"Aku tidak bisa terus menemanimu di sini Nea. Aku harus kembali ke Seoul, banyak pekerjaanku yang harus diselesaikan." Jelas Kim Tan.
"Aku mengerti Tan, aku bisa mengurus diriku di sini." Jawabku.Satu minggu berlalu semenjak aku memutuskan untuk ke Pulau Jeju. Menenangkan diri tanpa bayang bayang siapapun. Walaupun dalam hati kecilku, aku merindukan Suga. Aku hanya perlu terbiasa dengan kesendirianku, mungkin beberapa minggu lagi aku akan melupakan Suga.
Di Pulau Jeju aku bisa dengan leluasa bersepeda kemanapun aku mau. Pedesaan Jeju sangat berbeda dengan Seoul, tak ada gedung bertingkat di sini, hampir tak pernah ada mobil mewah melintas. Yang ada hanya rumah rumah sederhana Korea, dan bus bus angkutan umum.
Sudah sejak kepergianku itu juga blog ku sama sekali tidak ter update. Tak ada tulisan tulisan yang ku ceritakan walau hanya satu kalimat. Ponselku masih ku sembunyikan rapat di dalam ransel. Aku harus menahan diri untuk tak membukanya agar tak membuatku ingin melihat keadaan Suga."Besok aku harus kembali ke Seoul," kata Kim Tan.
Aku mengangguk meneyetujuinya.Kim Tan banyak membantuku beradaptasi di Jeju. Mengenalkanku pada tetangga tetangga rumah dan beberapa orang di Jeju. Bagaimanapun juga Kim Tan adalah satu satunya harapanku di Korea saat ini.
Berita tentang BTS muncul ketika aku baru saja menonton TV. Tentang rencana mereka untuk tour di LA dan Las Vegas, beberapa project Solo masing masing member, dan berita berita seputar kesuksesan mereka yang lain. Wajar saja ketika Suga mudah mencampakkanku. Dia kaya raya dan berbakat, mudah sekali untuknya memilih pasangan. Aku lega berani untuk meninggalkan apartement nya. Sehingga aku tidak perlu menahan diri melihatnya yang sudah kehilangan perasaannya padaku.
*
Kim Tan telah kembali ke Seoul untuk melanjutkan pekerjaannya. Beberapa project sudah menunggu dan harus selesai dalam waktu dekat. Siang ini dia harus bertemu dengan client dari Jepang di salah satu restoran di pusat kota. Client nya kali ini tak sembarangan, seorang wanita muda Jepang yang sedang merintis kariernya. Nilai tender yang mereka pertaruhkan mencapi ratusan juta jika di rupiahkan.
Beberapa bodyguard memasuki restoran ketika Kim Tan sedang meeting bersama client. Kira kira 5 sampai 6 laki laki bertubuh tinggi mengawal seseorang untuk sekedar makan siang. Kim Tan tak begitu mempedulikan kerumunan itu dan sibuk mengurus pekerjaannya.
"Excuse me..." terdengar suara memanggil Kim Tan.
Ketika Kim Tan menengok ke arah suara itu, Suga terlihat memandangi Kim Tan dengan senyum.
"Maaf aku sedang sibuk, bisakah kau menemuiku di lain waktu?" Kim Tan acuh.
"Nona, bisakah aku meminta waktu sebentar? Aku punya sedikit urusan dengan temanmu," ucap Suga pada wanita Jepang itu.
"Benarkah kau Suga BTS? Aku sangat mengidolakanmu. Bisakah aku minta foto? Aku akan menunda meetingku," kata wanita itu lagi.
Suga mengangguk dan beberapa kali berswa foto dengan wanita itu. Setelah puas dengan hasil fotonya, Suga mengajak Kim Tan untuk menepi ke meja lain dan mengajaknya bicara."Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Kim Tan.
"Sepertinya kau sudah tau apa yang sedang terjadi. Percayalah semua ini hanya kesalah pahaman." Jelas Suga.
"Aku sudah tau semua memang salah paham. Dan kau sudah mengusirnya," Kim Tan terdengar emosi.Bodyguard Suga menoleh dan terpancing dengan nada bicara Kim Tan. Isyarat tangan Suga memberi pesan pada bodyguardnya agar tidak menganggu pembicaraan Kim Tan dan Suga.
"Aku tau aku salah. Dan aku ingin menebusnya,"
"Kau fikir kau siapa? Dulu kau minta dia untuk tinggal bersamamu, kau buat dia jatuh cinta, kemudian kau tinggalkan dia." Kim Tan makin terdengar marah.Suga terdiam dan meneguk minuman di depannya. Sejenak dia tersadar bahwa hal yang telah ia lakukan benar benar keterlaluan.
"Ku rasa tak ada lagi yang perlu ku katakan. Permisi," Kim Tan berdiri dari tempat duduknya.
"Aku mohon. Aku benar benar mencintainya. Katakan padaku dia ada di mana? Aku akan memeperbaiki kesalahanku." Suga memohon.
"Akan ku beri tahu jika Nea sudah ingin bertemu denganmu," Kim Tan pergi meninggalkan Suga.
Sungguh keadaan ini membuat Suga frustasi. Pikirannya harus terbagi untuk banyak hal, untuk tour nya, untuk project Solo, untuk project BTS, untuk pekerjaan lain, dan juga untukku. Setiap malam Suga tak pernah berhenti untuk minum soju sampai pagi dan terus memeriksa blogku jika ter update.Keadaan buruk itu membuat Bang Si Hyuk dan member lain khawatir dengan Suga. Selain hal itu mengganggu karier Suga, kesehatan Suga akan terdampak dan bukan tidak mungkin jika dia akan sakit.
"Apa tak ada yang bisa kita lakukan?" Tanya Namjoon.
"Sejujurnya aku puas melihatnya gila seperti ini. Belum sebanding dengan yang dia lakukan pada Nea. Tapi aku juga tak tega," jawab Taehyung.
"Apa tak ada yang bisa menemukan gadis itu?" Tanya Bang Si Hyuk.
"Satu satunya orang yang mengetahui keberadaan Nea tak membiarkan Suga untuk menemuinya. Beberapa hari yang lalu Suga menemuinya dan mereka bertengkar," jelas Pak Bum Sik.
"Kalau begitu, kau saja pergilah bujuk teman Nea atau lakukan apapun. Aku tak ingin Suga kehilangan dirinya lebih jauh." Bang Si Hyuk mengacak acak rambutnya.Pak Bum Sik menyamabangi rumah Kim Tan di Seoul malam itu.
"Apa Suga yang menyuruh anda kemari?" Tanya Kim Tan.
"Tidak. Aku kemari karena inisiatifku sendiri. Aku harus menemukan Nea. Aku tau Yoongi bersalah, tapi biarkan dia menemui Nea untuk minta maaf. Jika setelah itu Nea tetap tidak ingin menemui Yoongi aku sendiri yang akan memastikan Yoongi tak akan lagi mengganggu kalian." Jelas Pak Bum Sik.*
Pak Bum Sik menjemput Suga di bar yang tengah minum whiskey. Malam itu Suga tak mampu menahan dirinya, alkohol yang dia minum telah melampaui batas kemampuannya. Badannya sudah tersender di kursi sebentar lagi akan jatuh. Beruntung Pak Bum Sik segera datang dan membawa Suga masuk ke dalam mobil.
Pak Bum Sik membawakan air dingin ke kamar Suga ketika Suga telah terbangun dari tidurnya. Pagi itu, Suga masih dengan perasaan kehilangannya dan banyak diam.
"Minumlah supaya badanmu lebih segar." Kata Pak Bum Sik.
Suga membuka tutup botol minuman itu dan meneguknya beberapa kali.
"Hari ini agenda kita ke Pulau Jeju. Pesawat kita berangkat 2 jam lagi." Kata Pak Bum Sik tersenyum.
"Benarkah? Maaf aku melupakannya. Apa yang akan kita lakukan disana?" Tanya Suga.
"Menjemput Nea," Pak Bum Sik menjawab pelan.Suga terkejut dan memastikan perkataan perkataan Pak Bum Sik sekali lagi. Pak Bum Sik mengangguk dan memberi isyarat untuk Suga segera bersiap. Suga berlari masuk ke kamarnya dan bersiap siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyelamat | SUGA BTS
FanfictionCerita fiksi tentang seorang gadis yang ditemukan dan diselamatkan suga