17] Pendosa

3.2K 486 77
                                    

"T-tolong ampuni saya, saya mempunyai anak di rumah, tolong lepaskan saya, saya mohon."

Jaemin terdiam, mendadak ragu melepas tembakan pada pria yang kini bahkan bersujud memohon di hadapannya.

"Saya mohon, anak anak saya masih membutuhkan saya.."

_______________________

"Ayah--"

"Apapun yang mereka bilang seharusnya kamu gak goyah Jaemin!"

"Tapi--"

"KAMU GAK BOLEH PUNYA BELAS KASIHAN!"

"Kamu gak boleh punya belas kasihan untuk ngebunuh orang!"

Jaemin terdiam, nyaris menangis saat Suho mencengkram dagunya kasar, "Bahkan walau keluarga nya bersujud memohon, kamu tetap gak boleh lepasin target kamu!"

Bahkan--jika keluarga mereka memohon?

___________________________

"Tuan tolong--"

DORR

Jaemin memejamkan matanya, menolak menatap orang yang baru saja ia bunuh dengan satu tembakan di kepala.

Jangan--punya belas kasih..

________________________

"Jangan!"

"TOLONG LEPASIN AYAH!"

Jaemin masih diam dengan wajah datar, melirik seorang gadis yang menangis kencang, memohon hingga suaranya nyaris habis. Pengawal bahkan kesulitan dengan perlawanan nya.

"Tolong--lepasin ayah.."

"Aku mohon siapapun kalian, tolong.."

"Lepasin ayah--"

DORR

Jangan--peduli meski keluarganya memohon..

_______________________

"ARGHHHH!!"

PRANGG

Jaemin meraung kencang, berkali kali meninju pecahan kaca hingga tangannya terluka.

Pendosa..

Dia membunuh banyak orang..

"Maaf, maaf, maaf..maaf.."

Jaemin terisak, berusaha menopang tubuhnya sendiri, "Maaf.."

"ARGHHH GUE PEMBUNUH!"

PRANGG

"LO PEMBUNUH! PEMBUNUH!"

"LO PEMBUNUH JAEMIN!"

_________________________

"Jahat! Kamu jahat!"

Para anggota Jaemin dengan cepat menahan seorang anak lelaki yang memakai seragam SD tersebut, menariknya pergi menjauh dari Jaemin.

"Kamu jahat!"

"Kamu bunuh ayah!"

Anak itu menangis, "Kamu juga gak boleh hidup!"

"Kamu juga harus mati! Kembaliin ayah aku!"

"Kamu pembunuh!!"

Jaemin dengan cepat berbalik, melempar pistol di tangannya yang langsung di sambut, ia melangkah pergi dari rumah tersebut, dengan air mata yang mengalir di balik kacamata hitamnya.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang