Percaya atau tidak, namun keluarga cemara tadi masih berlanjut. Jaemin bahkan rasanya sudah jengah melihat Irene mengomel, mengerikan..
"Mas, ini tuh di taruh disini!"
Jaehyun menggeleng pelan, menatap miris Suho yang lagi lagi kena omelan.
Tok tok tok
Cklekk
"Maaf, ini pesanan tuan Suho."
Jaehyun beranjak bangun menuju pintu, menerima nampan yang di sodorkan oleh salah satu bawahan sang ayah dan kembali menutup pintu.
"Oh, buburnya Jaemin ya?"
Irene mendekat, menatap nampan yang di taruh Jaehyun ke meja, di atasnya ada semangkuk bubur dan buah buahan yang sudah di potong kecil kecil, karena tadi setelah Irene coba, ia malah melukai tangannya sendiri saking tak terbiasa nya dengan pekerjaan rumah yang paling utama tersebut.
"Jaemin, makan dulu ya?"
Jaemin menghela nafas kasar kala Irene duduk di samping nya, "Aku gak laper."
"Di coba dulu, ini bubur dari resto, beda kok rasanya sama bubur rumah sakit," Bujuk Irene. Sementara di belakang, Suho dan Jaehyun menatap keduanya.
Jaemin menggeleng, "Hambar, lagian aku gak lapar."
Irene mencicipi sesendok bubur, rasanya benar benar berbeda kok dengan bubur rumah sakit.
"Beda lho, ini ada rasanya kok, coba di makan dulu--" Ucapan Irene terhenti, membuat Jaemin mengernyit, wanita itu marah karena ia menolak?
Jaemin berdecak pelan, "Yaudah sini--"
"Gak, gak," Irene dengan cepat menaruh mangkuk bubur di tangan nya, menjauhkan nya dari jangkauan Jaemin.
Suho dan Jaehyun menatap bingung, keduanya sontak bangun dan mendekat. Irene mengernyit, meremat dadanya yang terasa sesak.
"Irene kenapa? Kamu baik baik aja--Irene!"
"Ma!"
Suho dengan cepat menahan tubuh Irene yang nyaris menghantam lantai, mata wanita itu terpejam dengan nafas tersendat.
"Panggil dokter!"
Jaehyun segera berlari keluar dengan panik. Meninggalkan suasana tegang di ruangan tersebut.
"Irene? Irene bangun!"
Jaemin meneguk ludahnya kasar, menatap ling lung pada sang ibu yang masih terpejam dalam pelukan Suho, pria tersebut menepuk pelan pipi istrinya dengan panik, berharap seruan paniknya terdengar dan dapat membangunkan wanita itu.
Netra hazel Jaemin beralih ke mangkuk bubur di nakas, racun?
Untuk--Jaemin? Tapi salah sasaran karena Irene mencoba nya?
Jaemin masih terdiam ling lung bahkan hingga Irene di bawa pergi dari sana untuk di tangani, pikirannya tiba tiba kacau.
"Jaemin? Kenapa? Kamu baik baik aja?" Tanya Jaehyun khawatir kala sang adik terus terusan diam dengan pandangan kosong.
"Bawa bubur itu," Ucap Jaehyun pada asisten Suho yang kini masuk ke ruangan Jaemin.
"Jaemin? Kamu denger abang?"
"Pergi, tinggalin aku sendiri," Ucap Jaemin pelan, Jaehyun menatap adiknya sendu.
"Jangan mikir macam macam, itu bukan salah kamu, yang terjadi tadi bukan salah kamu."
Bukan salah Jaemin? Walau Jaemin benar benar merasa marah dan bahkan menyuruh mereka semua mati dalam penyesalan, namun di satu sisi Jaemin tetap punya rasa kasihan dan rasa bersalah, itu salahnya, jika Jaemin langsung memakan bubur itu--Irene tak akan seperti ini..

KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Fiksi Remaja"Lo yang ninggalin gue Jaehyun, jangan bersikap seolah lo abang yang baik disini" Desis Jaemin penuh amarah "Maaf maaf maaf, abang minta maaf" _____________________ Jaehyun tak tau, kepergiannya untuk kuliah ke luar negeri dan mengabaikan permohonan...