Jaehyun meremat dadanya sendiri, kekhawatiran menyelimutinya, seluruh tubuhnya gemetar, menatap pintu ruang operasi dengan cemas, kian sesak saat mendengar tangis Irene di samping nya.
Jaemin..
Jaehyun di hantui ketakutan besar, sesuatu seolah mencekiknya, batu besar seolah memghimpit dada nya. Air matanya terus berjatuhan di iringi isak tangis Irene yang tak kunjung reda.
"Mas, Jaemin--dia baik baik aja, kan?"
Suho mengangguk, berusaha memberi pelukan menenangkan pada Irene, "Iya, Jaemin pasti baik baik aja. Abang?"
Jaehyun hanya diam, rasanya kesadaran Jaehyun hanya tersisa segenggam, berusaha menahan diri hanya untuk terus menunggu Jaemin.
"Jaemin, abang disini, abang disini, kamu harus baik baik aja," bisik Jaehyun gemetar.
"Adik abang harus baik baik aja.."
________________________
Logan berusaha mengatur nafasnya, menatap kedua tangannya yang berlumur darah, lantas dengan ling lung menyentuh pipinya, tepat di mana Jaemin mendaratkan usapan lembut tadi.
"G-gue--ngebunuh dia?" gumam Logan amat pelan dengan tatapan tak percaya.
Jantung nya berdegup kencang, padahal dia amat yakin untuk membunuh Jaemin, namun kenapa hanya dengan tatapan teduh Jaemin Logan luluh?
Tidak, Jaemin memang salah..
Jaemin membuat kehidupan Logan hancur, Jaemin membunuh ayah nya..
Benar, Logan--tak akan pernah memaafkan lelaki itu!
"Gak, dia emang pantes, dia jahat.."
___________________________
Suho terpaku, berharap ia salah dengar untuk kali ini, "Apa?"
"Kondisi ginjal nya juga.."
Dokter menarik nafas dalam, "Untuk sementara pendarahan biaa di hentikan secara berkala, tapi tidak menutup kemungkinan ada pendarahan selanjut nya. Luka tikaman nya juga sangat dalam."
"Kondisi pasien terus menurun bahkan saat menjalani operasi tadi, setelah kami pindahkan, pasien kembali muntah darah 2 kali."
Dokter tersebut menarik senyum tipis, "Ada baiknya--anda bertiga masuk dan menemani pasien."
Deg
Jantung Irene rasanya berhenti berdetak, kenapa dokter tersebut seolah menyuruh mereka menemani waktu waktu terakhir Jaemin?
"Jaemin--putra saya baik baik saja, kan?" Irene tak mau, dia harus mendengar jawaban pasti.
Bukan jawaban seperti ini yang Irene inginkan..
__________________________
"Adek.."
Jaemin susah payah membuka matanya, menemukan pandangan teduh Irene menyorotnya.
"S-sakit," bisik Jaemin, nafasnya tersenggal, susah payah berusaha menarik nafas dengan mata berkaca kaca.
"Dimana hm?"
Netra hazel Jaemin beralih menatap Jaehyun yang berdiri di samping Irene, tangan lelaki itu dengan hati hati menggenggam tangan Jaemin.
"Semua," rintih Jaemin, tak bisa menahan air matanya sendiri, seluruh tubuhnya terasa sakit, Jaemin merasa berada di ambang kematiannya sendiri.
"Jaemin yang kuat ya? Jaemin baik baik aja," bisikan Suho terdengar. Tangan pria itu mengusap rambut Jaemin lembut.
Dan saat tatapan Jaemin jatuh pada pria itu, Jaemin terhenyak, tatapan Suho penuh rasa sakit dan luka, seolah pria itu akan mati dalam waktu dekat dengan penderitaan di kedua netra kelamnya yang terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
أدب المراهقين"Lo yang ninggalin gue Jaehyun, jangan bersikap seolah lo abang yang baik disini" Desis Jaemin penuh amarah "Maaf maaf maaf, abang minta maaf" _____________________ Jaehyun tak tau, kepergiannya untuk kuliah ke luar negeri dan mengabaikan permohonan...