"Kamu boleh keliling bighit sesukamu, ingat! Di dalam gedung, bukan berkeliaran ke luar," Suga memperingatkanku.
Aku mengangguk.
Ku ikuti langkah cepatnya menuju lebih dalam gedung bighit. Ia menuju studio latian khusus untuk BTS. Studio itu ada di lantai 2, ruangan paling ujung sebelah barat. Pintu depannya berwarna putih.
Ketika Suga membuka pintu, para member telah menunggu di dalam sana.
"Wah, Nuna!" Jungkook melambaikan tangan padaku.
Aku membalasnya dengan senyum lebar.
"Akhirnya Suga berhenti menyekapmu ya," ujar Jin.
"Apa kalian semua sudah mengenalku?" Aku heran karena sepertinya mereka sudah tau kondisiku.
"Oh ya, kami lupa memperkenalkan diri... Kami adalah...." Namjoon memberi aba aba untuk memperkenalkan diri.
"BTS" sahut mereka ber enam kecuali Suga.
Aku tertawa melihat yang mereka lakukan.
"Kau Nea bukan? Kenalkan aku Jhope, dan yang itu Jin. Kalau yang lain kau sudah pernah bertemu bukan?" Suara Jhope terdengar riang.
"Hay Nea," sapa Taehyung dari belakang.
"Oh hay Taehyung," aku balik menyapanya.
"No no no, I'm V... i'm a good boy," katanya sambil tertawa.
"Senang bertemu kalian," kataku sambil membungkukkan badan.
"Senang bertemu denganmu juga. Tolong jaga Suga ya mulai sekarang kami menyerahkan dia padamu." Kata Jimin.
"Ayo latihan," pungkas Suga.
"Kau mau di sini? Atau keluar?" Tanya Suga padaku.
Aku melangkahkan kakiku mundur melewati pintu dan melambaikan tangan.*
Aku bingung harus menunggu Suga di mana. Gedung bighit luas sekali tapi tak satupun sudut bisa untuk ku buat bersantai. Semua pekerja bighit sibuk dan lalu lalang membuatku takut mengganggu pekerjaan mereka.
"Nea? Suga mengajakmu kesini?" Pak Bum Sik berjalan mendekatiku.
"Selamat pagi, Pak." Kataku sambil mengangguk.
"Siapa gadis ini?" Tanya seorang laki laki gemuk yang berjalan bersama Pak Bum Sik.
"Oh, Nea kenalkan ini Bang si Hyuk, pemilik bighit" ucap Pak Bum Sik memperkenalkan orang di sampingnya.
"Dia Nea, teman dekat Suga" Pak Bum Sik memperkenalkanku.
"Senang bertemu denganmu. Jaga Suga ya! Dan jangan sampai membuat rumor merugikan," katanya dengan senyum.
"Rumor?" Kataku tak mengerti.
"Nea, kami harus meeting. Selamat berkeliling, Suga akan sedikit sibuk hari ini," Pak Bum sik dan Bang si Hyuk melanjutkan langkah kakinya.*
Kriiiiiiing......
Bunyi telfon di kantongku berdering. Mengagetkanku yang tengah asyik menulis. Atap gedung bighit menjadi pilihanku untuk bersantai. Tidak apa apa di sini. Hanya atap terbuka, dan terdapat banyak property yang seperti tidak terpakai.
"Nea, kenapa tak pernah memberi kabar?" Kak Nana menelfon.
"Maaf Kak, akhir akhir ini aku jarang memegang telfon" jawabku.
"Bagaimana lukamu? Sudah sembuh?" Tanya Kak Nana lagi.
"Sudah Kak. Aku sudah sehat," jawabku penuh semangat.
"Coba tebak kakak sekarang dimana dan dengan siapa?" Kata Kak Nana sambil sedikit tertawa.
Mode telfon Kak Nana beralih ke video call. Nampak Kak Nana sedang ada dimobil bersama Kim Tan, dan tepat di bangku belakang aku melihat seorang wanita yang sangat ingin ku peluk, ibu.
" Kakak dan ibu ke Korea? Kalian dimana?" Aku tak sabar.
"Nea kau dimana? Apakah di apartement?" Tanya Kim Tan yang sedang mengemudi.
"Aku sedang di bighit," jawabku singkat.
"Kita bertemu di coffeshop seberangnya ya, sampai jumpa," kata Kim Tan.*
Aku berlari sekencang mungkin menuju luar gedung bighit. Coffe shop seberang jalan gedung bighit, aku menunggu ibu dan Kak Nana. Sudah satu bulan aku tidak bertemu mereka.
Aku duduk di dalam coffee shop, memilih bangku yang bisa untuk duduk empat orang.
10 menit kemudian, Kim Tan masuk coffee shop bersama Kak Nana dan ibuku.
Aku berlari menghampiri mereka, ku peluk ibuku erat. Kami menangis bersama. Kak Nana menepuk nepuk bahuku sambil menahan tangis."Bagaimana keadaanmu Nea? Kau baik baik saja?" Tanya ibuku.
"Aku baik baik saja ibu. Ibu bagaimana bisa sampai Korea?" Kataku sambil menggenggam tangannya.
"Ayahmu sedang keluar kota 1 minggu. Jadi ibu diam diam mengajak Nana kesini. Hanya bisa 3 hari," kata ibu sambil mengusap kepalaku.
Aku mengangguk mengerti. Sebenarnya aku juga merindukan ayahku, tapi kami saling mengerti untuk tidak membahas ayah di pertemuan kami."Nea sedang apa kamu di bighit? Bagaimana kamu bisa masuk? Bukankan tidak bisa masuk sembarangan?" Tanya Kak Nana.
Mendengar pertanyaan itu, Kim Tan terperanjat dan sedikit menggelengkan kepalanya mengisyaratkan untukku tidak memberi tau jawaban yang sebenarnya.
"Aku hanya berkeliling di sekitarnya kak," jawabku terbata bata.
"Nea, bagaimana kalau malam ini kau tinggal bersama kami di rumah Kim Tan?" Tanya ibuku.
"Sepertinya tidak bisa, bibi. Nea bilang sedang riset di sekitar sini m. Benar kan Nea?" Kim Tan mendahului jawabanku.
Aku sangat paham dengan yang dilakukan Kim Tan. Pasti dia tidak ingin membuat Suga dalam masalah. Dengan menyebut nama BTS tidak bisa dipungkiri akan menjadikan semua makin rumit.Tak terasa obrolan kami hari itu berlangsung berjam jam hingga sore hari. Jam menunjukkan pukul 17.30 tapi aku tak memperhatikannya sama sekali.
Kriiiiiiing.......
Bunyi telfon Kim Tan berbunyi.
Raut wajahnya panik.
"Iya sedang bersamaku. Baik baik...." Kim Tan terbata bata menjawab telfon itu
"Nea, apa tidak sebaiknya kamu melanjutkan pekerjaanmu? Biar ibu dan Nana bisa istirahat di rumahku," kata Kim Tan seperti terburu buru.
Aku baru menyadari hari mulai gelap. Setelah mobil Kim Tan pergi, aku berlari kencang menuju ke studio latihan BTS di gedung bighit lagi.
Nafasku terengah engah saat membuka pintunya. Para member sedang duduk langsung menatapku yang kelelahan.
Suga beranjak dari duduknya,
" APA SUSAHNYA MENURUTI KATA KATAKU? TADI KU BILANG JANGAN KELUAR!" Teriak Suga tepat di depan wajahku dengan wajah mendidih.
Tanpa ku sadari air mataku meleleh membasahi pipiku, "aku hanya merindukan ibuku,"
Aku membalikkan badanku dan pergi ke luar studio."Hyung kau keterlaluan!" Teriak Taehyung sambil mengikutiku keluar studio.
*
"Nea, tunggu!" Teriak Taehyung.
"Maafkan Suga ya," tambahnya.Tangan Taehyung hendak mengusap air mataku yang masih mengalir deras. Tiba tiba Suga datang dan menepis tangan Taehyung.
"Singkirkan tanganmu," katanya datar sambil menggandengku menuju mobil untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyelamat | SUGA BTS
FanfictionCerita fiksi tentang seorang gadis yang ditemukan dan diselamatkan suga