** Pengertian **

1 0 0
                                    

"Mustahil untuk diundur waktunya. Semua persiapan sudah matang." Bang Si Hyuk mencoba memberi penjelasan pada Suga.

Suga berlalu meninggalkan ruang meeting dengan wajah merah padam.

"RM apa yang terjadi?" Tanya Bang Si Hyuk.
"Sepertinya Suga sedang ada masalah pribadi." Jawab Namjoon singkat.
"Sudah selalu ku tekankan, aku tak ingin masalah pribadi mengganggu aktifitas kalian," nada bicara Bang Si Hyuk terdengar marah.
"Seokjin, susul Suga... tenangkan dia," tambah CEO bighit itu mencoba mereda emosinya sendiri.

*

Seokjin berlari mencoba mengejar Suga namun batang hidungnya sudah tidak terlihat. Satu satunya tempat yang mungkin Suga datangi ketika sedang tidak enak hati adalah, genius lab. Studio musik di gedung Bighit. Semua member dan staf sudah sangat hafal karakter Suga yang akan menyendiri ketika dalam keadaan hati buruk.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Jin sambil duduk di samping Suga.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Jin sambil duduk di samping Suga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suga menatap langit langit dan menarik nafas dalam. Wajahnya masih diliputi kemarahan, tangannya sedari tadi hanya disilangkan di depan dada. Butuh keberanian khusus untuk seseorang mengajak bicara Suga ketika dalam situasi seperti ini. Seokjin adalah teman sekamar Suga ketika masih di asrama sejak awal debut. Seokjin juga lah member tertua BTS yang mungkin masih bisa didengarkan bicaranya.

"Aku tak bisa meninggalkan Nea, hyung." Kata Suga.
"Bukankah dia bilang akan menunggumu?" Tanya Jin.
"Bukan itu masalahnya, jika ku tinggalkan dia dalam waktu yang cukup lama tidak akan ada yang menjaganya. Sesuatu yang buruk sedang terjadi, dia dalam bahaya." Jelas Suga mencoba menjelaskan.
"Orang di minimarket itu? Kau tak bisa menunda tour. Pikirkan perasaan army... pasti ada jalan keluar," Jin menepuk pundak Suga.
"Kau bisa menyewa bodyguard sebanyak yang kau mau untuk menjaganya. Kau juga bisa kembali ke Korea sesekali." Jin mencoba meyakinkan Suga lagi.

Suga menghembuskan nafas panjang dan melelapkan matanya. Untuk beberapa saat dia memilih untuk mengisi energi dan menenangkan pikirannya dengan tidur. Tak ada satu orang pun yang mengganggunya hari itu, bahkan tak ada satu orang pun yang membuka pintu genius lab. Seisi bighit sudah sangat mengerti situasi dan bagaimana mereka harus menghadapinya.

*

"Bisakah di sela sela kegiatan tour, aku kembali ke Korea?" Tanya Suga.
"Tentu saja. Aturlah jadwalmu dengan baik, kau sudah dewasa. Jangan merugikan salah satu pihak. Dan jangan mengecewakan army," jelas Bang Si Hyuk.

Suga bernafas lega, kini tugasnya adalah mencari cara untuk menjagaku agar tetap aman. Terakhir kali Suga bersamaku, aku masih beberapa kali tidak sadar melamun dan tergagap ketakutan.

"Pak Bum Sik, bisakah kau menjaga Nea.. aku butuh lebih dari 10 bodyguard." Pinta Suga.
"Apapun yang kau butuhkan pasti akan ku usahakan, Suga." Jawab Pak Bum Sik.

*

"Sayang.... kau sudah tidur?" Tanya Suga disamping tempat tidurku.
Aku tak bergerak hanya membuka sedikit mata dan menarik Suga agar tidur di sebelahku.
"Kau baru pulang?"
"Ya. Apakah kau akan baik baik saja jika aku tour?" Tanyanya.
Aku terdiam dan mendekatkan kepalaku ke dada Suga. Detak jantungnya terdengar jelas di telinga. Aroma parfumnya melekat ke hidungku.
"Aku akan baik baik saja."

Suga mendekatkan wajahnya ke wajahku, pelan pelan bibirnya mencium bibirku. Suara nafasnya membuat mataku memejam dan menikmati apapun yang setelahnya Suga lakukan padaku. Malam itu kami tidur bersama. Setidaknya itu membuatku lebih lama bersamanya.

Akhir akhir ini Suga lebih banyak menghabiskan waktu di Bighit mengingat tour yang semakin dekat dan deadline pekerjaan yang harus diselesaikan. Semakin aku mengenal Suga, aku semakin kagum dengannya. Suga sangat bertalenta dan memiliki banyak kemampuan. Lagu lagu yang diciptakan secara singkat mampu menggantikan playlist Bigbang yang selama ini selalu ku dengar.

*

"Apa yang ingin kamu lakukan hari ini? Aku akan sepanjang hari di rumah." Tanya Suga masih sambil memelukku di tempat tidur.
"Membuat kue? Aku berhutang kue pada Jungkook." Kataku.
"Ide bagus. Tapi pagi ini mari minum kopi di seberang jalan, aku rindu americano nya." Ajak Suga.
"Seberang jalan?" Tanyaku ragu.
"Kau tak perlu takut, aku tidak akan sedetik pun jauh darimu." Kata Suga.

Suga menggandengku menyeberangi jalan raya depan apartement ditemani 2 orang bodyguard. Coffee shop seberang apartement tak begitu ramai, menurut Suga tempat itu sering digunakan beberapa idol untuk diam diam berkencan. Pemilik coffee shop pun dengan baik menjaga identitas para idol agar tidak diketahui publik. Tampilan luar coffee shop ini tak mencolok, namun ketika memasukinya ruangannya nampak apik dengan beberapa pajangan botol whiskey di dinding dindingnya.
"Apa tempat ini juga menjual alkohol?" Tanyaku.
"Kenapa? Kau ingin minum alkohol?" Tanya Suga.
"Tidak, hanya bertanya." Jawabku.
"Alkohol hanya untuk malam hari. Jika kau percaya, saat malam tempat ini akan berubah menjadi bar," Suga terkekek.
"Ah jinjja? Sepulang kau tour kita harus minum alkohol di sini," kataku bersemangat.

Suga mengacak acak rambutku dengan gemas. Aku menyambutnya dengan sedikit manja juga.

"Suga apa cita citamu sebenarnya?" Tanyaku padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Suga apa cita citamu sebenarnya?" Tanyaku padanya.
"Bahagia." Jawabnya singkat.
"Bahagia yang seperti apa?" Aku memasang wajah penasaran.
"Bersamamu aku sangat bahagia. Meminum alkohol juga aku bahagia," katanya sambil menyeruput ice americano di depannya.
"Nadooo..." kataku sambil tersenyum.

"Lalu apa alasanmu ke Korea? Alasannya tidak kau tulis dalam blog bukan?" Suga balik bertanya.
"Lari," jawabku singkat.
Suga menatapku tak mengerti, "dari apa?"
"Mimpi buruk. Sebenarnya aku punya pacar di Indonesia." Jawabku menundukkan kepala.
Seketika Suga kehilangan senyumnya . Dia hanya diam dan tak melanjutkan pertanyaannya.
"Apa kau tak mau mendengar alasanku yang lain?" Tanyaku lagi.
"Aku melarikan diri saat dia melamarku. Ku rasa hubungan kami tidak berhasil, aku tak mencintainya," kataku menjelaskan.

Suga masih tidak merespon semua kata kataku. Aku mencoba masuk ke dalam pikirannya saat ini. Mungkin saja saat ini dia sedang berfikir menjadi perebut pacar orang lain.

"Kau pasti punya alasan melakukan itu semua," jawab Suga mencoba memahami.
"Ya. Aku hanya ingin mengubur semua mimpi burukku dan memulai kehidupan baru,"

Penyelamat | SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang