"Jaemin, kamu berangkat sepagi ini?"
Jaemin mengernyit, menatap Irene yang bertanya padanya, ia memilih melangkah pergi.
"Jaemin tunggu, mau bawa bekal biar mama buatin?"
Jaemin berdecak kesal, ada apa sih dengan wanita ini?
"Ini udah selesai kok, bawa buat sarapan di sekolah--"
Brukk
Irene terdiam melihat kotak makan dan makanan yang berserakan di lantai, pun dengan Jaemin yang tak menyangka tepisannya sekuat itu.
Jaemin menyugar rambutnya kesal, "Kan udah di bilang gak usah, arghh sial, panggil pelayan buat bersihin."
Irene menggeleng, "Biar mama--"
"Mama pembantu? Kalau mau coba jadi ibu yaudah coba aja, tapi gak usah coba jadi pembantu juga," Ucap Jaemin sarkas dan segera berlalu pergi, meninggalkan Irene yang kini terdiam.
"Haah ini memang salah aku," Bisik Irene menatap bekal yang ia siapkan tadi kini malah berserakan di lantai.
Tak apa, ini hanya awal, lagipula Irene memang harus menanggung kesalahannya dulu.
___________________________
Jaemin meneguk air setelah memasukkan sebutir obat ke mulutnya, merebahkan tubuhnya dengan hati hati ke brankar, memilih ke UKS daripada ke kelas.
Kembali teringat dengan Irene, lucu sekali melihat wanita itu berusaha baik, Jaemin tak butuh.
Cklekk
"Oh lo disini? Capek gue cariin, buku gue sama lo kan?" Tanya Haechan dan langsung meraih tas Jaemin yang berada di kursi.
"Eh chan--"
Trakk
'Sial, ini pasti karena gue deket tuh wanita tadi pagi, kena sial dah gue.'
Jaemin pasrah, benar benar pasrah saat Haechan meraih tabung kecil berisi obat yang tadi jatuh dari tas nya.
"Ck, lo gila ya?!"
Haechan mendekat, menatap mata sayu Jaemin lekat, "Lo minum obat tidur tadi? Dan lo pasti belum sarapan kan?"
Jaemin meraup wajahnya saat rasa kantuk mulai datang, "Enggak, itu kebawa, gak sengaja."
Haechan berdecih, menutup tas Jaemin dan menarik lelaki itu untuk bangun.
Jaemin mengerang pelan saat di paksa bangun, "Chan sakit!"
"Turun, kita ke RS sekarang."
Jaemin berusaha menarik tangannya, matanya terasa memberat karena rasa kantuk.
"Lo apa apaan sih, udah gue bilang gak--"
"Yaudah kalau gitu muntahin," Sela Haechan membuat Jaemin melotot.
"Chan please deh, gue udah bilang kan--"
"Gue bilang muntahin, lo tuli?!"
Jaemin mendorong Haechan mundur dan memilih turun dari brankar, "Gila lo, kalau gak percaya yaudah--Haechan!"
BRUKK
Jaemin memberontak, matanya berkaca kaca saat jari Haechan masuk ke mulutnya dan menyentuh tenggorokannya.
"H-huekk--arghh--"
Cklekk
"Chan--"
"Bawa nih anak ke rumah sakit, dia overdosis obat tidur," Ucap Haechan tanpa menoleh pada Jeno yang masih terdiam di pintu UKS, menatap Jaemin yang kini masih muntah dan terduduk di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Teen Fiction"Lo yang ninggalin gue Jaehyun, jangan bersikap seolah lo abang yang baik disini" Desis Jaemin penuh amarah "Maaf maaf maaf, abang minta maaf" _____________________ Jaehyun tak tau, kepergiannya untuk kuliah ke luar negeri dan mengabaikan permohonan...