemin melangkah keluar, menuju ruang makan. Mark dan Haechan sudah duduk rapi di kursi meja makan, Jaemin dengan ragu duduk di kursi dekat Mark.
Deket Haechan? Ga ah serem, deket Mark? Sama aja depan Haechan!
Maju kena mundur kena!
"Makan Jaem makan, lo liatin doang gak bakal kenyang," Ucap Mark seraya mulai mengisi piring Jaemin.
Berasa ngerawat anak..
'Duuh, bisa sakit perut nih gue makan, suasananya lebih dari film horror.'
"Dia tidur semalam?" Tanya Haechan.
Mark mengangguk, "Tidur kok, sekitar jam setengah 12."
Haechan menatap Jaemin yang pura pura sibuk dengan makanannya. Mark tersenyum geli melihatnya, ada ada saja..
"Mark, lo ada latihan basket hari ini kan?"
Mark mengernyit, iyakah? Apa dia lupa ya?
"Sana pergi, lo di tungguin Jeno di lapangan."
Mark dengan cepat, duh kayaknya dia bener bener lupa, jangan sampe Jeno ngambek nih.
"Gue duluan ya, Jaem kalau ada yang dateng gak usah di bukain pintu!" Seru Mark seraya berlari pergi dengan cepat.
Meninggalkan Jaemin yang kini merutuk dalam hati, bego, emang sejak kapan Mark main basket? Duh goblok banget, heran.
"Jaemin."
"Hah? Iya, chan?" Jaemin tersenyum kikuk.
"Gue gak minum obat tidur semalam, sumpah, tanya sama Mark," Lanjutnya cepat saat Haechan menatapnya lekat.
Haechan terkekeh, mendorong piring makanannya yang bahkan belum habis setengah.
"Mau pergi?"
Jaemin mengerjap tak paham, "Hah?"
"Iya, mau pergi dari sini? Maksud gue--dari negera ini?"
Haechan menarik senyum, "Mau pergi dari identitas lo sendiri?"
Jaemin terpaku, pergi?
Namun sedetik kemudian terhenyak kala teringat sesuatu, aahh tak ada gunanya..
Jaemin tersenyum dengan mata berkaca kaca, meraih tangan Haechan yang berada di atas meja dan menggenggam nya dengan hati hati.
"Chan, makasih. Makasih banget, gue--bener bener berterimakasih sama lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Teen Fiction"Lo yang ninggalin gue Jaehyun, jangan bersikap seolah lo abang yang baik disini" Desis Jaemin penuh amarah "Maaf maaf maaf, abang minta maaf" _____________________ Jaehyun tak tau, kepergiannya untuk kuliah ke luar negeri dan mengabaikan permohonan...