Dulu saat awal pernikahan, Irene dan Suho sepakat untuk memiliki dua anak, satu untuk pewaris perusahaan besar milik Suho, dan satunya lagi--untuk pewaris perusahaan gelap pria itu.
Irene tak masalah dan tak peduli, lagipula menikah dengan pewaris tunggal seperti Suho menguntungkannya, dan lagi posisinya bisa langsung naik dengan bantuan dari pria itu, menjadi lebih terkenal dan dihormati lebih dari sebelumnya.
Irene tau, Jaemin yang di paksa menjadi kejam seperti Suho, Jaemin--yang meneruskan semua hal gila itu.
Awalnya dia tak peduli, kedua putranya itu tak berarti, sama sekali tak berarti baginya, namun entah kapan rasa bersalah mulai menyelinap ke hatinya. Perasaan resah dan penyesalan selalu datang membuatnya bahkan tak bisa fokus lagi, wajah kedua putranya selalu terbayang dan membuatnya ingin menangis.
Tak tau apakah terlambat atau tidak, namun Irene ingin menggenggam kedua tangan putranya, memeluk mereka dan memberi mereka kehangatan dan kasih sayang yang layak sebagai seorang ibu.
Mundur dari pekerjaan dan membatalkan niatnya untuk ke jepang, tak peduli berapa denda yang harus ia bayar pada perusahaan karena mundur dari kontrak besar begitu saja.
Irene tak ingin lebih terlambat dari ini..
_______________________________
"Sini biar abang bantu," Bujuk Jaehyun saat Jaemin kesusahan turun dari ranjang untuk ke kamar mandi.
"Gak perlu."
"Abang--heh!" Jaehyun dengan cepat menahan tubuh adiknya yang terhuyung padahal baru menapakkan kakinya ke lantai.
Jaemin mengumpat kesal dalam hati, kenapa dia terus sakit tapi tak mati sih?
"Hati hati, infusnya nanti ke tarik," Jaehyun diam diam menghela nafas lega saat Jaemin tak menolak bantuannya.
"Apaan, lo mau masuk kamar mandi juga?!"
Jaehyun mengerjap polos, "Terus? Gimana kalau kamu jatuh--"
"Bacot, diem lo disitu," Jaemin dengan cepat masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu, gila saja Jaehyun mau ikut masuk!
"Alaah, sesama cowok mah gak masalah dong," Ucap Jaehyun dengan nada jahil.
"Diem lo!"
Jaehyun terkekeh pelan, memilih menunggu di depan pintu kamar mandi dengan pikiran yang mulai kacau.
Jadi Jaemin sering masuk rumah sakit begini?
Karena--obat tidur?
Cklek
"Mama?" Jaehyun terdiam tak percaya, menatap Irene yang masuk ke ruang rawat Jaemin.
"Kamu kok gak ngabarin Jaemin masuk RS? dimana dia sekarang?" Tanya Irene panik, dia langsung ke rumah sakit begitu mendengar kabar dari bawahannya.
"Kamar mandi, mama kok tau Jaemin masuk rumah sakit?"
Irene menghela nafas kasar, "Jelas harus tau, mama harus tau soal keadaan anak anak mama."
Jaehyun nyaris berdecih jika saja tak ingat soal sopan santun, dia memilih berdehem seraya melirik pintu kamar mandi yang masih tertutup.
"Dek?"
Tok tok tok
Cklekk
"Berisik--" Jaemin mengernyit aneh, menatap Irene yang kini mendekat.
'Ini dua makhluk halus ngapain disini sih? Gue hampir mati ya?'
"Jaemin, Jaehyun bantuin adek kamu dulu, kasian kalau berdiri terus," Irene menepuk pelan bahu putra sulungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Teen Fiction"Lo yang ninggalin gue Jaehyun, jangan bersikap seolah lo abang yang baik disini" Desis Jaemin penuh amarah "Maaf maaf maaf, abang minta maaf" _____________________ Jaehyun tak tau, kepergiannya untuk kuliah ke luar negeri dan mengabaikan permohonan...