"Sayang, ayo kita bersepeda." Kataku berusaha membangunkan Suga yang masih tertidur.
Suga tak bergerak sama sekali dan masih menikmati tidurnya. Tapi aku pantang menyerah dan terus menggoyang goyangkan badannya.
"Apa kau tidak tau, tidak ada satu orang pun yang berani mengganggu tidurku?" Kata Suga masih dengan mata terpejam.
Aku tak mempedulikan kata katanya dan terus membangunkannya.
"Kemarilah dan hentikan," Suga menarikku dan memelukku dalam tidurnya.
"Apa kau berusaha memberi tahu dunia jika kau pacarku?" Tanya Suga.
"Sebenarnya aku ingin. Tapi tidak mungkin," jawabku.
"Lalu kenapa kau mengajakku bersepeda?" Tanya Suga lagi.
Ah benar juga, hubunganku dengan Suga tidak bisa dengan mudah ku jalani. Aku harus menyembunyikannya agar tidak mengganggu karier nya. Seperti yang telah dikatakan Bang Si hyuk sebelumnya.
"Hari ini kita ke Daegu. Biar ibu dan ayahku mengenalmu?" Suga mencium keningku.
"Ah aku? Benarkah? Aku sedikit tidak percaya diri,"
"Mereka akan menyukaimu. Tidurlah dulu, nanti siang kita berangkat." Suga memelukku semakin erat.**
Waktu perjalanan Seoul ke Daegu kurang lebih 2 jam menggunakan mobil. Daegu merupakan daerah asal Suga sebelum memulai debut bersama BTS. Suga anak bungsu dari 2 bersaudara. Sebelumnya Suga menceritakan bahwa Daegu merupakan saksi masa sulitnya bersama keluarganya. Mereka berasal dari keluarga yang kurang berada, dan harus mejalani hidup yang berat. Itu sebabnya kini Suga merasa bersyukur atas pencapaian yang didapatkannya bersama BTS.
"Apa penampilanku sudah bagus?" Kataku sambil merapikan rambutku.
"Kamu mengagumkan," kata Suga sambil menciumku.Rumah Suga berada di dataran yang agak tinggi singga cuacanya lumayan dingin. Lokasinya berjejer jejer dengan rumah rumah besar bergaya elite dengan arsitektur modern. Bangunan 3 lantai itu tampak mewah dan mahal.
Suga menggandengku masuk ke dalam rumah. Tiga orang pemilik rumah telah menanti kami di ruang tamu. Ayah Suga berbadan tegap dengan sedikit jenggot yang mulai beruban. Ibu Suga wanita yang sangat cantik menggunakan pakaian yang anggun dengan rambut yang ditata rapi. Dan Kakak Kandung Suga, Min geumjae tampak seperti Suga versi pakaian rapi.
"Kau sudah sampai anakku," Ibu Suga mencium pipi Suga.
"Lihat, adikku bersama seorang wanita," Min geumjae berjalan mendekati kami.
"Selamat siang, senang bertemu kalian." Kataku menundukan badan.
"Perjalanan kalian lancar?" Tanya ayah Suga merangkul Suga dari samping.
"Ah ya, semua lancar." Jawab Suga dengan senyum.*
"Nea, Yoongi banyak bercerita tentangmu," ibu Suga memulai pembicaraan.
Saat itu aku sedang membantu ibunya menyiapkan makan siang di dapur.
"Benarkah bibi? Apa yang dia katakan?" Tanyaku antusias.
"Panggil aku ibu juga, Nea. Akan lebih nyaman. Sudah dari beberapa tahun lalu ibu selalu mendengar Yoongi menyebut namamu tapi baru kali ini dia memperkenalkanmu secara langsung." Jawabnya.
"Ah... kami memang baru saja bertemu, bu. Baru sekitar 2 bulan yang lalu." Kataku sambil memindahkan kimchi ke mangkuk.
"Apa kau tau dia sebenarnya anak yang manis dan sangat perhatian. Hanya saja pribadinya seperti kucing, wajahnya manis tapi mudah marah," Ibu Suga tertawa.Suga dan yang lainnya sudah menunggu di ruang makan. Beberapa pembantu rumah tangga membantu aku dan ibu Suga membawa makanan ke meja makan. Nasi putih, kimchi, bulgogi, Sayur pedas, Ayam pedas, dan beberapa camilan.
"Dulu, kami hanya bisa makan dengan kimchi. Untunglah sekarang kimchi sudah membawa teman temannya," kata ayah Suga sambil tertawa.
Kami tertawa bersama sambil menyantap makan siang kali itu.
"Yoongi bagaimana BTS? Apa semua berjalan lancar?" Tanya Geumjae.
"Ya semua baik. Bulan depan kami akan memulai tour lagi," jawab Suga.
"Ibu selalu mendoakan kalian. Dan Nea, bagaimana dengannya? Yoongi sudah memberitahumu?" Tanya ibu Suga.
"Aku akan menunggunya bu," kataku sambil mengangguk pelan
"Nanti malam kita harus makan di luar untuk merayakan tour mu. Sekaligus menyambut calon menantuku," ayah Suga memandangiku sambil tertawa.
Aku dan Suga saling memandang dan tertawa.Kami berjalan jalan berkeliling Daegu. Banyak tempat yang kami kunjungi. Suga mengajakku berjalan jalan ke sekolahnya dulu, ke tempat tempat dimana dia biasa bertemu dengan teman temannya dan beberapa tempat menarik lainnya. Menurut Suga tempat tempat itu mempunyai arti tersendiri untuk perjalanan kariernya.
*
Malam harinya kami pergi ke restoran di Daegu untuk makan malam. Restoran mewah dengan banyak lampu kristal. Sajiannya makanan western dan makanan Korea. Suga memesan beberapa whiskey juga.
"Jangan terlalu banyak minum, kau harus menyetir setelah ini." Kataku.Setelah makan malam itu kami memutuskan untuk langsung kembali ke Seoul karena besok Suga harus menyelesaikan beberapa pekerjaan.
"Bagaimana keluargaku?" Tanya Suga diperjalanan pulang.
"Mereka menyenangkan." Jawabku sambil menyalakan headset.
"Apa yang kau dengar?" Tanya Suga.
Ku taruh satu ujung headsetku ke telinga Suga,Geunyeoga tteonagayo
Naneun amugeosdo hal su eopseoyo
Sarangi tteonagayo
Naneun babocheoreom meonghani seoissneyo"Kau menyukai bigbang?" Tanya Suga.
"Ya... " jawabku sambil tersenyum.
"Aku juga mengidolakan mereka, mereka keren." Kata Suga dengan senyum.
"Oh bagaimana jika kita mendengar lagu lagumu. Lagu apa yang harus ku dengar?"Suga memaikan musik di mobilnya...
Daechwita daechwita ja ullyeola daechwita
Daechwita daechwita ja ullyeola daechwita..."Agust D? Bukan BTS?" Tanyaku sambil membaca nama penyanyi di layar pemutar musik.
"Kau benar benar tidak tau apa apa tentangku. Agust D adalah aku." Katanya kesal.
"Namamu banyak sekali. Agust D, Suga, Min yoongi. Ottoke.... aku harus memanggilmu siapa?" Aku bertanya sambil menggoyang goyangkan pundak Suga."Suga! Aniyo..... yoebo," kata Suga manis.
"Baiklah... aku akan mendengarkan lagu lagu Agust D, dan BTS mulai sekarang." Kataku sambil mengepalkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyelamat | SUGA BTS
FanfictionCerita fiksi tentang seorang gadis yang ditemukan dan diselamatkan suga