Jaemin meringis kala merasa perutnya perih, membuka mata dengan perlahan seraya beranjak bangun setelah merenung sesaat.
"Jisung--" Ucapan Jaemin terhenti, sontak terdiam melihat kamar yang ia tempati.
"Bocah anj--ah sial, lain kali Jisung yang harus gue tembak bukan target," Geram Jaemin kesal, berusaha beranjak bangun dan melangkah ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian ia keluar setelah mencuci muka dan menggosok gigi, berjalan menuju pintu seraya memegang perutnya yang masih terasa perih.
Cklek cklekk
Yaah, terkunci....
"Chan, buka pintunya, gue udah bangun," Ucap Jaemin pelan seraya mengetuk pintu.
"Haechan! Aish lo dimana sih?!" Jaemin berseru kesal, memilih berjongkok saat perutnya terasa semakin perih.
"Chan, bukain pintunya.."
Jaemin mundur saat mendengar suara kunci dari luar dengan hati was was.
'Sumpah, ini si Jisung bakalan gue copot kepalanya kayak barbie, liat aja.'
Cklekk
Haechan masuk dengan satu nampan di tangannya, menatap Jaemin yang duduk di lantai dengan datar, "Bisa bangun? Duduk ke sofa."
Jaemin mengangguk, tak menolak saat Haechan menarik lengannya untuk bangun dan menuntunnya ke sofa.
"Masih perih perutnya?"
Jaemin lagi lagi mengangguk.
"Jisung yang bawa gue kesini?" Tanya Jaemin pelan.
"Gue yang kesana buat jemput, kenapa?" Tanya Haechan dingin, Jaemin menggeleng cepat.
"Semalam lo minum obat tidur?"
"Enggak, kan gue di apart Jisung semalam."
"Malam kemarin?"
Jaemin mengangguk ragu, "Gue gak bisa tidur, chan."
Haechan meraup wajahnya kasar, "Udah gue bilang kan berhenti minum obat tidur, lo gak denger?"
"Ya terus gue harus gimana? Gue gak bisa tidur."
"Ya karena itu, lo terlalu biasain diri lo minum obat tidur, lo ketergantungan sama obat tidur!"
"Ya terus gue harus gimana sih?! Gue gak bisa tidur, gue gak bisa tidur chan, lo mau gue mati--"
"JAEMIN!"
Jaemin beringsut mundur kala bentakan Haechan terdengar begitu keras, ia menutup wajah dengan keduanya tangannya, "Maaf chan, maaf.."
"Gue minta maaf."
"Jangan teriak, jangan bentak gue," Ucap Jaemin lirih membuat raut wajah Haechan melembut.
"Jaem--"
"Maaf.."
"Gak, gue yang minta maaf, jangan ngomong gitu ya? Gue cuma terlalu emosi tadi sampe bentak lo," Haechan dengan hati hati menarik Jaemin untuk mendekat padanya dan mengusap bahu lelaki itu lembut.
"Sekarang makan dulu, ini udah jam 8."
Haechan menatap Jaemin yang kini mulai memakan sarapannya, haah bagaimana ya..
_____________________________
Jaehyun terdiam, melupakan sesaat dasi di tangannya, ia melirik foto Jaemin saat SMP yang ia taruh di nakas.
Jaemin ketergantungan obat tidur?
Jaehyun menunduk, merasa sangat menyesal dengan apa yang terjadi pada adiknya itu, "Maaf, maafin abang Jaem. Maaf dulu ninggalin kamu disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Teen Fiction"Lo yang ninggalin gue Jaehyun, jangan bersikap seolah lo abang yang baik disini" Desis Jaemin penuh amarah "Maaf maaf maaf, abang minta maaf" _____________________ Jaehyun tak tau, kepergiannya untuk kuliah ke luar negeri dan mengabaikan permohonan...